"Ara? bagaimana, dia bisa bersama, Juna?" Batin seorang lelaki yang memasuki kamar perawatan Dewa.
"Om Dwika?" Seru Juna, lalu melangkah menghampirinya.
Juna mengulurkan tangan kanannya, untuk menyalami Dwika Purana, ayah Dewa.
"Om?" Ucap Ara, lalu beranjak dari kursi, menghampiri ayahnya Dewa. Ia ikut mengulurkan tangan kanannya, untuk menyalami ayahnya Dewa.
Dwika Purana, menyambut uluran tangan keduanya, lalu melihat kondisi anaknya, Dewa.
"Kenapa, Dewa bisa seperti ini, Jun?" Tanya Dwika Purana.
"Katanya, Dewa terlibat perkelahian, Om." Jawab Juna.
Ara dan Juna, berdiri di seberang ayahnya Dewa, yang tengah terduduk, di samping, tempat tidur perawatan Dewa.
Suasana di dalam kamar perawatan, terasa sekali nuansa sedihnya. semuanya terlihat sedih, tanpa terkecuali. Apalagi, ayahnya Dewa. Ia sangat merasa bersalah sekali, karna kejadian ini, terjadi saat Dewa mengetahui rahasia tentang dirinya. Bahkan, Dewa tak pernah menanggapi semua pesan dan panggilan telfon darinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com