webnovel

17. Kebun Stroberi

Di hari Minggu yang cerah ini, Pagi-pagi sekali Rino dan keluarganya sudah tiba di ladang untuk menanam bawang merah. Mereka langsung menuju pondok untuk istirahat sebentar, Perjalanan dari Rumah menuju ke ladang membutuhkan waktu 30 menit.

Selesai istirahat Rani disusul dengan Dani langsung pergi menanam bawang yang tempatnya tepat di depan pondok kecil mereka.

Randa "Bang, Ngapain pake baju besar kayak gitu" Ujar Randa tidak tahan, Melihat penampilan abangnya yang mirip seperti anak-anak. Dengan baju lengan pendek kebesaran dan celana training selutut membuat Rino nampak eeer... Imut mungkin, Ya walaupun wajahnya tidak ada manis-manisnya.

Rino "Abang sengaja pake baju besar biar gerakannya bebas dan tidak kaku" Jelasnya singkat, padat dan jelas tentunya. Mereka belum menyusul Rani, Masih asik duduk di pondok kecil itu.

Dani "Abang milip sama Dani, Baju Dani juga kebecalan" Sahutnya dari tempat kerja bunda mereka.

Rino "Ayo bantuin bunda" Sambil berdiri dan menarik tangan Randa menuju ke tempat bunda mereka.

Randa "Iya-iya Randa gak bakal lari kok bang, abang tenang aja" Rino terkekeh kecil mendengarnya.

Rino "Dani, Abang udah tangkap penjahatnya!" Serunya kepada Dani, mengisyarat dengan kedipan mata.

Dani mengerti, bahwa sekarang abangnya mengajak main polisi-polisian.

Dani "Dani cebagai polici akan beltanggung jawab kepada penjahat!" Ucapnya dengan membusungkan dada. Rino tertawa kemudian memegang kedua tangan Randa dan membawanya mendekat ke Dani, Randa pasrah-pasrah saja dijadikan penjahat. Rani hanya bisa tertawa geli melihat tingkah anak-anaknya kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Setelah puas bermain Mereka membantu Rani menanam bawang. Sesekali Randa akan iseng mengganggu Abang maupun adiknya. Tentu saja Dani tidak membantu sebab bocah kecil mana tahu menanam? Jadi ia hanya bermain dengan tanah, Sesekali akan memamerkan cacing yang ditemukannya di tanah kepada para abangnya dan juga bundanya.

Kebanyakan bumbu dapur yang di tanam oleh Rani sebab dengan begitu ia bisa menghemat pengeluaran dan bisa membeli kebutuhannya dan anak-anaknya.

Terkadang bila hasil panen banyak Rani akan menjualnya ke pemborong, Ia hanya tinggal ke pasar lalu menawarkan barangnya dengan harga terjangkau.

Tidak terasa mereka sudah menanam lebih dari setengah dari lahan. Di sela-sela pekerjaan mereka, Tiba-tiba Rani melihat bahwa cabe yang ditanamnya 6 bulan lalu buahnya sebagian sudah merah-merah.

Rani "Rin, Kamu berhenti saja, Ambil karung di Pondok terus ajak Randa metik cabe di sebelah sana, Buahnya sudah merah-merah, kalau banyak nanti kita bisa jual sama pak Ilham" Jelasnya.

Rino "Oke Bun, Ran kamu dengar kan? Sana ambil karung" Perintahnya, Randa hanya mengangguk dengan sedikit malas lalu beranjak menuju pondok. Setelahnya ia kembali lagi dengan sebuah karung beras 10 kg yang tentu saja kosong isinya.

Randa "Yang ini kan?" Ucapnya memastikan. Rino menganggukan kepalanya kemudian mereka pun pergi ke sebelah selatan kebun mereka untuk memetik cabe.

***

Mobil Toyota New Venturer berhenti di depan ladang stroberi besar. Darma, Riko, Lintang dan Dina turun dari mobil kemudian berjalan masuk ke dalam kebun stroberi itu.

Lintang mendongak, melihat betapa besar dan luasnya kebun milik Tantenya, Kemudian melangkahkan kakinya menyusul sepupu dan pamannya.

Setibanya mereka langsung di sambut ramah dari para pekerja di ladang itu, Lintang tidak menghiraukan sapaan-sapaan ramah itu, Ia langsung menuju tempat tantenya, nama Mulyani. Adik ipar Ayahnya itu terlihat belum menyadari kehadiran mereka, Masih asik dengan kegiatannya bercerita sambil memetik stroberi.

