webnovel

Love Rain

Ara. Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun. Juna. Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah. Dewa. Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa. Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya? Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya? Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya? Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

Caira_Asmara · Urbano
Classificações insuficientes
397 Chs

Hitungan, Ke-seratus

Tapi, saat hitungan ke seratus, Ara tak melihat gadis kecil yang tadi berbincang dengannya. Bahkan, dalam seratus detik, ia sudah berpindah tempat malahan.

"Embak, gak lihat anak kecil yang di samping saya?" tanya Ara, sambil menunjuk sisi sampingnya.

"Dari tadi, gak ada siapa-siapa di sini, Kak. Saya cuman liat, Kakak aja." jawabnya dengan sopan. "Bukankah, Kakak pacarnya dokter Sammy?" ucap perawat tersebut.

"Dokter Sammy?" ucap Ara tidak mengerti.

"Iya, dokter yang selalu jaga Kakak, waktu Kakak koma. Tapi, Kakak kenapa jam segini ada di sini?" tanyanya selidik.

"Oh, ekh, saya lagi pengen keluar kamar sebentar. Penat di sana." Ara memberikan alasan.

"Saya antar kembali ke kamar ya, Kak?"

"Boleh, terima kasih, Sus?" ucap Ara sambil beranjak dari kursi.

Sepanjang perjalanan ke dalam kamar, Ara memikirkan tentang percakapannya, dengan Ara kecil. Bagaimaba bisa, dia tiba-tiba hilang begitu. "Apa jangan-jangan?" batin Ara sampai bergidik ngeri.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com