webnovel

MASIH

"Lagian semua orang berhak punya masa lalu kan? Berhak buat bahagia di waktu tertentu dengan orang tertentu yang menurutnya baik saat itu" Ucap Rezka. "Perihal sampai kapan mereka bahagia, itu keputusan mereka saat kenyataan mengkoyak keadaan untuk memaksa berpisah. Bisa atau engga mereka saling mempertahankan" Lanjut Rezka dengan tatap yang hanya menuju pada langit yang begitu biru, sembari duduk santai tanpa melirik sedikitpun kepada Daniel yang tepat duduk di sebelahnya. Daniel menoleh mendengar pernyataan tadi, menatap Rezka yang masih dengan tatapannya yang tertuju pada langit. Dari patah hati yang akan terjadi dalam sebuah hubungan itu adalah pasti, baik terjadi karna pertengkaran, salah paham, bahkan perselingkuhan. Selanjutnya, berpisah atau tidaak itu adalah pilihan, siapkah untuk memperbaiki yang ada atau memilih istirahat dan berpisah untuk tidak kembali terluka. Kita tidak bisa menyalahkan siapa yang membuat kesalahan, tidak bisa menyalahkan siapa yang meninggalkan, menyalahkan siapa yang memberikan luka, sebab kita tetap ada dalam posisi salah karna kita telah mengambil keputusan untuk berani memberikan perasaan, dan itu adalah keputusan sejak awal yang pasti memiliki konsekuensi. . . . "Cinta itu hidup, kaya kita ini. Dia bergerak, dia bisa egois, dia bisa jujur, dia bisa bohong, dia bisa ikhlas, dan dia bisa berjuang" "Gue mau cinta gue saat ini mulai bergerak, meski gue tau sulit banget buat lupain Rima. Tapi sekarang gue lagi ngajarin Cinta gue buat ga egois yang harus terus memiliki apa yang dia mau, gue mau ikhlas, gue mau akhirnya cinta gue bisa jujur ke Rezka, gue mau merjuangin dia" Lanjut Daniel

Hendar_Hendarsyah · Adolescente
Classificações insuficientes
7 Chs

Rezka Dwi Ayu

Terlihat sudah lebih dari 30 menit perempuan itu masih berdiri didepan sekolah, seperti sedang menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Perempuan yang sedang menggunakan seragam SMA itu mengusap keningnya yang mulai merasa gerah karna sedikit panasnya matahari.

"Masih nunggu yang jemput?" Tanya Daniel yang tidak sengaja melihat Rezka sedang berdiri dan terlihat bosan menunggu.

Rezka hanya menoleh dan menganggukan kepalanya.

"Gue anterin aja yu, kan udah tau juga rumah lo"

Rezka melangkahkan kakinya mendekati Daniel "Emang Cewe kamu kemana?" Tanya Rezka yang biasanya memang selalu melihat Daniel mengantarkan Ines

Daniel sempat bingung "Oooh Ines, dia balik sendirian, ada tugas kelompokan dulu yang mau langsung dikerjain ceritanya"

"Ines sahabat gue, bukan pacar" Jelas Daniel melanjutkan pembicaraannya

"Aman kan ini?" Tanya Rezka sembari mulai menaiki motor.

"Paling gue culik dulu bentaran"

Akhirnya mereka berangkat, pernyataan Daniel ternyata tidak berbohong, ia mengajak Rezka untuk ikut nongkrong di warung Mang supri yang biasanya dulu dijadikan basecamp anak anak motornya. Tentu hal tersebut membuat Rezka mengkerutkan keningnya, kaget tapi tidak merasa di tipu, sebab sebelumnya Daniel bilang untuk menculiknya sebentar, meski sebenarnya saat itu Rezka hanya menganggap bahwa itu hanya sebuah candaan.

"Nih" Jawab Daniel memberikan minuman kepada Rezka yang tengah duduk kaku sebab ia sedang berada dalam lingkungan yang samasekali satu orangpun tidak ia kenal.

"Gausa takut, mereka baik baik ko" Obrol Daniel sembari ikut duduk di samping Rezka.

"Gue gabisa lama, pengen pulang" Obrol Rezka sebab merasa tidak nyaman dengan suasana yang ada.

Daniel menoleh, memperhatikan beberapa detik wajah Rezka yang begitu indah tapi terlihat tidak betah.

