Sore hari Naura kembali pulang ke rumah, dan gadis itu melarang Alexander mengantar sampai di depan rumah. Naura hanya meminta Alexnader untuk menurunkannya di pinggir jalan. Tanpa banyak bertanya, untuk menghargai permintaan gadis yang sudah menerimanya sebagai pasangan kekasihnya, Alexander memenuhi permintaan gadis itu.
Sesampainya di depan rumah, Naura melihat Nyonya Elsa sedang membaca sebuah tabloid. Tampaknya perempuan paruh baya itu terlihat serius, sampai tidak menyadari putrinya datang. Penasaran dengan berita yang dibaca Nyonya Elsa, dengan berjinjit Naura berjalan mendekati perempuan paruh baya itu kemudian mengintip bacaanya. Melihat judul dari berita itu, tubuh Naura merasa merinding, perempuan muda itu membayangkan apa yang terjadi tadi malam.
"Seseorang Terduga Vampire telah Menghisap Darah Korban di Taman Kota." judul tagline berita tampak tercetak di pikiran gadis itu.
"Na.., kapan kamu datang nak..?? Bisa-bisanya tidak mengucap salam sama mama, malah berdiri melihat mama dari belakang." menyadari jika Naura di belakangnya, ketika gadis itu menggunakan bahu perempuan muda itu sebagai pegangan saat mendadak kepala Naura pusing.
"Ehm.. maa..., maaf ma. Reflek saja ingin mengagetkan mama.." ucap Naura yang terkaget dengan suara Nyonya Elsa.
"Ini lho Na..., mama ngeri membaca tentang pembunuhan di taman kota. Diduga pelakunya adalah seorang vampire. Makanya besok-besok jika pulang telat, atau tidak bisa pulang, cepat kirim kabar ke mama. Jangan membuat orang tua khawatir." seperti rekaman kaset, Nyonya Elsa langsung mengomeli putrinya. Perempuan paruh baya itu segera berdiri, kemudian merangkul pundak Naura dan membawanya masuk ke dalam rumah.
"Mom.., bisa buatkan Naura secangkir teh panas. Tiba-tiba Naura mendadak kangen ingin minum teh panas buatan mama." untuk menghilangkan pusing di kepala, Naura merayu Nyonya Elsa untuk membuatkan teh panas. Tanpa menjawab, Nyonya Elsa segera menuju ke arah dapur.
"Ceklek.." terdengar suara kompir dinyalakan, pasti Nyonya Elsa sedang merebus air untuk membuat teh panas untuk putrinya. Memang di keluarga ini memiliki kebiasaan, untuk membuat minuman panas dengan merebus air terlebih dahulu. Mereka tidak suka memanfaatkan panas dari dispenser, karena menurut mereka mengurangi kenikmatan minuman yang mereka buat.
"Vampire..., mungkinkan itu kak Alex...? Tetapi laki-laki itu semalam tidur memelukku. Atau kak Alex hanya pura-pura, pada malam hari dia meninggalkanku, dan sesudah mengisi tenaganya dengan darah segarm laki-laki itu kembali untuk alibi denganku," Naura memijit-mijit pelipisnya, tiba-tiba dalam pikirannya banyak beredar pikiran tentang Alexander.
"Aku akan menanyakannya pada kak Johan. Aku yakin, laki-laki itu tidak akan membohongiku. Sebagai asisten pribadi yang mengurus semua keperluan kak Alex, aku yakin Kak Johan banyak mengetahui rahasia kehidupan kan Alex. Aku harus menanyainya.." pikiran Naura menyimpulkan jika dia harus mengatur janji dengan Johan.
Tidak lama, muncul kedatangan Nyonya Elsa dari dapur dengan membawa nampan. Selain teh panas, ternyata perempuan paruh baya itu juga membawa piring kecil berisi gorengan dari bahan dasar singkong diparut yaitu combro. Air liur Naura langsung menetes melihat cabe rawit hijau menemani combro goreng tersebut.
"Beli atau buat sendiri mom.., combronya?" sambil mencomot satu buah combro dan cabe rawit, Naura bertanya pada mamanya.
"Bikin sendiri, kemarin mama mencabut tanaman singkong di belakang rumah. Ternyata sudah ada umbinya, ya sekalian mama cabut. Daunnya itu mama buat gulai daun singkong. Sesudah Naura mandi, nanti mama temani makan malam dengan sayur tersebut." udah hafal dengan kesukaan putrinya, Nyonya Elsa selalu memasak yang menjadi kegemaran gadis itu.
