Setelah mendengar Manis mengatakan itu, Setyo akhirnya diam. Kemudian dia ikut makan denganku dalam diam. Aku ndghak begitu menggubrisnya, aku lebih sibuk dengan Ningrum dan Manis. Serta rencana kami bertiga, aku ndhak mau mengurusi Setya yang ibaratnya seperti perawan yang hendak datang bulan.
"Jadi, kapan kira-kira kamu akan menanyakan masalah ini kepadanya, Ndhuk?" tanyaku kepada Ningrum.
Ningrum melirik ke arah Pandu kemudian dia tampak menelan ludahnya dengan susah.
"Kira-kira pertanyaan apa yang harus kukatakan terlebih dahulu untuk bertanya kepadanya, Romo?" tanyanya kemudian.
Aku paham kalau dia ini gugup, dan lebih dari itu adalah dia anakku yang ndhak punya pengalaman sama sekali perkara ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com