Alex melihat pertarungan Rias dengan para Peerage-nya dari atas dengan tenang. Dia bisa melihat pertarungan ini lebih mudah dihadapai oleh mereka daripada yang ada di anime.
Rias, Akeno, Issei bisa dengan mudah melawan Cerberus saat Issei bisa mengeluarkan 'Balance Breaker'-nya lebih awal daripada yang ada di anime. Dan untuk Asia, dia bertugas untuk menyembuhkan anggota yang terluka, walaupun dia tidak terlalu berguna sekarang, karena tidak ada yang terluka sedikitpun saat ini.
Irina juga membantu mereka untuk melawan Cerberus lainnya. Dia seharusnya tidak mengikuti pertarungan ini ketika diserang oleh Freed di anime, tapi saat ini dia tidak diserang oleh Freed karena mungkin efek kupu-kupu ketika Alex ada disini. Pertarungan dengan melawan Cerberus juga jauh lebih mudah dengan adanya dirinya.
Xenovia dan Kiba disisi lain sedang berhadapan dengan Valper dan Freed yang baru saja tiba ditempat kejadian.
Valper adalah seorang peneliti tentang Proyek Pedang Suci beberapa tahun lalu saat Kiba adalah satu dari objek penelitiannya.
Kiba yang mengetahui itu sangat marah dan dengan gegabah menyerang Valper tanpa memperhatikan sekitarnya. Akbiatnya, dia terkena serangan dari Kokabiel dari atas. Untungnya dia sudah sedikit menghindar, walaupun dia masih terkena serangannya yang membuatnya terluka parah, namun tidak sampai membuatnya meninggal.
Asia yang melihat ini tidak tinggal diam dan langsung berlari menuju kearahnya untuk menyembuhkannya.
Ngomong-ngomong, untuk informasi, Alex menggunakan keterampilan [Stealth]-nya untuk menyembunyikan kehadirannya dari semua orang untuk mengawasi situasi dari atas.
Xenovia tidak mengatakan apa-apa kepada Kiba dan hanya mencibir bahwa tindakannya terlalu impulsif.
Alex terus melihat pertempuran sampai dia merasa bosan. Dia tidak terlalu tertarik dengan pertemupran tingkat rendah ini. Dia kemudian menoleh kebelakang untuk melihat Sona yang sedang membuat penghalang sudah berkeringat. Alex tidak bisa membantu, tapi menghampirinya menuju penghalang.
Sona juga memperhatikan Alex sedang menuju kearahnya dan ingin membuka mulutnya untuk mengatakan bahwa dia tidak bisa melewati penghalang, atau penghalang yang dia buat bersama Peerage-nya secara susah payah akan hancur. Tapi, dia tidak menyangka Alex akan bisa melewati penghalangnya dengan mudah seperti hantu menembus tembok.
"Sona, apakah kau kelelahan? Bagaimana jika aku membantumu. Apakah kau tidak keberatan?" Alex bertanya dengan khawatir ketika melihat wajah Sona semakin pucat.
Sona sedikit memerah ketika Alex menghampirinya, dan pada saat yang sama, dia juga merasa hangat ketika Alex mengkhawatirkannya.
Dia menatap Alex dan berusaha terlihat 'baik-baik saja' sebelum berkata, "Aku baik-baik saja, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku."
"Apakah kau benar-benar baik-baik saja? Wajahmu pucat sih," Alex berkata dengan khawatir. Dia kemudian menyentuh dahinya untuk mengukur sisa sihirnya dan tidak bisa untuk tidak lebih khawatir, "Sihirmu sisa sedikit lagi! Apanya yang baik-baik saja? Sini, biarkan aku memberimu sihirku."
Sona memerah dengan tindakan Alex yang tiba-tiba. Dia tidak mempersiakan dirinya dan hanya bisa mengangguk, "Kalau begitu, tolong..."
Alex terseyum dan mulai mentransfer energi sihirnya. Dia sebenarnya tadi hanya menyentuh dahinya untuk membuat Sona menerima bantuannya, dia bisa saja menggunakan Observasi Sistem untuk memeriksa energi sihirnya dengan hanya menatapnya, tapi dia tidak menggunakan itu karena dia berpikir bahwa jika dia bisa membuat Sona gugup dan memerah seperti ini, Sona mungkin akan menerima bantuannya tanpa banyak berpikir.
Sona bisa merasakan energi hangat keluar dari tangan Alex dan energi itu masuk perlahan menuju dalam tubuhnya, kulitnya juga berubah menjadi lebih baik.
Setelah berbagi energi sihirnya, Alex melepaskan telapak tangannya dari dahi Sona dan bertanya padanya, "Bagaimana?"
