webnovel

Hasil Analisa Kasus

Di ruang BK. Jam 11 siang. Sesuai janji, Kayla, ibunya Kayla, ibu Erina, ibu Resta, Armand, sudah berkumpul untuk menyelesaikan masalah yang menimpa Kayla. Tiba-tiba Erlita ikut masuk ke dalam ruang BK secara tiba-tiba sambil permisi secara santun.

"Assalamualaikum… permisi, bu Erina, aku di ajak Kayla untuk ikutan diskusi tentang masalah ini. boleh kan?" kata Erlita di depan pintu.

"Boleh, nak silahkan masuk." Kata bu Erina.

Erlita masuk, dan duduk di samping Kayla. Terlihat di situ ada Armand. Cowok itu memandang Erlita dengan pandangan kesal.

"Jadi, kita mau membahas soal kasus permasalahan yang menimpa Kayla, tulisan di surat-kaleng, sudah saya periksa, dan satu-satu nya tulisan yang sama persis adalah milik Karen Andiana." Kata ibu Resta, menjelaskan dengan nada serius.

Armand, Erlita, Kayla tersontak kaget, terutama Kayla.

"KAREN???" kata Kayla, Erlita, dan Armand bersamaan dengan ekspresi kaget.

"Iya. Karen Andiana. Tidak mungkin salah. Tidak hanya satu file yang ibu periksa, tapi hampir seluruh file hasil ulangan atau PR milik Karen sama persis dengan gaya tulisan ini." jawab ibu Resta.

"Betul, ini sudah ibu Resta dan saya bahas, tetapi, tetap perlu sidik jari asli dari kepolisian, kalo sidik jari Karen termasuk ke dalam beberapa sidik jari yang ada di surat-kaleng yang asli, baru ketahuan Karen dalang di balik permasalahan Kayla. Itu pun saya yakin, pasti ada beberapa sidik jari yang terdata, tapi kalau Karen terdata kita bisa menghukum Karen. Hukuman nya drop out dari sekolah." Kata ibu Erina jelas.

"Kurangajar." Kata Armand. "Kalian tahu tidak? Sekitar satu-atau dua bulan lalu Karen sendiri jalan kaki ke sekolah saya, lalu dia ngasih lihat foto-foto Erlita sedang selingkuh dengan cowok yang saya tidak kenal!" Armand berkata dengan nada sangat kaget, tapi sopan.

"Foto-foto itu??? Kamu dapat dari Karen???" Erlita berkata sedikit teriak dengan wajah marah. Dia bicara pada Armand. "Kamu kenapa ga bilang itu dari Karen???"

"Kata Karen… aku ga boleh bilang siapa-siapa… nanti katanya Karen takut di musuhin oleh kamu, Erlita!" Armand menjelaskan dengan nada merasa bersalah.

"Sekarang kamu percaya kan? aku tidak pernah selingkuh dari kamu???" tanya Erlita dengan nada sangat serius, dan jujur menatap Armand.

Armand menghela nafas. "Percaya… dan maafkan aku Erlita, aku nyoba balas dendam bikin kamu dengki dengan cara mendekati Kayla, aku begitu karena kasus kamu selingkuh duluan…" Armand menjelaskan dengan nada sedih.

"Sekarang jelas yah, bahwa aku ga pernah nikung kamu." Kata Kayla menjelaskan pada Erlita dengan santun.

Ibu nya Kayla, dan kedua guru sekolah mendengarkan ucapan mereka.

Mereka bertiga, yaitu Kayla, Armand, Erlita saling pandang.

"Gue bener-bener minta maaf terutama pada Kayla." Kata Erlita.

"Gue juga, gue minta maaf Erlita." Kata Armand.

"Harus kita hajar itu Karen…" kata Erlita marah besar.

"Erlita sayang… tidak boleh ada kekerasan…" tiba-tiba ibu Erina berbicara sopan. "Jangan ada kekerasan yah, ntar kita para guru yang menangani kasus ini yah kita masih nunggu data dari kepolisian, dari paman nya Armand untuk membuktikan apakah ada sidik jari Karen."

"Baik bu," mereka bertiga, murid-murid itu mengangguk nurut.

Tiba-tiba…

Telepon HP Armand bunyi. Itu dari paman nya Armand.

"Halo, paman? Gimana? Apakah ada kabar?" Armand mengangkat telepon dan di loud speaker. Para guru dan orang seisi ruangan itu mendengarkan.

"Sidik jari hanya terdata beberapa orang, saya sebutkan yah, Kayla Elyata, Armand, Karen Andiana, Arta Agas, hanya itu, kalo nama Arta Agas sudah di cek dia adalah tukang foto copy-an." Kata om Hendra pamannya Armand.

"KAREN!" ibu Erina dan ibu Resta berkata bersamaan.

"Baik om, bisa kah om kemari sekarang? Ke sekolah SMA Negeri Jaya Satu? Di ruang BK aku, dan beberapa guru dan beberapa orang sedang membahas masalah ini. om bisa dateng sekarang?" tanya Armand.