**********
Di sebuah kastil
Terlihat Santos yang semalam berduel dengan Alexander, sedang duduk di sofa bersama dengan Edward laki-laki yang juga mengganggu Naura. Di depannya duduk laki-laki tua, dengan sebuah tongkat di tangannya. Mereka seperti sedang membicarakan sesuatu hal yang serius.
"Apa maksud ceritamu Santos..?" tanya laki-laki tua itu pada Santos.
"Sepertinya gadis yang semalam terlibat dengan Edward memiliki darah murni Dadd.., terbukti dengan mudahnya gadis itu bisa meredakan emosi Alexander. Tidak butuh waktu lama, hanya dengan memeluk tubuh laki-laki itu dari belakang, ternyata Alexander langsung terkendali perangainya." Santos menjelaskan tentang kejadian tadi malam yang dia lihat sendiri.
"Naurakah kak..., gadis itu harus menjadi milikku. Please dadd..., bantu Edward untuk bisa mendapatkan gadis itu." Edward merayu Daddy-nya untuk mendapatkan Naura untuknya.
"Kita baru berbicara serius, kamu malah memikirkan percintaan saja Edward.. Kamu bisa mendatangkan gadis, bagaimanapun tipe dan bentuknya dengan sangat mudah. Kenapa kamu tertarik dengan kekasih dari Alexander, bisa mati kamu dihajar laki-laki itu." melihat tingkah Edward yang kolokan, memancing kemarahan Santos.
"Dari mana kamu mengambil kesimpulan itu Santos?" dengan cepat, laki-laki tua itu menanggapi perkataan Santos, dan sedikitpun tidak membahas keinginan Edward.
"Santos melihatnya sendiri Dadd.., semalam Santos datang ke Presidential Suites tempat Alexander bermalam. Aku hanya ingin menyelesaikan urusan Edward dengan laki-laki itu, dan melepaskan gadis itu untuk Edward. Tidak diduga, Alexander menjadi kalap, demikian juga dengan Santos Dadd. Kami berubah menjadi vampire.., dan saat kami bertarung, gadis itu berlari keluar dari dalam kamar. Begitu gadis itu memeluk Alexander dari belakang, perlahan laki-laki itu kembali menjadi manusia kembali." Santos melanjutkan ceritanya.
Beberapa saat mereka terdiam, dan Daddy kedua anak itu tampak serius berpikir.
"Jika hipotesismu itu terbukti benar, akan sangat bermanfaat bagi kita untuk mendapatkan darah gadis itu. Kita bisa mengolahnya menjadi senjata yang mematikan untuk kaum vampire atau menawarkannya pada vampire yang ingin berubah menjadi manusia." tiba-tiba laki-laki tua itu tersenyum, tampak senyum misterius yang keluar dari bibirnya.
"Ikuti terus gadis itu, dan curi kesempatan untuk bisa membawanya ke hadapanku. Aku akan menelitinya sendiri, dan kamu Edward.., lupakan dia. Jangan berani bertindak bodoh di hadapan CEO Androlux, kamu bisa dimusnahkan oleh laki-laki itu tanpa bekas." mendengar perkataan Daddy-nya, Edward menjadi mengkerut. Biasanya laki-laki tua itu akan berusaha mengabulkan semua keinginannya, dan tidak jarang menggunakan sumber daya untuk membantunya. Tetapi kali ini, tanggapan yang bertolak belakang, sedikit membuat laki-laki itu takut.
"Santos akan berusaha Daddy.., dan kamu Edward. Semoga kamu bisa belajar dengan apa yang terjadi tadi malam. Untung saja Alexander tidak menghabisimu tadi malam, dia masih berpikir tentang nama Daddy di koloni kaum vampire. Jika tidak.., aku pastikan kamu sudah habis tadi malam. Dan satu lagi Edward.., kejadian tadi malam di taman kota, itu perbuatan kamu kan?" dengan tanpa mempertimbangkan perasaan Edward, Santos menyerangnya dengan kata-kata.
"Semalam hanya iseng kak..., sudah lama aku tidak mencicipi darah langsung dari manusia. Sudah bosan hanya konsumsi darah dari mesin pembeku darah." Edward membela diri.
"Hati-hatilah.., polisi di kota ini sudah mencurigai hal ini. Mereka bisa saja mengundang koloni kita, karena curiga dengan perbuatanmu, Hentikan..!" tanpa mendengar pembelaan dari adiknya, Santos terus memarahi Edward.
*********