webnovel

Penangkapan

Tanpa ada Alexander di sisinya, Naura merasa lebih memiliki kebebasan dalam menjalani hari-harinya. Gadis itu merasa akan dapat menikmati harinya sesuai dengan apa yang ingin dilakukannya. Seperti hari ini, setelah jam kantor usai, Naura bergegas untuk meninggalkan ruangan kerjanya. Karena hari ini kebetulan hari dia menerima gajian, Naura bermaksud membelikan oleh-oleh untuk Nyonya Elsa. Tetapi baru saja gadis itu, keluar dari pintu lobby, terlihat dua orang pengawal mendekatinya.

"Selamat sore Miss..., Tommy sudah memeprsiapkan diri untuk menunggu Miss Naura di depan pintu lobby. Kami harap Miss Naura tidak mempersulit kami, tolong bekerja samalah." satu dari pengawal tersebut mengajak Naura berbicara.

"Aku ada urusan sebentar, aku akan naik ojek online untuk menyelesaikan urusanku. Jangan khawatir, toh.. tidak ada Tuan Alexander dan juga Tuan Johan di perusahaan kan? Jadi, aku pikir kalian bisa aman." pengawal itu keberatan diajak kerja sama oleh Naura.

"Iya Miss.., Tuan Muda tidak akan segan-segan untuk menghukum kami, jika terjadi sesuatu dengan Miss Naura. Hanya Miss Naura yang bisa menyelamatkan kami, dengan bekerja sama dan melibatkan kami dalam setiap aktivitas yang Miss lakukan." pengawal satunya menambahkan, keduanya tetap bersikeras untuk melaksanakan intruksi Alexander dan Johan.

Beberapa orang yang berada di dekat lobby melihat keberadaan Naura yang diajak bicara oleh kedua orang bayaran Johan, dan mereka berbisik-bisik membangun asumsi sendiri. Sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu, Naura sudah mencoba untuk menebalkan muka dan hatinya. Gadis itu sudah mulai terbiasa dengan sikap sikut-sikutan diantara teman-teman kerjanya, sehingga sudah tidak kaget lagi melihat hal tersebut.

"Miss Naura.., kami mohon jika berbiicara dengan tamu silakan duduk, Jika Miss tetap berdiri disini, kami khawatir akan menghalangi tamu yang akan berkunjung ke perusahaan ini." tiba-tiba petugas customer service menghampiri Naura, dan memperingatkannya untuk bicara sambil duduk.

"Rina.., ini jam kantor sudah habis. Tidak mungkin ada tamu yang akan berkunjung ke perusahaan kita untuk saat ini. Sepertinya kamu perlu menghilangkan rasa khawatirmu, dan biarkan Miss Naura menyelesaikan urusannya dulu." mengetahui bagaimana hubungan Naura dengan orang nomor satu di perusahaan ini, security memberi teguran pada petugas customer service.

"Okay thank.s atas informasinya kak Rina.., dan maaf telah mengganggu pemandangan di lobby perusahaan." tidak mau berdebat, Naura langsung bergegas keluar pintu lobby, dan kedua pengawal itu langsung mengikuti Naura keluar. Baru saja keluar di teras perusahaan, Tommy sudah menunggunya di depan pintu mobil yang sudah terbuka di depannya.

Tanpa bicara dengan muka cemberut, Naura langsung masuk ke dalam mobil. Segera Tommy menutup pintu mobil, dan langsung berjalan menuju pintu mobil untuk menjalankan mobil. Untungnya kedua pengawal mengikuti mobil yang digunakan untuk menjemput Naura dengan menggunakan motor di belakangnya, sehingga tidak berada satu mobil dengannya.

"Langsung pulang ke rumah, atau masih ada yang mau dicari Miss Naura..?" dari kursi depan, Tommy mengajak Naura bicara.

"Antar ke mall yang ada di sebelah kiri bundaran. Ada yang akan aku cari untuk mama." dengan cepat, Naura menjawab pertanyaan Tommy.

"Siap Miss.., Tommy akan langsung mebuju ke mall tersebut." tanpa banyak bicara, Tommy langsung menginjak pedal gas, dan menuju tempat yang disampaikan oleh Naura. Di belakang mobil yang mereka tumpangi, kedua pengawal mengikuti dari belakang.

