Qin Yi Yue sudah berada di dalam sekte Rufeng selama satu bulan namun dia belum pernah mendapatkan bimbingan langsung dari shizun nya hanya Jing Yi yang kerap datang untuk menghadirinya.
"Bagaimana keadaan Tuan muda Yi?" tanya Qin Yi Yue pada Jing Yi ketika mereka berada di gudang penyimpanan.
"Aku sudah sembuh seperti yang Adik Qin lihat, tapi sampai kapan Adik Qin akan terus memanggil ku seperti itu apa karena aku lebih muda dari dua tahun hingga kamu tidak mau memanggilku Kakak seperguruan?"
"Maaf bukan seperti itu hanya saja aku belum terbiasa."
"Adik Qin harum membiasakan diri karena bagaimanapun kita adalah saudara seperguruan sekarang jika Adik Qin masih memanggilku Tuan muda kita perlu proses lebih lama untuk menjadi akrab."
"Tuan muda benar," jawab Qin Yi Yue dengan lembut.
Jing Yi mengeleng dia baru saja membahas panjang bagaimana Qin Yi Yue harus memanggilnya kakak tapi dia masih terus memanggilnya Tuan muda.
"Adik Qin, kamu sudah bertemu dengan shizun lagi?"
Qin Yi Yue mengeleng pelan.
"Tidak perlu khawatir, aku juga jarang bertemu dengannya dia meminta banyak hal yang harus di lakukan."
Qin Yi Yue hanya tersenyum kemudian membawa tanaman obat spiritual itu untuk di jemur di terik matahari. Sedangkan Jing Yi terus mengikutinya dia membantu Qin Yi Yue sebisa dia karena Jing Yi tidak mendalami ilmu pengobatan jadi dia sedikit bodoh akan hal itu yang dia bisa menggunakan semua jenis senjata tapi Jing Yi benar-benar nol tentang ilmu pengobatan.
"Adik Qin, Shizun memanggil kita," ujar Jing Yi saat Qin Yi Yue sedang fokus pada tanaman obat spiritual.
"Kenapa?"
"Aku tidak tahu, ayo kesana."
"Emmm," jawab Qin Yi Yue sambil mengangguk kecil.
Mereka segera pergi ke paviliun semenanjung lotus ungu di mana hanya orang-orang tertentu yang bisa menginjakan kaki di sana. Jing Yi berjalan dengan langkah besarnya kakinya yang jenjang bisa mengambil langkah yang panjang sedangkan Qin Yi Yue memiliki kaki yang lebih kecil dia masih berjalan seperti biasanya tidak terburu-buru untuk menyusul langkah Jing Yi yang ada malah Jing Yi mengimbangi langkah Qin Yi.
Jing Yi yang memiliki usia lebih muda dua tahun dari Qin Yi Yue sama sekali tidak terlihat jika Qin Yi Yue tua di samping Jing Yi, malah karena tubuh Qin Yi Yue Yue mungil dia seperti adik perempuan untuk Jing Yi yang tinggi besar dengan banyak otot di tubuhnya.
Mereka berjalan berdampingan, banyak murid Sekte Rufeng yang melihat mereka dan saling berbisik satu sama lain membuat rumor yang mereka simpulkan.
"Adik Qin mendengarnya?" tanya Jing Yi ketika mereka sudah melewati asrama dan kini masuk ke hutan kecil yang sebentar lagi naik bukit ke paviliun semenanjung lotus ungu.
"Apa?"
"Mereka nampaknya tertarik dengan dirimu."
"Mereka tidak tertarik hanya penasaran, jika ada seekor keledai memakai baju mereka akan berusaha untuk membuka bajunya tapi ketika keledai itu telanjang tidak akan ada yang peduli, itulah manusia."
"Adik Qin benar, manusia kerap mempermasalahkan hal orang lain."
Jing Yi juga ingin bertanya pada Qin Yi Yue tentang rumor lainnya ketika mereka jalan bersama berdampingan ada yang menyebar gosip akan kedekatan mereka, mereka berpikir jika Jing Yi dan Qin Yi Yue memiliki hubungan spesial terlebih kedatangan Qin Yi Yue Yue tiba-tiba dan langsung menjadi murid ke dua He Qiao Yan. Banyak yang berpikir jika Qin Yi Yue di bawa oleh Jing Yi karena mereka memiliki hubungan yang jauh lebih dekat sekedar memiliki Shizun yang sama.