"Oke, bentar ya" Jawab Daniel sembari beranjak pergi untuk membayar minumannya terlebih dahulu.

"Lu hebat, bisa ngebuat temen gue kembali normal berani deketin cewe lagi kaya gitu" Ujar Rangga terhadap Rezka saat Daniel masih mengobrol dengan Mang Supri.

Rezka hanya merespon dengan tatap bingung dari pernyataan Rangga.

"Ayo" Ajak Daniel terhadap Rezka sembari berjalan keluar warung.

Rezka tidak menjawab apapun, ia hanya tersenyum dan beranjak mengikuti langkah Daniel. Di perjalanan Daniel mencoba mengajak Rezka berbicara, menceritakan Mang Supri yang katanya dulu ia adalah seorang pilot, pilot merpati tepatnya. Tidak sengaja saat di lampu merah Daniel melihat penjual buku untuk anak anak, lalu ia menepi dan menghampiri penjual itu dan membeli dua buku tebak gambar.

"Gue sobek kertas jawabannya, dan lo isi ya, besok gue periksa" Obrol Daniel sembari memberikan salah satu buku yang telah Daniel sobek kertas jawaban yang ada dibagian paling belakang buku.

"Ini kertas jawaban buku gue, besok lu juga koreksi punya gue" Lanjut Daniel sembari memberikan kertas jawaban bagian Daniel.

Rezka hanya diam dan merasa aneh dengan kelakuan Daniel, diluar nalar Rezka yang melihat Daniel selama ini begitu dingin terhadap perempuan, ternyata bisa melakukan hal yang tidak diduga seperti saat itu.

"Yang paling banyak salah tlaktir makan di kantin" Lanjut Daniel mengingatkan ada konsekuensi dibalik pengerjaan buku tebak gambar itu.

"Oke" Jawab Rezka tersenyum.

"Makasih mang, udah ngasih jalan" Obrol Daniel sembari langsung menjalankan motornya.

Sesampainya di rumah Rezka, Daniel sempat ditawari untuk mampir sebentar, hanya saat itu Daniel harus segera kembali ke warung Mang Supri. Wajar saja, sudah lama juga ia tidak kesana. Rezka pun berjalan masuk menuju gerbang rumahnya, tepat didepan pintu ia melihat Ayahnya sedang duduk membaca Koran, nampaknya memang sengaja tidak menjemput karena satu alasan.

"Ka, maafin Papah ya tadi ban mobilnya bocor" Obrol Deni mencoba menjelaskan terhadap anak sulungnya itu.

Rezka tersenyum memaafkan "Enggapapa ko Pah, lagian aku tadi pulang sama temen" Jawab Rezka mencoba untuk membuat Papahnya tidak merasa bersalah.

"Temen atau temeeeen" Jawab Deni mencoba menyelidik sebab ia sempat melihat Daniel didepan rumah.

"Temen" Jawab Rezka singkat karena malas jika harus memperpanjang pembahasan mengenai Daniel yang memang kenyataannya hanya sebatas teman.

"Eeeeh anak mamah udah pulang" Sambut Mila sembari membawa segelas kopi yang nampaknya akan diberikan kepada Deni.

"Iya mah" Jawab Rezka tersenyum dan melanjutkan langkahnya untuk masuk kamar.

"Jangan lupa langsung mandi Kaaa" Terdengar suara Mila mengingatkan saat Rezka telah di kamar, sebab memang kamar Rezka berada di lantai atas yang tentu membuat Mila perlu sedikit berteriak untuk mengingatkan anaknya.

Setelah selesai mandi, seperti biasanya Rezka selalu langsung mengulas pembelajaran yang dibahas di sekolah. Hal itu biasanya dilakukan hingga menjelang Adzan Magrib, dengan ditemani cemilan dan minuman coklat kesukaannya ia selalu semangat dalam belajar.

"Tok tok tok" Suara pintu kamar Rezka

"Kaa" Panggil Mila

"Masuk maah" Jawab Rezka

"Jangan lupa solat" Ingat Mila sembari memasuki kamar Rezka dengan gerak bola matanya yang seakan tengah memeriksa keadaan sekeliling kamar yang selalu rapih dan estetik.

