webnovel

Maaf, Pak!

Autor: Lemon_lee
Adolescente
Contínuo · 66.2K Modos de exibição
  • 23 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • NO.200+
    APOIO
Sinopse

Mia itu seorang mahasiswi baru di sebuah universitas ternama, jurusan yang dia ambil adalah pertanian, tapi dia lulusan SMK jurusan Tata Busana. Yang namanya berada di dunia baru, tentulah Mia membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, apalagi melihat latar belakang pendidikan sebelumnya. Mata kuliah yang berbeda dari bidang yang ia geluti sebelumnya, membuatnya merasa keteteran saat diberi tugas oleh para dosen. Ia merasa frustasi saat semua tugas berkejaran untuk minta segera diselesaikan. Ia pingin ke luar aja! Tapi... Itu semua cuma angan semata, apalagi saat mereka kedatangan dosen baru yang terkenal akan ke-killer-annya. Dosen tersebut berhasil menggagalkan keinginan Mia untuk berhenti kuliah. Bagaimana bisa? Start: 25 November 2020

Tags
3 tags
Chapter 1A

Seorang pria dewasa menatap gadis di depannya dengan mata elangnya. Jarak mereka cukup dekat, hanya berbataskan sebuah meja di antara keduanya. Ia menopang dagunya dengan kedua tangannya, mengamati pergerakan gadis itu.

"M-maaf, Pak," cicit gadis itu pelan.

"Kenapa minta maaf? Memangnya kamu punya kesalahan sama saya?"

Gadis itu semakin gelisah di kursinya. Ia merutuki keberaniannya yang menguap entah ke mana saat berhadapan dengan pria di depannya ini.

'Seharusnya gue udah menikmati mielung di kantin,' batin gadis itu, menyesali keberadaannya yang malah berakhir di ruang dosen.

Jadi ceritanya, tadi pagi ia terpilih sebagai koordinator kelas di mata kuliah Kimia Dasar. Tentu saja bukan dirinya sendiri yang menyalonkan, tapi berdasarkan pada 'voting' anak-anak sekelasnya. Katanya dia itu tegas, pemberani, dan punya jiwa kepemimpinan yang kuat. 'Alasan doang itu! Yang bener adalah, nggak ada yang mau jadi koordinator kelas karena sebelas duabelas dengan kacung!' teriaknya tak terima. Tentu saja hanya dalam hati.

"Kalau kamu cuma mau diam saja lebih baik kembali ke kelas. Saya masih ada kerjaan lain," ucap dosen pria tersebut saat mendapati keterdiaman mahasiswinya.

"Eng... Saya Dwi Arumia, Pak."

"Lalu?"

Dosen tersebut menatap tak sabar pada mahasiswi tersebut. Jari-jemarinya tak bisa diam, bergerak mengetuk-ngetuk meja kaca yang berantakan dengan modul dan kertas-kertas hasil kuis dadakan.

Kok bisa tau? Ya karena kelasnya tadi baru saja diadakan kuis dadakan, dan nggak ada kelas sebelumnya lagi karena sekarang baru masuk jam mata kuliah ke dua.

"Koordinator kelas yang tadi."

Dosen tersebut menganggukkan kepalanya. "Oh, iya. Jadi ada perlu apa?"

Gadis tersebut tercengang tak percaya, "tadi Bapak nyuruh koordinator kelas buat ke ruangan Bapak. Makanya saya menemui Bapak."

"Duh! Saya lupa," ucapnya sambil mengusapkan kedua tangannya ke wajah tampannya.

Tampan?

Iya, dosen itu tampan, mapan, dan tentunya masih muda. Wajar kalau dia menjadi dosen muda idola di fakultas, atau bahkan di universitas. Namun sayangnya dia killer!

Dari desas-desus yang beredar, tak sedikit mahasiswa yang mengulang di mata kuliah yang beliau ampu. Baik mahasiswa lama ataupun baru, pasti ada saja yang mengulang di semester selanjutnya.

Beliau terkenal di kalangan mahasiswi akan penampilan fisik dan kecerdasannya, namun terkenal angker di mata para mahasiswa. Salah dikit, langsung auto C di KHS (Kartu Hasil Studi) nanti. Keterlambatan dikiiiit aja, diomonginnya sampai jam kuliah berakhir, bersambung ke pertemuan selanjutnya.

