Olivia memejamkan matanya erat-erat, air matanya mengalir deras tak tertahan. Dia tidak tahu kejadiannya seperti itu, membuatnya yang mendengar tersiksa sedemikian rupa. Dia anak dan kakak seperti apa sampai membuat ibunya yang sedang sakit parah dan adiknya menderita di sana.
Olivia mengusap air matanya. Dia tidak mau terlihat lemah oleh William, tapi sudah terlanjur basah. Dia berusaha menegarkan hatinya karena apa yang sedang dia lakukan di Ibu Kota juga demi ibunya, meski tidak akan selalu ada di sampingnya.
Dengan kedua mata merah bengkak, Olivia berkata, "Jadi, kamu yang membiayai operasi Ibu? Aku harus menggantinya bagaimana?" tanyanya.
William mengambil tisu dan mengusap air mata di pipi Olivia dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Kesedihan seperti ini yang selalu aku rasakan setiap kali kamu menatapku penuh kebencian," ujar William sambil meraih wajah Olivia.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com