"Ini apa? Buku tebak gambar?" Tanya Mila penasaran sembari mengambilnya dari kasur Rezka.

"Eh" Jawab Rezka kaget sembari langsung merebutnya dari Mila dan salah tingkah.

Mila menilik heran terhadap sikap Rezka "Aaaah buku dari siapa itu?" Tanya Mila masih dengan tatapan menyelidik curiga

"Eng- temen mah" Jawab Rezka dengan senyuman yang masih salting dan terlihat aneh

"Ngasih ko buku tebak gambar, martabak ke gitu bilangin" Jawab Mila sembari berjalan keluar kamar dengan nada yang meledek.

"iiih mamah apaan si" Jawab Rezka malu

"Solat" Ingat kembali Mila terhadap Rezka

Milapun melangkah pergi bermaksud turun tangga dan pergi dari kamar Rezka.

"Cieee" Lanjut Mila tiba tiba kembali muncul hanya bagian kepalanya saja yang terlihat jika dari arah kamar Rezka sebab sebagian terhalang tembok dengan tatapan masih meledek.

"Mamaaaaaah" Jawab Rezka kesal dan merasa malu.

Mila pun beranjak pergi dari kamar Rezka sembari lari kecil bermaksud kabur dari kawasan kamar anaknya itu.

Setelah solat selesai, Rezka melirik buku tebak gambar yang Daniel berikan siang tadi. Ia mencoba membuka buka buku itu dan membuatnya tertawa merasa lucu dan konyol jika mengingat tingkah Daniel saat itu. Dengan semangat akhirnya Rezka mengisi buku itu, beberapa ada tebakan yang begitu sulit di jawab, namun akhirnya semua tebakan itu berhasil di isi dalam waktu beberapa jam.

***

Pagi begitu cerah, secarah hati Rezka yang seperti biasanya. Alarm membangunkannya dan membuatnya bergegas langsung siap siap untuk pergi berangkat sekolah. Terlihat Mila tengah sibuk menyiapkan sarapan saat langkah kaki Rezka tengah melangkah turun di anak tangga menuju ruang makan keluarganya.

"Pagii maah, pagi Paah" Sapa Rezka begitu riang.

"Hai, pagi kesayangan mamah" Jawab Mila

Deni hanya membalas tersenyum sembari masih dengan mengunyah roti yang tersedia di atas meja makan.

Setelah selesai sarapan Rezka pun langsung menyalami Mila dan bergegas berangkat diantar Deni seperti biasanya.

"Hati hati" Obrol Mila di depan pintu sembari memperhatikan kepergian mereka.

Di perjalanan berangkat sekolah suasana dalam mobil pasti selalu dihangati dengan suasana lagu lagu klasik kesukaan Deni, bahkan Rezka sampai tahu beberapa lagu lama karena hampir setiap hari Deni memutar lagu yang sama.

"Aku masuk ya Pah" Obrol Rezka sesampainya di sekolah sembari menyalami Deni.

"Belajar yang bener ya" Jawab Deni dengan di iringi senyuman.

Setelah sampai di depan kelas XII IPA 1 Rezka melihat Daniel yang nampaknya telah beberapa menit menunggu kedatangannya.

"Hai" Sapa Daniel

"Hai" Jawab Rezka

"Oh iya, nih hasil jawaban gue, jam istirahat gue kesini ya" Obrol Daniel.

"Oke, ini punya aku" Jawab Rezka sembari memberikan buku tebak gambarnya.

Percakapan singkat itu menjadi pusat perhatian siswa siswi yang ada, bahkan beberapa siswa dan siswi dengan sengaja melihat mereka dari balik jendela.

"Rezkaaaa" Teriak Bella hewir setelah melihat percakapan tadi.

"Gue gasalah liat kan?" Tanya sahabatnya itu masih tidak percaya.

"Apa?"

"Tadi lo tukeran buku sama Adek kelas terkece ituuu" Jawab Bella antusias.

"Terus?"

"Aaaaah gue iri pokonya, ko bisa?" Tanya Bella.

"Eh" Respon Rezka saat buku tebak gambarnya di ambil Bella.

"Tebak gambar?" Obrol Bella heran sembari memberikan tatapan penasaran kepada Rezka.

"Sini ah, gue mau koreksi jawabannya dia" Jawab Rezka sembari merebut kembali buku itu dari Bella.