"Iya siap, om kesana sekarang. Palingan dua puluh menit sampe. Ok Armand." Telepon di tutup.

"Kurang ajar itu anak! Pasti dia dalang di balik foto-situs porno nya Kayla!" mom tiba-tiba bicara dengan nada geram.

"Betul tante… mohon maaf tante… selama aku berteman dengan Karen, Karen itu obsesi pada Ronald. Dari awal Kayla jadi anak baru di sekolah, Karen cemburu-gila pada Kayla." Kata Erlita membela Kayla di hadapan mom.

"Cemburu-gila seperti apa itu nak?" tanya mom pada Erlita.

"Karen selalu gosipin Kayla bahwa 'dia tidak rela kalau Kayla jadian dengan Ronald' hanya itu yang Karen ucapkan tentang Kayla." Adu Erlita pada mom.

"Oh iya, Karen juga yang nawarin aku job model kalender sekolah, yang fotoshoot di mall." Adu Kayla ingat.

Mereka satu ruangan tau bahwa Karen emang dalang di balik beberapa masalah. Tak hanya Kayla, tapi Erlita dan Armand.

"Apa hukuman untuk anak itu? Bu Erina?" tanya mom, ibunya Kayla geram.

"Hukuman nya di keluarkan dari sekolah. Hanya itu karena dia kan anak di bawah umur." Jawab bu Erina.

"Ingat yah, Erlita, Kayla, Armand, jangan ada tindak kekerasan. Biar kita pihak sekolah yang beresin." Kata ibu Resta memperingatkan.

Erlita sudah tak tahan ingin menghajar Karen. Beda dengan Kayla, yang lebih senang di bela oleh mom dan pihak sekolah, dan juga oleh Armand dan om Hendra.

***

Di Ruang BK. Sekitar dua puluh menit kemudian. Pintu ruangan terketuk. 'tok tok' lalu di buka oleh seorang polisi. "Assalamualaikum." Kata om Hendra paman nya Armand.

"Waalaikumsalaam. Silahkan pak, silahkan duduk." Kata bu Erina sopan.

"Terimakasih bu." Sapa om Hendra. "Nama saya Hendra. Saya seorang kepala polisi, saya paman nya Armand." Kata om Hendra.

"Oh iya, pak Hendra, mengenai kasus sidik jari. Apakah ada berita?" kata ibu Erina dengan nada ramah.

"Kasus sidik jari, sudah di periksa, dan hanya ada tiga nama murid, yaitu Kayla, Armand, dan Karen. Lalu, mengenai kasus foto-foto-dan identitas- Kayla di situs porno, itu pun hasil rekayasa hacker. Kami tim kepolisian, sudah mempunyai data bahwa nama baik Kayla Elyata bersih dari tuduhan foto-video-di situs porno manapun. Hacker nya pun masih saudara sepupu Karen, saya punya data dan alamatnya." Kata pak Hendra dengan nada santun yang jelas.

Kayla dan mom bernafas lega mendengar penjelasan om Hendra. Pamannya Armand.

"Terimakasih pak… sekarang bagaimana cara membereskan nama baik anak saya Kayla pak?" tanya mom serius pada om Hendra.

"Cara nya adalah, kita panggil Karen sekarang. Nasihati, lalu di hukum menurut hukuman sekolah yang berlaku. Lalu suruh Karen klarifikasi di file-video bahwa 'itu semua salah Karen dan Kayla tidak pernah terlibat kasus pornografi apapun' lalu umumkan ke seluruh warga sekolah, kalau perlu ke jaringan lebih luas bisa telepon saya, nanti kalo mau skala nasional atau internasional bisa kami para anggota kepolisian yang ngurus!"

"Baik, pak Hendra, kalau gitu kita panggil aja itu Karen kemari! Sekarang!" kata mom dengan nada geram.

"Baik, ibu Erina, boleh tolong di panggil Karen Andiana sekarang?" kata om Hendra pada guru BK nya.

"Baik pak segera." Bu Erina bergegas memanggil Karen. Di kelas, karena dia sekelas dengan Kayla.

***

Di kelas. Karen sedang duduk jam pelajaran. Tiba-tiba bu Erina masuk kelas, lalu memanggil Karen.

"Assalamualaikum, permisi, boleh saya panggil Karen sebentar?" kata bu Erina di depan pintu.

Karen tercengang. Dia tau pasti masalah Kayla. Dia pun ketakutan.

"Karen, silahkan, ikut bu Erina." Kata pak guru yang sedang mengajar.

Karen sedikit gemetar dan terlihat ketakutan. Gadis itu mengikuti bu Erina, terlihat dari wajah bu Erina, guru BK itu pun kesal.

"Karen, ikut ibu ke ruang BK." Kata bu Erina dengan nada sopan.

Karen mengangguk takut-takut.

Sesampai di ruang BK. Karen masuk ke dalam ruang BK. Dia pun kaget, melihat Armand, Kayla dan Erlita yang memandang Karen dengan pandangan marah!