Tapi Jing Yi tidak akan bertanya akan rumor yang beredar karena Jing Yi tidak ingin membuat Qin Yi Yue merasa tidak nyaman apalagi di sini yang di kenal oleh Qin Yi Yue hanya Jing Yi saja.
Jing Yi membuka Aray paviliun semenanjung lotus reload dengan mantra yang hanya di ketahui oleh Jing Yi dan He Qiao Yan saja.
"Aku akan mengajarimu mantra pembuka Aray paviliun Shizun nanti," ujar Jing Yi setelah berhasil membuka Aray itu.
Namun di detik selanjutnya Jing Yi langsung menoleh dan melihat Qin Yi Yue.
"Maafkan aku, aku lupa. Jika ... Adik Qin tidak bisa ...," ucap Jing Yi dengan kepalanya terkulai lesu karena menyesal.
"Tidak apa, aku sudah terbiasa," ujar Qin Yi Yue sambil tersenyum.
"Apakah tidak ada cara lain untuk memperbaiki inti spiritual yang rusak?"
"Aku hanya manusia biasa sekarang, tanyakan pada dewa tentang keajaiban itu."
Jing Yi melihat Qin Yi Yue dengan tatapan rumit tapi Qin Yi Yue malah tersenyum padanya.
"Aku hanya bercanda," ucap Qin Yi Yue sambil kembali berjalan untuk menaiki jembatan satu-satunya yang sekelilingnya di penuhi dengan lotus ungu yang terawat dengan sangat baik, lotus di sini tidak pernah terjamah tangan manusia karena kekuatan spiritual He Qiao Yan Yan kental sudah lebih dari cukup untuk merawat mereka mekar sepanjang tahun.
"Adik Qin."
"Saya sudah berdamai dengan diri saya sendiri, masa-masa terpuruk itu sudah lama berlalu," ucap Qin Yi Yue sebelum Jing Yi banyak bertanya.
Jing Yi masih ingin bertanya namun sadar jika di ujung sana sudah ada He Qiao Yan Yan menunggu mereka.
"Shizun."
"Shizun."
Qin Yi Yue dan Jing Yi memberi penghormatan pada He Qiao Yan.
He Qiao Yan ingin menegur Jing Yi karena dia begitu lelet hari ini namun He Qiao Yan ingat jika ada Qin Yi Yue sekarang di antara mereka dengan segala keterbatasannya.
"Ada apa Shizun memanggil kami?" tanya Jing Yi pada He Qiao Yan.
"Apakah salah jika aku memanggil murid ku sendiri?" He Qiao Yan malah balik bertanya.
"Bukan seperti itu, aku pikir itu ada sesuatu yang penting?"
"Bersihkan perpustakaan," perintah He Qiao Yan.
"Baiklah," jawab Jing Yi dengan lesu, dia tahu jika kali ini mood He Qiao Yan sedang tidak baik dan dia harus terkena hukuman karena pertanyaannya sendiri.
Jing Yi bangkit akan masuk ke dalam paviliun dan membereskan perpustakaan He Qiao Yan. Qin Yi Yue juga bangkit untuk ikut serta Jing Yi.
"Kamu di sini," ujar He Qiao Yan yang membuat Qin Yi Yue langsung berhenti dan kembali ke tempatnya semula.
Qin Yi Yue duduk di atas kakinya tanpa berani mengangkat kepalanya melihat He Qiao Yan yang berdiri sambil memunggungi dirinya.
He Qiao Yan menoleh melihat Qin Yi Yue yang nampak patuh tanpa mengucapkan sepatah katapun, He Qiao Yan menghembuskan napasnya melalui mulut kemudian juga duduk di lantai di atas kakinya di depan Qin Yi Yue.
"Angkat pandangan mu," Perintah He Qiao Yan pada Qin Yi Yue.
"Buka," ujar He Qiao Yan memberikan perintah lagi.
Tanpa banyak bertanya Qin Yi Yue langsung membuka penutup wajahnya menunjukkan wajahnya yang memiliki luka bakar sampai ke lehernya.