"Hah? Apa? Koreksi?"

"Berisik ih" Jawab Rezka sembari menyimpan tasnya di atas bangku dan langsung duduk bersama sahabatnya Bella sekaligus teman sebangkunya.

Di tengah pembelajaran berlangsung, konsentrasi Rezka kini terbagi menjadi dua, membaca jawaban jawaban hasil tebak gambar Daniel serta materi yang disampaikan oleh guru.

"Rezka woy" Tegur Bella yang saat itu melihat Rezka tengah tertawa kecil di saat pembelajaran sedang berlangsung.

"Kamu liat deh, di soal tebak gambar ini jelas banget harusnya merpati terbang, lah jawaban Daniel jadi merpati kayang, kayangnya darimana ini" Jawab Rezka pelan sembari masih tertawa kecil.

"Lucu si, tapi perasaan takut gue lebih besar daripada harus tertawa disaat jam pembalajaran si kiler ini" Bisik Bella menjawab dengan wajah cemas.

Rezka pun akhirnya kembali fokus setelah semua jawaban ia koreksi, di tambah lagi ia juga merasa cemas tercyduk guru killer jika diteruskan tertawa karena jawaban jawaban lucu dari Daniel.

"Ka lu mau ke kantin ga?" Tanya Bella setelah jam pembelajaran diakhiri oleh bel istiahat.

Rezka hanya menganggukan kepala sebagai jawaban Ya

Akhirnya Bella dan Rezka pergi ke kantin berdua, seperti biasanya, lorong kantin selalu ramai dan hampir saling berhimpitan oleh keramaian. Awal awal Rezka selalu malas pergi ke kantin, karena ia tidak suka dengan suasananya. Namun berbeda setelah beberapa bulan terakhir, ia menjadi biasa saja pergi ke kantin, karena menurutnya ia harus punya banyak kenangan sebelum ia lulus dari sekolah tercintanya.

"Gue ke kelas duluan ya Ka" Obrol Bella ketika melihat Daniel yang sudah ada duduk di sebelahnya.

Rezka tidak menjawab apapun, ia hanya bingung dan sedikit grogi.

"Mau ngasih hasil tebak gambar lo" Ucap Daniel memulai percakapan

"Ee- oh iya, ini punya kamu" Jawab Rezka

"Gimana banyak yang bener?"

"Sepuluh dari lima puluh dan ga ada merpati kayang" Jawab Rezka sembari menahan tawa

"Berhasil"

"Hah? Maksudnya?" Tanya Rezka kebingungan

"Gue buat lo ketawa tadi, karna sekarang aja lo keliatan nahan nahan gitu"

Rezka bingung, ia seperti yang kepergok melakukan hal yang memalukan. Ini benar benar membuatnya kikuk tak berdaya, entah harus bagaimana, harusnya Daniel tidak mengetahui hal itu, itu yang diharapkan Rezka.

"Gaperlu malu dan gausah jawab apapun. Jawaban lo hampir bener semua"

"Nanti kalo mau pulang bareng gue tungguin deket parkiran ya" Lanjut Daniel sembari beranjak dari duduknya untuk pergi bergabung dengan teman temannya.

***

"Jadi ga pulang bareng Rezka?" Tanya Ines saat Daniel bergabung dengan yang lainnya yang masih di kantin dan tidak terlalu jauh dari tempat duduk Rezka tadi.

"Gatau, nanti kalo jadi lo bareng Ajay ya" Jawab Daniel

"Nah iya betul" Respon Ajay sangat setuju dengan keputusan Daniel

"Modus gue timpuk ya pas lagi ngebonceng nanti" Jawab Ines sembari menunjukan botol yang sedang ia genggam.

"Kan belum pasti juga dia mau Nes" Obrol Daniel sembari merangkul Ines

"70% gue kira mau" Jawab Ines percaya diri.

"Amin" Respon Ajay berteriak dengan posisi menengadahkan kedua tangan layaknya sedang berdoa.

"Amin lo punya maksud lain bangsat" Respon Rangga dengan memukulkan botol mineral ke kepala Ajay.

Suara bel tanda selesainya pembelajaran mengintruksikan mereka untuk segera berhenti berbincang lebih lama di kantin, semuanya langsung segera pergi ke kelas saat sebelum dering bel berhenti.