"Bentar," dosen tersebut beranjak dari kursinya, meninggalkan sang mahasiswi melongo di mejanya.

Asli, ini dia ditinggal sendirian, plonga-plongo di ruang dosen?! Seriously?!

Berbagai umpatan tak mampu ia bendung lagi. Tapi masih di dalam hati. Nanti! Ia berjanji, nanti akan ia ke luarkan semua sumpah serapah yang ditahannya ini. Jadi, harap bersabar para readers.

"Kamu perbanyak artikel ini."

Sebuah artikel bertengger manis di depannya. Dari judulnya, okeee... Full English! Siap-siap nerima umpatan tambahan!

"Kok bahasa Inggris semua, Pak? Yang bahasa Indonesia aja nggak ada?"

Dosen tersebut menatap mahasiswinya tajam, tak percaya dengan kalimat yang dilontarkan olehnya. "Kok kamu ngatur saya? Dosennya itu saya, apa kamu?"

"Maaf, Pak.."

"Atau mau saya tambahi lagi? Biar makin pinter kalian?"

"Eh! Nggak usah, Pak. Ini udah lebih dari cukup. Terimakasih," ucapnya terburu-buru. Takut ditambah lagi artikelnya, kan bisa ngebul otaknya nanti?

"Ya sudah, kamu bisa balik ke kelas. Jangan lupa dibaca, minggu depan saya buat kuis dari artikel itu."

"Baik, Pak. Permisi..."

"Tunggu!" mahasiswi tersebut urung bangkit dari kursinya, menunggu kalimat sang dosen selanjutnya. "Artikelnya beneran dibaca, jangan cuma dibawa aja pas jam saya, apalagi dibuat bantal tidur."

Asssem!!! Masih aja dibahas lagi??? Itu kejadian udah berminggu-minggu yang lalu lhoh... Masih aja diingetin, Pak!

"Baik, Pak. Permisi..."

Mari kita lanjutkan permisuhan di luar ruang dosen.

Yakin, makin tambah gondok sama dosen itu. Usia muda nggak menjamin dia bakalan baik juga ke mahasiswa, yang ada malah tambah semena-mena.

Kayak yang udah dipaparkan sebelumnya, jadi Mia adalah korban kenyinyiran beliau di minggu ke dua perkuliahan. Di perkuliahan beliau, Mia malah ketiduran di kelas berlambarkan artikel minggu lalu!

Langsunglah dapet siraman rohani dari awal sampai akhir perkuliahan, berlanjut di pertemuan selanjutnya. Dan sampai sekarang udah masuk minggu ke empat belas pertemuan masih aja diungkit-ungkit.

Rasanya pingin nantangin Si Bapak masak aja, deh! Yakin!

"Gimana, Mi?" teman-temannya langsung menyerbu saat Mia ke luar dari ruang dosen. "Dapet apalagi di dalem?"

"Nih! Hadiah buat kita," Mia mengangsurkan artikel full english tadi ke hadapan teman-temannya.

Kerumunan langsung tercipta, berlomba-lomba mengobati jiwa keponya akan lembaran tersebut. "Anjir!!!" Umpatan berjamaah langsung menguar, setelahnya kerumunan langsung bubar. Meninggalkan lembaran artikel full english yang udah kumal bentukannya.

"Astaga!!! Ini kenapa jadi lecek banget?! Dasar tangan-tangan kotor kalian! Siapa yang mau fotokopi?"

"Ya kamu, lah!"

"Yang translate?"

"Sekalian aja kenapa, sih? Kan situ yang jadi koordinatornya. Baik dikit sama anak buah.."

Astagaaa... Temen lucknut ya kalian ini.

"Beneran dijadiin kacung gue. Mana duitnya? Iurannya dinaikin, buat ongkos jalan gue!"

Kalau punya temen lucknut, kita juga kudu pinter-pinteran buat manfaatin mereka! Mereka seenaknya ke kita, balas jangan kasih kendor!

"By the way, Si Bapak makin ke sini makin makin cakep. Tapi sayang, kadar killernya juga makin nambah! Nggak ada pawangnya kali, ya?"

"Tau! Situ aja sana yang daftar, siapa tau lolos," cetus Mia menggebu. Ia masih dongkol sama dosen satu itu.

