Naura merasa sangat bahagia ketika lima orang IT Design Team ternyata merupakan sekelompok anak muda yang sangat kompak, sehingga gadis itu tidak begitu mempedulikan nasehat dan pesan-pesan dari Miss Kathleen. Tiga orang personil laki-laki, dan ditambah satu Naura.., IT Design itu menjadi tiga pasang laki-laki dan perempuan. Sebagai sekelompok anak muda yang menekuni hobby yang sama, ternyata mereka memiliki banyak persamaan.
"Na..., ke food court yukk, lapar nih..!" Aniss mengajak Naura bergabung untuk makan siang di food court.
"Tapi aku udah dibawain bekal nih sama mama. Boleh ga.., aku cuman duduk-duduk saja disana, atau pesan air mineral saja?" Naura menunjukkan lunch box dan tumbler yang disiapkan Nyonya Elsa padanya. Sebenarnya bekal itu disiapkan perempuan paruh baya itu untuk sarapan pagi gadis itu, tetapi kesibukannya membuat design yang diberikan kepadanya, membuatnya melupakan sarapan pagi.
"Halah ga pa pa..., daripada dirimu sendiri disini. Lumayan kan satu jam..., kita bisa kongkow-kongkow daripada digangguin sama hantu pojokan." Aniss menakut-nakuti Naura, dan tanpa sadar Naura menengok kubiknya yang berada di pojokan.
"An..., memang ada hantukah disini?" tanya Naura polos, sambil berkali-kali melirik kubik tempatnya berada.
"Ha..., ha..., ha..., konyol kamu Na. Omongan Aniss saja kamu dengarkan.., sudah ayuk join kami saja. Keburu tidak dapat tempat nih disana." Irwan langsung menarik tangan gadis itu, dan Naura langsung melihat ke arah pergelangan tangannya. Gadis itu memang selama ini membatasi diri dari pergaulan terhadap laki-laki, sehingga kaget saja ketika ada seorang laki-laki yang tanpa permisi langsung menarik pergelangan tangannya. Sadar jika Naura melihati ke arah pergelangan tangan, laki-laki bernama Irwan itu baru menyadari. Spontan laki-laki itu melepaskan pegangan tangannya.
"Ups.., sorry Na.. Aku terbiasa seperti ini dengan teman-teman perempuan yang lain." Irwan langsung meminta maaf, khawatir tindakannya tidak berkenan di hati Naura.
"Dimaafkan.., karena tanpa kesengajaan. Yukk.." setelah menghela nafas, Naura berusaha menetralisir perasaannya, dia memaklumi tindakan spontan yang dilakukan Irwan.
Ketiga orang dari IT Design Team itu segera berjalan keluar dari ruang kerja mereka. Mereka melihat beberapa orang sedang mengantri di pintu lift.. Rupanya jika jam istirahat, para pekerja di perusahaan itu mengisi waktu mereka dengan keluar dari perusahaan.
"Kita tunggu lift kosong saja ya.., lagian mereka sepertinya tidak menuju food court di building ini. Mereka pasti akan makan diluar." celetuk Aniss melihat empat orang yang sedang mengantri.
"Okay.." sahut Irwan cepat.
Setelah beberapa saat, orang-orang yang berada di depan pintu lift sudah semuanya masuk ke dalam lift. Seperti yang mereka duga, mereka mengambil tujuan turun dari lantai itu. Sedangkan food court ada di roof top building tempat perusahaan ini berada.
Setelah menekan tombol menuju ke lantai atas, tidak lama kemudian pintu lift berhenti di depan mereka. Saat mereka mau masuk, Naura terkejut melihat dua orang laki-laki muda yang sudah berada di dalam lift. Yang membuatnya terkejut, mereka adalah laki-laki yang mengendarai mobil dan tanpa sengaja ban mobil melindas batu, sehingga batunya terlempar ke kepala Naura. Tanpa sadar, di depan mereka Naura memegang bagian kepalanya yang masih benjot karena lemparan batu tadi. Dengan tatapan sinis, Naura kemudian masuk dan berdiri di depan dua orang laki-laki muda itu.
"Eh kita ketemu lagi Miss..., maaf ya tadi! Masih sakit?" tanya laki-laki yang dipanggil dengan sebutan Johan tadi.
"Sudah tahu nanya... " jawab Naura cepat. Aniss dan Irwan saling bertatapan melihat Naura dengan sinis menanggapi laki-laki yang mengajaknya bicara itu.