******

Di Mall

Tatapan mata beberapa orang mengamati Naura yang turun dari mobil Roll Royce, dan kedua pengawal Alexander mengikuti gadis itu yang melangkahkan kaki memasuki pintu mall. Tidak mau pusing memikirkan orang-orang suruhan Alexander, Naura langung menuju outlet bakery yang ada di lantai dua mall tersebut. Sesampainya di depan tempat pemesanan, untungnya tidak banyak yang melakukan antrian. Naura langsung menuju ke tempat pelayannya.

"Kak .., cheese pie strawberry dan klappertart ukuran medium masing-masing satu ya..!"tanpa banyak bicara, Naura langsung memesan kue favorit Nyonya Elsa.

"Baik kak.., dine in atau take away..?" pelayan langsung merespon pesanan Naura dengan mencatatnya pada selembar nota.

"Take away.." sambil mengulurkan uang dua lembar ratusan ribu, Naura menjawab pertanyaan pelayan tersebut.

"Okay.., mohon ditunggu sepuluh menit ya kak, akan kami pack dulu." sambil tersenyum, pelayan memberikan uang kembalian, dan kemudian berjalan meninggalkan Naura .

Beberapa saat kemudian, pesanan Naura sudah siap. Setelah menerima pack tersebut, Naura bermaksud ingin membeli piyama untuk Nyonya Elsa di sebuah outlet pakaian. Tetapi baru berjalan beberapa langkah, ada tiga orang yang tiba-tiba berada di belakang, dan samping kanan kiri gadis itu. Naura mengerutkan keningnya, ketika merasa ada sebuah benda ditempelkan di pinggangnya.

"Jangan banyak bicara, ikuti kami! Jika kamu melawan atau berteriak, maka pisau di pinggangmu ini akan menusuk pinggangmu. Temanku di belakang juga bisa langsung menembakmu dari belakang, maka bekerja samalah!" salah satu dari mereka, mengancam Naura dengan menggunakan pisau di pinggangnya. Gadis itu melihat ke arah dua pengawal Alexander yang ditugaskan mengawalnya. Tetapi melihat keintiman yang ditunjukkan ketiga orang yang saat ini menjadikannya sandera, kedua pengawal itu mengira jika Naura sedang bertemu dengan teman akrabnya.

Tanpa banyak bicara, Naura mengikuti ketiga orang tersebut, yang langsung mengajaknya naik eskalator menuju ke lantai atas. Kedua pengawal yang ditugaskan Alexander mengikuti Naura dengan santai ke atas. Naura mencoba mengikuti kemauan ketiga orang tersebut, karena ingin mengetahui motif apa yang membuatnya menangkap dirinya. Tidak diduga, ketiga orang itu mengajak Naura menuju roof top mall tersebut, dan sepertinya kedua pengawal yang ditugaskan menjaganya sudah memahami ada yang salah dengan mereka. Dengan cepat, kedua orang itu berlari mengikuti Naura.

"Berhenti.., lepaskan Nona kami..!" satu dari pengawal berteriak menghentikan ketiga orang yang menawan Naura.

"Apa yang akan kamu lakukan, apa kamu pikir kamu bisa dengan mudah melawan kami. Miss Naura ada di tangan kami, jika kalian berdua nekad ingin menyelamatkannya, maka nyawa Miss Naura yang akan menjadi taruhannya." sambil tersenyum sinis, salah satu pengawal tersebut berbicara dengan nada tinggi kepada kedua pengawal tersebut. Sepertinya orang-orang itu mengetahui peta mall tersebut, karena dengan cepat mereka sudah mencapai roof top mall tersebut. Di luar dugaan, sebuah helipad sudah terparkir di hanggar yang ada di atas mall.

Melihat hal tersebut, pengawal Naura berlari mendekat pada ketiga orang tersebut, dan Naura merasakan benda dingin mulai menyentuh kulit pinggangnya. Rupanya ancaman yang dikatakan mereka bukan main-main.

"Pergilah kalian.., aku bisa menjaga diriku sendiri. Jangan ada korban di sini.." Naura berbicara memperingatkan kedua pengawal tersebut. Tetapi rupanya, kedua orang itu tidak mendengarkan perkataan Naura. Satu dari tiga orang tersebut, tetap menahan dan memegangi Naura, sedangkan dua lainnya berlari menghadang kedua pengawal Naura.

*************************