"Nggak deh, aku nggak mau nikung temen sendiri soalnya."

"Maksudnya? Emang ada yang lagi naksir Si Bapak?" tanya Mia heran. Perasaan nggak ada kabar kalau salah satu temennya naksir Si Bapak.

Kalau sampai ada kabar, bakalan jadi trending topik pastinya. Secara, dosen yang terkenal killer kalau ada yang berani deketin ya punya 3 kemungkinan, orangnya emang cinta banget, nggak punya pilihan lain, atau modal nekat karena kena dare di permainan ToD.

"Kamu belum denger kabar??"

What?? Jadi beneran? Sujud syukur kalau emang bener kabar itu.

"Apaan sih?" tanya Mia tak sabaran.

"Katanya Si Bapak sering merhatiin cewek."

"Siapa???"

"Dari fakultas kita, dan sering banget ke luar-masuk ruang dosen."

"Beneran? Yang mana sih, orangnya??"

Semua tatapan mata langsung tertuju ke arahnya. Mia yang bingung pun mengutarakan ketidaktahuannya, "kenapa? Ada yang salah sama gua?"

"Pingin tau siapa pawang Si Bapak?"

Mia mengangguk antusias. Asli! Penasaran banget siapa orangnya! Pingin dia komporin tuh cewek biar nggak mau sama Si Bapak yang killernya udah di atas rata-rata.

"Dia adalah..."

Jengjengjeng... Teman-temannya langsung riuh, memperagakan suara-suara heboh yang menegangkan, udah kayak di acara kompetisi nyanyi dangdut aja!

"Dia adalah..."

"Kalian ngapain?"

Suara berat yang khas itu mampu mengalihkan perhatian mereka. Perlahan, mereka menoleh ke sumber suara.

What the...

"Sejak kapan Bapak di situ???" tanya Mia heboh. Yang lainnya? Udah kehabisan nafas mereka.

.

.

.

.

.

To be continue

Você também pode gostar

SUAMI BUAH DENDAM

[18+] Terdapat part yang mengandung adegan dewasa. Lanjutkan membaca, karena bahasa yang digunakan cukup sopan untuk dinikmati. Prisyadila Aranasha. Siswi SMA Medika Kencana yang punya sifat yang susah ditebak, kebiasaan bolos yang melekat, tomboy, serta sulit menerima cowok. Namun, siapa sangka gadis yang terbilang badgirl itu malah menjadi incaran para Most Wanted SMA-nya. Keluarga yang berantakan sebab hadirnya orang ketiga membuat dirinya dendam pada kedua orang tua tirinya, sehingga ia ingin menghancurkan keluarga mereka dengan harapan keluarganya bisa kembali utuh seperti semula. Namun, perjalannya tidak mulus sebab dia malah suka pada saudara tirinya. Kembali dihantui dengan sebuah kejadian di mana dia ditinggalkan oleh orang yang sangat dia sayangi membuat daftar dendam dalam dirinya bertambah, ia ingin mengusut tuntas kasus kematian itu. “Nyawa harus dibyar dengan nyawa!” Fakta mengejutkan ia ketahui. Orang yang selama ini dia cari berada tepat di hadapannya, bahkan merupakan orang yang sedang dia sayangi. Memanfaatkan cinta yang sedang dia jalani untuk membalaskan sebuah dendamnya malah menjadi boomerang untuk dirinya. Cinta yang penuh dendam malah berubah menjadi cinta yang diselimuti oleh sebuah nafsu yang mendalam serta gairah yang membakar membuat rencana yang sudah tersusun rapi menjadi berantakan, ia harus menerima laki-laki yang seharusnya menjadi titik akhir dendamnya malah menyandang status sebagai suaminya. “Ternyata rencanaku begitu jauh dengan Takdir-Mu.” “Suamimu adalah buah dari dendam yang kau tanam.” Siapa laki-laki yang menjadi suami Prisya? Bagaimana Prisya membalaskan dendamnya dan kenapa dendam yang dia miliki berbuah suami? Semua pertanyaan itu akan terjawab di dalam cerita ini 'Suami Buah Dendam'.

Van_Pebriyan · Adolescente
5.0
444 Chs

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Adolescente
5.0
268 Chs

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Gostava
Mais recente

APOIO