"Sorry banget Miss..., kan ban mobilnya yang salah, bukan kami yang melempat batu ke kepala Miss. By the way... Miss kerja disini juga ya, di bagian mana nih jika boleh tahu?" dengan bergaya sok akrab, Johan terus mengajak bicara Naura.
"Satu kalimat yang sama. Sudah tahu nanya..." kembali Naura memojokkan laki-laki itu.
"Hi.., hi.., hi... sadis kali Naura bicaramu." celetuk Aniss sambil menutup mulutnya. Irwan ikut tersenyum, tetapi tidak ikut menanggapi pembicaraan itu.
"Tuh.. temanmu saja bilang jika kamu sadis. Ramah sedikit kenapa sih.., nanti hilang lho cantiknya.." laki-laki dengan nama Johan itu semakin tidak tahu malu. Saat dia mau melanjutkan kalimatnya...
"Johan... silence please..!" laki-laki dengan wajah pucat dan mengenakan kaca mata hitam itu, tiba-tiba memberi teguran pada Johan.
"Baik Tuan Muda.." ucap Johan. Di telinga Naura..., kejadian itu seperti sebuah komedi di depannya, dan tanpa sadar gadis itu tertawa.
"Ha..., ha..., ha... syukurin. Tadi saja bicara ga mau berhenti.., ternyata tiga kata langsung membungkam mulutmu Bang.." ucap Naura menanggapi Johan. Untungnya lift sudah sampai dan berhenti di roof top, sehingga Aniss langsung menarik Naura keluar. Johan di belakang hanya melotot tajam melihat Naura yang sudah berjalan meninggalkannya, tetapi karena keberadaan laki-laki di sampingnya itu, dia tidak berani berbicara banyak.
***********
Johan langsung membawa laki-laki tampan berwajah pucat itu masuk di private room. Setelah masuk ke dalam, laki-laki tadi membuka kaca matanya dan segera duduk di tempat duduk yang berada di paling sudut. Johan mengikuti di belakangnya sambil membawa menu book.
"Tuan Muda menghendaki makan apa?" tanya Johan dengan sikap hormat pada laki-laki itu.
"Seperti biasa saja.., steak salmon sama french fries.." ucap laki-laki itu cepat. Matanya menatap keluar jendela kaca yang ada di depannya. Tanpa sadar sudut bibirnya naik ke atas.., ketika melihat gadis yang tadi digodain Johan tadi sedang berbicara dengan teman-temannya.
Johan yang baru datang dari bagian reservasi untuk order makanan, heran melihat sikap Tuan Mudanya. Tanpa sadar.., matanya mengikuti arah penglihatan Tuan Mudanya, dan ternyata melihat bagaimana perempuan muda yang tadi berbicara ketus dengannya di lift tadi, sedang dipandangi oleh Tuan Mudanya.
"Ehmm.., uhukk..." Johan berdehem dan batuk kecil, dan membuyarkan lamunan laki-laki yang duduk di depannya itu. Tuan Muda melihat dengan pandangan tajam ke arahnya.
"Maaf Tuan Muda .., tidak sadar telah mengganggu Tuan Muda. Hanya saya penasaran saja, Tuan Muda sedang melihat apa di luar sana. Ternyata.. ehm.. gadis tadi sudah bisa menggoyahkan hati dan perasaan Tuan Muda ya. Berarti Johan harus tanggap darurat nih..., akan stalking media sosial gadis itu ke depannya." Johan menggoda laki-laki yang dia panggil sebagai Tuan Muda itu.
"Jaga bicaramu...!" tanpa diduga, Tuan Muda melempar serbet makanan ke muka Johan dengan muka bersemburat merah. Laki-laki itu tidak akan dapat menyembunyikan ekspresinya, karena kulitnya termasuk putih kepucatan. Sehingga sedikit saja terdapat perubahan dalam roman mukanya, akan mudah terdeteksi.
"He.. he.. he.., iya Tuan Muda. Tapi ga salah kan, jika saya mencari informasi lebih tentang gadis itu. Lihatlah lagi Tuan Muda..., gadis terlihat unik, berbeda dengan gadis-gadis yang lain. Jika gadis yang lain menutup wajahnya dengan riasan tebal, lihatlah gadis itu sangat alami. Bahkan untuk pakaiannya terlihat sopan." Johan tanpa diminta, terus mempromosikan Naura di depan Tuan Mudanya.
"Tapi jika Tuan Muda tidak berminat pada gadis itu..., bolehlah gadis itu untuk Johan saja." lanjut Johan tidak tahu malu.
"Sudah.., tutup mulutmu!" kembali suara tegas Tuan Muda nya meminta Johan untuk diam.
***********