Gilang POV
Jam satu dini hari aku terbangun, rumah sudah sepi, pasti keluarga besar Amih dan Abi yang semalam berkumpul sudah kembali ke rumah masing-masing. Entah jam berapa aku tertidur, yang jelas aku masih ingat semua yang terjadi sampai aku menangis dan meraung meluapkan semua kekecewaan yang aku rasa.
Sungguh, aku hanya bocah yang belum genap Sembilan tahun meskipun semua keluargaku bilang akau lebih dewasa dari Bang Jidan dan Kak Juli, tapi aku tetaplah anak-anak. Anak-anak yang belum bisa mengontrol emosiku dengan baik.
Ah, aku teringat kalau belum salat isya sebelum tidur tadi, kantukku datang setelah aku lelah menangis. Entah menangis untuk apa. Aku hanya merasa mereka semua membohongiku. Mereka bersekongkol menyembunyikan satu rahasia yang begitu penting.
Rahasia bahwa aku bukanlah anak kandung dari Amih Dinda dan Abi Andi. Namun, lebih penting dari itu, ternyata Mamah Rini adalah ibu kandungku, ibu yang telah mengandung dan melahirkanku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com