Pekerja yang bercerita dengan Mulyani juga menyadari kehadiran 4 orang penting itu, Tapi saat hendak memberitahu tiba-tiba Riko dan Dina mengisyaratkan agar pekerja itu tutup mulut. Saat ini posisi mama mereka sedang memunggungi mereka.

"DORRR!!!" Teriak Riko dan Dina bersamaan.

"ASTAGHFIRULLAH!! ANAK SETAN!" Pekik Mulyani mengumpat kepada dua anak laknatnya.

Dina "Berarti bapaknya iblis dong, Terus kita anak-anak iblis dan setan" Celetuk Dina diiringi tawa. Darma dan Mulyani hanya bisa menggelengkan kepalanya heran, Punya anak cuma dua tapi kelakuan mereka bikin pening kepala.

Mulyani "Kalian ini ngagetin aja! Gimana kalau mama serangan jantung?! Ntar papa kamu jadi duda!" Omelnya.

Riko "Gampang ma, papa kan masih muda tinggal cari aja cewek baru, gitu aja kok susah" Ucapnya santai.

"Ekhem!" Lintang berdehem, Enak saja dia kemari tapi tidak dihiraukan!

Akhirnya keempat orang di depannya menoleh kepadanya.

Mulyani "Loh ada Lintang toh, Maaf Tante gak liat kamu tadi"

Lintang "Gak apa Tante, namanya juga orang ganteng jadi saking bercahayanya sampe-sampe gak kelihatan" Bangganya.

Dani "Gik pipi Tinti, niminyi jigi iring ginting, Hueek!! Muka Lo mirip kuda!" Nyinyirnya dengan ekspresi sedikit jijik melihat betapa PDnya Si marga Wiranto ini.

Lintang "Iri bilang!" Balasnya.

Darma "Sudah-sudah, Sana kalian petik sendiri stroberinya, minta tempatnya sama lek Didi" Ujarnya menengahi.

Riko "Tapi Riko kesini bukan mau petik stroberi" Ucapnya tiba-tiba.

Mulyani "Pasti kamu mau ke ladang bundanya Rino kan?" Tebaknya dan Riko menganggukkan kepalanya.

Lintang "Rino? Emang tuh anak ada kebun?" Tanyanya.

Dina "Ada lah! Kemarin Tante Rani bilang katanya hari ini dia sama anak-anaknya mau nanam Bawang" Ungkap Dina.

Riko "Betul, makanya aku ikut kemari, mau main bentar ke kebunnya Rino" Jelasnya.

Darma "Terserah kamu saja" Ujarnya pasrah.

Mulyani "Sekalian bilang sama bundanya Rino mama mau beli cabenya" Ucapnya. Setelah itu suami istri ini pergi dan membaur dengan para pekerja di ladang.

Riko "Oke ma, Lo gak mau ikutan?" Ajaknya menoleh ke Lintang.

Lintang "Ngapain?" Bingungnya.

Riko "Ya mainlah! Pasti Rino sama Randa disana, Lagian juga dekat dari sini" Jelas Riko meyakinkan. Lintang mengerutkan dahinya, berpikir.

Lintang "Okelah" Pasrahnya.

Dina "Gue gak ikut, lagi males ketemu sama Randa, Gue mau nyusul papa dadah..." Pamitnya lalu berlari ke tempat papanya.

Setelah Dina pergi Riko dan Lintang juga segera berjalan menuju kebun Rino yang jaraknya sangat-sangat dekat dimana tempatnya terletak tepat di samping kebun stroberi Riko. Jadi mereka hanya keluar dari pagar kebunnya dan berbelok sedikit lalu masuk ke dalam kebun Rino.

Ladang stroberi milik Riko dengan tanah seluas 4 hektar. Tentunya bukan hanya buah stroberi yang di tanam melain buah apel dan semangka. berbanding terbalik dengan ladang milik Rino yang hanya seperempat hektar. Tapi Bunda mereka yang rajin menyulap seperempat tanah itu menjadi ladang rempah-rempah bagi keluarga mereka.

Hampir semua jenis rempah ada di ladang milik bunda mereka seperti bawang putih/merah, cabe baik yang biasa atau cabe keriting, kunyit, lada, dan lain sebagainya. Tentu dengan tanah yang lumayan itu Rani harus membagi-bagi lahan untuk setiap rempah yang ditanami, namun Rani sengaja membagi lahan untuk tanaman cabe lebih besar karena selain bisa digunakan untuk kebutuhan dapur atau jualan cabe juga sangat laku dipasaran.