Selamat datang dalam kehidupan kakak beradik Jeon.Dimana kau akan menemukan sosok seorang yang selama ini dianggap sebagai teladan ternyata memiliki obsesi pada sosok lainnya yang tak seharusnya digilainya.
PROLOG
"Kookie,kemari dulu nak."
Karena panggilan dari wanita tercantik nomor satunya tersebut tangan kecil yang semula tengah bersiap-siap untuk menyentil kelereng diatas katifah mau tak mau harus ditarik kembali. Kaki-kaki kecilnya berusaha bergerak secepat yang ia mampu demi agar bisa segera menemui sepasang pria dan wanita kisaran umur 30 tahunan.
"Ayah,ibu ada apa memanggil Kookie?padahal Kookie lagi asyik main."
Itu adalah kalimat pertama yang segera keluar dari bibir tipisnya yang kini sedikit mengerucut setelah bokong montoknya berhasil menduduki sofa ungu bermotif tanaman merambat. Tubuh kecil dan sedikit berisi anak laki-laki berusia enam tahun itu kini terhimpit diantara kedua orang tuanya,rambut tebal arangnya yang semula tersisir rapi kini sedikit berantakan akibat ulah kedua orangtuanya yang bergantian memainkannya.
"Ayah dan ibu punya kejutan untuk kakak Kookie."
Mata bulatnya mengerjap keheranan.Apa dia baru saja mendengar sebuah kosa kata baru yang keluar dari bibir pearlique sang ibu?.
"Kakak Kookie?tapi Kookie tidak punya kakak," katanya sambil menatap ayah dan ibunya bergantian. Kedua manusia dewasa tersebut tentunya menjadi gemas akan kepolosan sanf putera,yang mana membuat keduanya secara bergantian memberikan kecupan penuh kasih pada kedua pipi tembemnya.Sementara sang korban hanya mampu menatap mereka datar.
"Kookie memang tidak punya kakak sayang.Tapi Kookielah yang akan menjadi seorang kakak" Kali ini suara berat sang ayahnya yang ikut berpartisipasi memenuhi atmosfer.
"Kookie jadi kakak?" tanya Jungkook dengan volume suara yang semakin kecil diakhir kalimatnya.
"Iya sayang.Karena Kookie bakalan punya adik!!"
Suami istri Jeon menjawab serempak pertanyaan sang putera pertama.
"Kookie senang tidak sayang?"tanya sang ibu setelah melepaskan pelukan eratnya yang menyesakkan.
"Iya Kookie senang. Benar-benar sangat senang."
"Kookie,kalau adiknya nanti sudah lahir harus selalu disayang ya.Harus selalu akur dengan adiknya."
"Harus selalu berbagi dengan adiknya."
Nasihat-nasihat yang diberikan kedua orang tuanya secara bergantian hanya dibalas dengan anggukan dan dua aksara saja. Y dan A.
"Omong-omong nama adik Kookie nanti siapa?"
Awas saja kalau kedua orang dewasa disisi kiri-kanannya ini memberikan nama yang aneh-aneh untuk calon adiknya.
"Namanya,ya?Ayah dan ibu belum menyiapkannya soalnya adiknya Kookie baru saja datang kedalam perut ibu."
Adiknya baru datang?memang sebelumnya ada dimana adiknya?kenapa dia baru datang?
"Apa Kookie ada usulan untuk nama adiknya nanti?"
Pertanyaan sang ibu menyadarkannya dari kekalutan pikirannya yang dipenuhi oleh berbagai pikiran mengenai darimana asal datangnya seorang bayi dan melalui jalur apa yang digunakannya hingga bisa sampai kedalam perut halus dan lembut sang ibu.
"Jeon Jimin."
Tak sekalipun Jungkook pernah membaca atau mendengar tentang nama tersebut sebelumnya.Sekoyong-koyong saja muncul dalam pikirannya kemudian diproses dan berujung membuat lidahnya untuk menyebutkan dua kata baru.
Kali ini tak ada suara manusia yang terdengar di ruangan yang berinterior futuristik tersebut, hanya ada suara pendulum jam kuno -satu-satunya yang beda diantara benda-benda masa kini- yang berdiri tegak tepat disampingnya televisi. Apa orangtuanya tak setuju dengan usulannya?tidak,tidak boleh.Apapun yang terjadi orang tuanya harus menyetujui kehendaknya.
"Itu nama yang bagus sekali sayang.Terima kasih sudah memberikan nama yang begitu indah untuk adikmu",ucap wanita dengan dandanan natural tersebut sembari bergantian mengelus antara surai kelam putera pertamanya dengan perutnya sembari memyandungkan lagu anak-anak dengan suara merdu lembutnya.
Mata berkelopak besar itu menatap penuh seksama pada perut sang ibu yang memang masih terlihat masih rata tapi ternyata telah ada nyawa baru tumbuh bersamanya.Menebak-nebak apa jenis adiknya nanti dengan mengabsen bergantian dalam hati.Perempuan,lelaki begitu seterusnya hingga seluruh jari tangan dan kakinya menyelesaikan tugasnya. Dan sama sekali tak ada yang menyadari seringai licik dari bocah yang baru saja memasuki dunia pra sekolah.
Prolog End.