webnovel

Kamu Ingin Aku Melepaskannya?

Editor: Wave Literature

Ye Fei merasa dadanya begitu sesak. Mungkinkah orang ini tahu bahwa aku tadi mengambil foto? batinnya. Namun, ia tetap berpura-pura tidak tahu. "Aku tidak tahu apa yang Tuan Su maksud?" tanya Ye Fei. Ia menggigit bibirnya sambil menatap Su Mohan. Mata yang seperti mata kucing kini berkaca-kaca hingga tampak agak berkilau seperti permata. 

Su Mohan tidak bisa menahan tawanya saat menatap mata Ye Fei yang jernih. "Keahlian aktingmu benar-benar bagus!" cibirnya. Jika bukan karena ia telah melihat video rekaman kamera pengawas dengan mata kepalanya sendiri, mungkin sekarang ia akan berpikir bahwa dirinya yang salah.

"Apa yang sebenarnya ingin Tuan Su katakan?"

Kesabaran Su Mohan mulai habis. Wanita pemberani ini tidak hanya berani mengambil fotonya secara diam-diam, tapi juga berusaha membodohinya seperti seorang idiot. Bagus, sangat bagus! batinnya dengan geram.

Su Mohan membuka tirai bergaya Eropa yang menghalangi cahaya dan menekan tombol di dinding dengan marah. Kemudian, jendela besar yang tertutup perlahan terbuka dan angin dari luar jendela seketika masuk hingga membuat tirai itu terbang ke sembarang arah. Rambut Ye Fei beterbangan dan mengenai wajahnya. Angin dingin juga membuatnya sedikit kedinginan, tapi angin itu tidak lebih dingin dari perasaan dingin yang membuat hatinya bergetar.

Tanpa menunggu reaksi Ye Fei, Su Mohan mengangkat tubuh Ye Fei dan menyeretnya hingga tubuhnya nyaris keluar dari jendela. Angin yang berderu menampar pipi Ye Fei dan suhu dingin dari ketinggian dua puluh delapan lantai seketika membangunkannya. Ia menarik pergelangan tangan Su Mohan erat-erat dengan satu tangan. Ia begitu ketakutan sampai kukunya yang terawat menancap di tangan pria itu.

Ye Fei melihat ke bawah dan wajahnya seketika memucat. Ia tahu bahwa jika ia jatuh dari ketinggian ini, tubuhnya pasti akan menjadi hancur berantakan. "Su Mohan... Kamu sudah gila, ya?!"

Su Mohan berdiri di dekat jendela dengan senyum dingin. Lalu, ia menatap Ye Fei yang ketakutan setengah mati karena sebagian tubuhnya didorong keluar. "Takut?"

Ye Fei mengerutkan bibirnya dan ingin mengatakan bahwa ia tidak takut. Namun, setelah melihat ketinggian dua puluh delapan lantai, ia jadi tidak bisa mengatakan dua kata itu. Ia hanya bisa menangis dan berkata, "Tuan Su, aku takut…"

Su Mohan masih tertawa. "Kamu ingin aku melepaskannya?"

Tanpa Ye Fei sadari, ia refleks memegang tangan Su Mohan lebih erat dan langsung menjawab, "Jangan!"

Su Mohan mengerutkan kening dan menatap pergelangan tangannya. "Sekarang, sudah takut dan sudah mengerti bahwa semua sudah terlambat?"

Ye Fei teringat akan foto-foto di ponselnya dan ia mulai merasa sedikit bersemangat. Wajah kecilnya yang tadinya berkerut karena panik mendadak dihiasi senyum yang aneh.

Wajah Su Mohan menjadi semakin suram saat ia melihat perubahan ekspresi di wajah cantik Ye Fei dan wanita itu bergetar karena ia tertawa di udara, "Apa yang kamu tertawakan?"

"Apakah Tuan Su benar-benar tidak kenal ampun?" tanya Ye Fei, namun Su Mohan menutup mulutnya dan memilih bungkam. "Jika aku mati, foto-foto Tuan Su saat mandi pasti akan tersebar ke seluruh negeri besok!"

Tatapan gila Ye Fei penuh dengan sentuhan paranoia. Tentu saja. Jika ia mati, ia pasti akan merusak reputasi Su Mohan.

Lengan Su Mohan mulai dipenuhi dengan otot yang tampak membiru. Ia langsung menahan keinginannya untuk melempar wanita itu, lalu menarik pikiran itu dari kepalanya dan segera menguburnya di dasar hati. Ia pun bertanya pelan, "Apa kamu mengancamku?"

"Mana berani aku mengancam Tuan Su? Aku hanya berharap Tuan Su bisa memberiku kesempatan," Ye Fei memohon dengan lembut.

Butiran-butiran keringat halus mulai tampak di ujung hidung Ye Fei. Su Fei melihat wajah Ye Fei yang pucat, tapi masih berani tawar-menawar dengannya. Ia pun tertawa dingin sebelum menarik Ye Fei kembali dan membiarkan wanita pemberani itu tergeletak di lantai. Ye Fei terengah-engah, lalu bergidik saat melihat kakinya sendiri yang tak beralas dan sekujur tubuhnya yang berkeringat. Setidaknya, iia tahu bahwa ia menang...

Su Mohan memainkan rambut halus Ye Fei dengan santan dan mengingat nama wanita itu untuk pertama kalinya. "Ye Fei, mungkin sekarang aku tidak bisa membunuhmu. Tapi, percaya atau tidak, aku punya 10.000 cara untuk membuat hidupmu lebih buruk daripada mati."