"Jadi elo biang keladi semua permasalahan gue dan Kayla!" bentak Erlita sambil segera berdiri. Gadis itu di pegang tangan nya oleh Kayla, dia bisa langsung menerkam dan menghajar Karen.

"Erlita… jangan ada tindak kekerasan nak." Kata ibu Erina ramah tapi tegas.

"Dia ngancurin hubungan saya dan Armand bu! Saya ga terima!" Erlita bicara agak keras tapi masih sopan kepada bu guru.

Pak Hendra memandang mereka berempat, anak SMA kelakuan nya kenapa bisa begitu? Batin pak Hendra.

Mom ingin sekali memaki Karen, tapi dia tidak mau bertindak tidak sopan pada bu Erina dan bu Resta.

"Biar saya yang bicara." Kata om Hendra dengan nada ramah. Karena Karen di anggap anak SMA di bawah umur. "Karen, kamu terbukti menulis di surat-kaleng ini." kata pak Hendra memberikan selembar foto copy-an surat-kaleng, tulisan tangan mu sudah di cek oleh ibu Resta. Lalu, kamu pun sidik jarinya ada di surat-kaleng yang asli, dan kasus Kayla Elyata masuk situs porno, adalah ulah kamu dan sepupumu yang hacker. Namanya Eldo kan? kamu sudah tertangkap basah. Sekarang saya mau kamu klarifikasi di video dan di lapangan sekolah bahwa 'kamu dalang di balik permasalahan ini, dan Kayla Elyata tak terlibat dengan kasus pornografi apapun'. Paham?" kata pak polisi dengan nada sopan.

Karen tidak bisa mengelak. Dia pun gemetar ketakutan. "Baik pak." Takut di hajar oleh Erlita, dia tau Erlita sahabat nya, anak Cheers yang juga jago taekwondo.

"Kalau begitu, sekarang ibu Erina akan melaporkan ulah mu ke orang tua mu sekarang. Besok kamu bisa datang bersama kedua orang tua mu, untuk buat klarifikasi bahwa kamu yang bersalah, bukan Kayla, bukan, Armand, bukan Erlita, paham?" kata om Hendra lagi.

Karen terdiam malu. Gadis itu menunduk saja, tak berani menatap siapapun terutama Erlita.

Kemudian ibunya Kayla memarahi Karen, "Kamu jangan coba-coba ganggu Kayla lagi! Kamu akan berurusan dengan keluarga saya! Paham Karen?"

"Iya tante." Karen menunduk, mengangguk malu.

Kayla pun memandang Karen dengan pandangan marah, tapi gadis itu lebih sabar dari Erlita. Ibu Erina sudah memperingatkan semuanya agar jangan ada tindak kekerasan. Sekarang Kayla dan mom sudah tenang, nasib Kayla akan kembali seperti semula, yaitu model majalah remaja biasa.

Mereka segera bubaran. Setelah menelepon ibu nya Karen, mereka sudah boleh bubaran. Kecuali Karen, dia mau di nasihati sendiri dan hanya berdua oleh ibu Erina guru BK nya. Kayla dan mom keluar ruangan BK, dengan hati lega. Lalu, Armand dan Erlita pun keluar ruangan dengan perasaan tenang. Bahwa mereka salah paham, taka da yang saling menyakiti. Mereka mengucapkan terimakasih pada pak Hendra, pamannya Armand.

"Om Hendra, terimakasih yah sudah menyelamatkan nama baik saya." Kayla salam-cium tangan pada paman nya Armand.

"Iya Kayla, sama-sama yah." Jawab pak Hendra.

"Terimakasih yah pak, anak saya Kayla sekarang bersih-nama baiknya." Kata mom pada om Hendra.

"Siap, sama-sama bu, baiklah kalau begitu, Kayla tetap semangat. Saya mau pamit dulu, permisi." Kata om Hendra yang terlihat terburu-buru.

"Armand…" panggil Kayla dengan wajah ceria, "Makasih yah udah bantu aku. Kalo bukan karena kamu, aku ga tau nasib aku gimana." Kata Kayla dengan wajah serius.

"Sama-sama Kayla, makanya lain kali hati-hati kalo terima job fotoshoot, mendingan kamu terima job yang sudah punya brand. Maka jelas pemasaran nya." Kata Armand menasihati Kayla ramah. Di samping Armand, Erlita berdiri, gadis itu tersenyum manis pada Kayla, dia salut, Kayla orang nya jujur-santun-dan penyabar. Kalau bukan karena Kayla, hati Erlita tak akan kembali seperti semula.

"Makasih juga yah Kayla." Kata Erlita santun, dalam hati Erlita malu pernah menampar Kayla, Erlita pun menyesal.

"Ok kalo gitu, aku dan mom pulang duluan yah." Kata Erlita pamit. Gadis itu dan mom segera pulang dari sekolah.

...…

Readers, yuk donasi ke author agar author semangat nulis.

DANA: 085218926699