Sona mengangguk dengan keterkejutan diwajahnya, dia bisa merasakan sihirnya mulai penuh lagi dan bisa melanjutkan untuk membuat penghalang tanpa masalah. Dia menatap Alex dan berkata, "T - Terima kasih... Juga, aku terkejut dengan energi sihir yang ada didalam tubuhmu, Alex-kun.."
Alex tersenyum sebagai jawaban dan tidak mengatakan apa-apa. Energi sihirnya memang cukup sedikit bagi seorang yang levelnya sama seperti Alex, tapi untuk orang yang levelnya seperti Sona, itu sudah sangat besar.
Sona juga tersenyum, dia kemudian mengajaknya mengobrol karena dia cukup bosan disini, sihirnya juga sudah penuh dan bisa dengan santai membuat penghalang.
Alex terkejut ketika Sona mengajaknya ngobrol duluan. Alex dulu yang selalu mengajaknya berbicara, tapi dia tidak menyangka Sona akan mengajaknnya berbicara duluan sekarang. Dia merasa senang dengan ini dan berbicara dengannya untuk 'mempererat' hubungannya dengan dia.
Sona juga terkejut dan gugup ketika menyadari bahwa ini pertama kalinya dia mengajak Alex untuk berbiacara duluan, tapi dia tidak terlalu banyak berpikir dan terus berbicara dengannya. Dia tidak tahu kenapa, ketika berada didekatnya, dia merasa aman.
Selama beberapa menit keduanya mengngobrol, Sona tiba-tiba merasakan tatapan dari semua Peerage-nya menuju kearahnya. Dia tidak bisa membantu tapi memerah. Matanya kemudian menyapu kepada semua Peerage-nya dan kemudian dia melihat semua orang wajahnya pucat karena kehabisan sihir seperti dia tadi.
Dia menjadi khawatir dan menatap Alex dengan tatapan memohon, "Alex-kun, bisakah kamu mentransfer sedikit sihirmu kepada para Peerage-ku..." Dia tahu, dia sudah meminta terlalu banyak kepada Alex, tapi dia tidak tahu berbuat apa ketika melihat Peerage-nya dalam kesulitan.
Mendengar kata Sona. Alex langsung menoleh kearah mereka dan melihat bahwa wajah mereka semua pucat. Dia juga melihat Saji sedang melototinya seolah-olah ingin memakannya ketika melihat Alex menggoda Sona. Alex tidak bisa membantu, tapi menggerakan bibirnya dan menggelengkan kepalanya sebelum menatap Sona lagi, "Aku bisa saja membantumu, tapi ... apa untungnya bagiku?"
Alex bisa saja membagi sihirnya kepada mereka semua dengan mudah, tapi dia tidak melakukannya karena dia ingin mencoba menggoda Sona dahulu.
(//AN : Disaat seperti ini Anda masih menggoda gadis lagi? Bajingan Anda).
Sona menatapnya dengan gugup, dia tidak menyangka Alex akan meminta balasan padanya ketika Alex sendiri membagi sihirnya kepada dirinya tanpa balasan seperti ini. 'Apakah artinya aku ini spesial baginya?' Dia menjadi lebih gugup dan memerah ketika memikirkan itu.
Alex menatap Sona dengan seringai diwajahnya seolah-olah dia tahu semua yang ada dipikiran Sona. "Benar, bagaimana kalau kamu mencium pipiku jika aku membagi sihirku dengan mereka," kata Alex sambil menunjuk pipinya sendiri.
Sona semakin memerah yang bisa membuat rambut Rias malu. Dia kemudian menarik nafas dalam-dalam dan menenangkan dirinya. Dia menatap Alex sebelum mengangguk dan berkata, "Baiklah, kalau itu yang kamu mau. Aku akan melakukannya."
Seringai Alex semakin lebar dan dengan cepat menatap mereka semua sebelum menjentikan jarinya.
*Bzt!*
Kilatan listrik tipis keluar dari jari Alex dan dengan cepat menyambar mereka semua, membuat mereka merasakan sengatan kecil ditubuh, tapi anehnya, itu tidak terasa sakit, namun membuat energi sihir mereka pulih dalam keadaan penuh.
Tsubaki benar-benar kagum dengan kapasitas sihir yang dimiliki Alex. Dia kemudian menatap Alex dan sedikit menundukan kepalanya untuk munjukan rasa terima kasih, "Terima kasih atas bantuannya."
Para Peerage yang lainya pun dengan cepat mengucapkan ucapan 'terima kasih' kepadanya yang membuat Alex sedikit kewalahan.