webnovel

Anaknya…

Editor: Wave Literature

Malam yang gelap di Kota Fu.

Di dalam ruang operasi yang dingin di sebuah rumah sakit bersalin, keadaan terasa sangat mencekam. Di atas meja operasi terbaring seorang wanita cantik dengan tubuh kurus yang saat ini terlihat pucat. Rambut pirangnya basah oleh keringat dan menempel pada lehernya yang putih, napasnya terdengar sangat lemah.

Pelan-pelan wanita itu menutup matanya, kedua alisnya dikerutkan hingga membentuk sebuah guratan yang dalam. Dokter yang berdiri di samping menggelengkan kepala, lalu akhirnya mengambil pisau bedah yang dingin dan ditujukan pada bagian bawah tubuh wanita itu yang penuh dengan darah.

"Operasi pembersihan rahim di mulai!"

Dokter berbicara dengan suara rendah, bulu mata wanita yang berada di atas meja operasi tersebut bergerak. Lalu, dari ujung matanya mengalir air mata yang hangat. Anakku… Sudah tidak ada… Batinnya. Tangan ramping yang pucat itu menggenggam seprai putih yang ada di bawah tubuhnya, lalu dia menutup matanya dengan erat.

***

Ketika wanita itu di dorong keluar dari ruang operasi, seorang pria yang mengenakan kemeja putih yang berlumuran darah bergegas menghampiri. Dengan khawatir dia bertanya kepada dokter, "Dokter, bagaimana dia?"

Dokter paruh baya itu menatapnya dengan tatapan sedih, lalu berkata, "Maaf, anaknya tidak dapat diselamatkan. Saat ini, sang ibu harus istirahat terlebih dahulu!"

Terlihat rasa syukur pada wajah pria itu, lalu dia berterima kasih kepada dokter tersebut.

***

Dua jam kemudian, akhirnya wanita itu sadar, pria yang di sampingnya, menatapnya dengan wajah bahagia. Lalu, dengan suara hangat dan bergetar dia berkata, "Chuqing, kamu sudah sadar?!"

Wanita yang dipanggil Chuqing itu dengan lemah mengedipkan matanya, yang menandakan dia menjawab pria tersebut. Kemudian wanita itu melihat sekeliling ruangan dan tidak berkata apa-apa. Pandangan mata yang tenang tersebut menatap langit-langit yang berwarna pucat, pelan-pelan terdapat kabut tipis di matanya.

Keheningan di ruangan tersebut seolah membawa kesedihan, lalu pria itu duduk di pinggir ranjang dan menatapnya. Beberapa saat kemudian, Mu Chuqing menolehkan kepala dan bibir pucatnya terbuka sedikit. Melihat hal itu, pria tersebut membungkukkan sedikit tubuhnya untuk mendengar perkataannya.

"Dia dimana?" tanya Mu Chuqing.

Wajah pria itu sedikit terkejut, dahinya yang bersih sedikit menonjol dan otot di kedua pipinya menjadi kencang. Bibir wanita itu sedikit terangkat, menunjukan sebuah senyum pahit seolah sudah mengetahui jawaban yang akan keluar. Dia berpikir bahwa dirinya sungguh bodoh masih menanyakan hal yang konyol seperti itu.

Mu Chuqing menggelengkan kepala dan menjulurkan tangan untuk menarik pakaian pria itu, "Gu Yian, terima kasih! Jangan katakan padanya tentang aku, itu tidak perlu."

"Sheng Yuchen…" Gu Yian tiba-tiba berdiri dari samping ranjang, wajah yang biasanya lembut seperti air tersebut berubah menjadi sangat ganas. Dia berdiri di pinggir ranjang mencoba untuk menahan sesuatu, seluruh tubuhnya menjadi tegang hingga bergetar hebat, lalu akhirnya dia membuka pintu dan keluar.

"... Tatapan mata Mu Chuqing menjadi putus asa. Pelan-pelan dia menutup matanya dengan satu tangannya diletakkan di atas perutnya, lalu menarik napas panjang.

Sesuatu yang ada di hatinya, akhirnya sekarang hilang.

***

Sejak dua minggu yang lalu, Mu Chuqing sudah keluar dari rumah sakit dan kembali ke 'rumahnya' untuk istirahat. Kini, sudah satu bulan lebih dirinya tidak melihat orang itu.

'Rumahnya' yang dimaksud adalah Xishanju. Rumah itu sangat mewah dan memiliki bergaya eropa. Bahkan setiap detail garisnya membuat orang terpana, perabotan rumahnya juga sangat mahal dan desainnya sangat memukau, tempat ini bagaikan surga. Tetapi romansa surga sulit di temukan di sini.

Bulir-bulir hujan musim semi jatuh di luar jendela, hembusan angin dingin membuat air hujan mengetuk jendela. Tirai ungu mewah di vila itu bergoyang karena angin yang masuk dari sela jendela. Pola mawar berwarna merah gelap di tirai itu terlihat sangat mempesona di malam hari.

Mu Chuqing menatap keluar jendela dari dalam vila yang gelap itu. Rambut pirangnya tampak berantakan, namun terdapat sedikit senyum di wajah kecilnya yang pucat, sementara tangannya menggenggam erat sebuah dokumen.

Pada tengah malam, sebuah lampu mobil bersinar di luar jendela. Lalu, terdengar suara pintu mobil yang ditutup dengan keras.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.

Terimakasih atas pengertian Anda.