webnovel

Mengizinkan Makan Banyak

Alesia yang sedang berada di mobilnya mulai memikirkan siapa wanita yang akan di temui Coki malam ini dan Alesia merasa kesal dengan Coki karena status mereka pacaran tapi dengan santainya Coki minta di pilihkan jas oleh Alesia

"Ngapain Coki minta aku memilihkan jas buat Coki untuk ketemu sama perempuan malam ini katanya Coki sama aku statusnya pacaran dan Coki akan menikahi aku tapi kenapa dengan santainya Coki minta aku memilihkan jas buat ketemu sama perempuan malam ini ngeselin banget Coki tapi kira kira Coki akan ketemu sama perempuan statusnya apa dengan Coki kenapa gue jadi mikirin status Coki dengan perempuan itu" monolog Alesia dengan wajah kesal dan emosi yang tertahan Airin yang melihat ekspresi wajah Alesia yang menahan emosi dan kesal langsung bertanya ke Alesia

"Kamu kenapa Alesia" tanya Airin sambil menatap Alesia sekilas lalu menatap ke depan lagi Alesia yang mendengar pertanyaan Airin langsung tersadar dari lamunannya

"Ngga papa mah" jawab Alesia singkat sambil menerbitkan senyum di wajahnya

"Mah mungkin Alesia lapar makanya ekspresi wajahnya seperti itu" cerocos Ridwan cuek tanpa melihat Alesia dan Airin karena dia fokus mengendarai mobilnya

"Papa tahu aja emang aku sudah lapar banget pah buruan nyetirnya supaya cepat sampai di rumah teman papa dan bisa makan gratis dengan banyak porsi di sana" cerocos Alesia lalu terkekeh sementara Ridwan ikut terkekeh dan Airin di buat membelalakkan matanya lebar

"Alesia nanti di rumah teman papa jangan makan banyak kalau kamu masih lapar nanti biar mama masakin makanan atau kita beli mampir makanan buat kamu saat pulang ke rumah" bujuk Airin sambil menatap wajah Alesia secara langsung sementara Alesia membulatkan matanya

"Kenapa mah pasti mereka juga mengizinkan makan banyak apa gunanya kita mau diundang mereka kalau kita di sana tidak makan makanan yang mereka suguhkan" celoteh Alesia sambil menatap tajam Airin

"Alesia papa harap kamu jaga sikap di rumah teman papa nanti dan kamu jangan makan banyak karena papa ngga mau di tuduh dan di kira tidak memberi nafkah anak dan istri serta tidak memberi makan ke kamu" tegas Ridwan sambil menatap Alesia sekilas dari spion lalu melanjutkan menatap ke depan lagi

"Papa kenyataannya sekarang aku ngga di beri makan malam oleh papa buktinya kita tadi tidak makan malam dulu malah langsung pergi ke rumah teman papa" dengkus kesal Alesia sambil melipatkan kedua tangan di dadanya dan memalingkan mukanya

"Alesia kamu pintar mencari alasan juga pasti kalau sama Coki selalu mengalah buktinya dia menuruti keinginan kamu membeli semua pakaian atau dress yang ada di mall" celoteh Airin lalu tertawa riang sementara Ridwan tertawa terbahak bahak dan Alesia mampu tersenyum tipis mungkin merasa bahagia karena begitu di istimewakan oleh Coki

"Kamu pasti bahagia Alesia kalau menjadi istri Coki buktinya baru pacaran saja kamu sudag di manjakan oleh Coki" sosor Ridwan sambil tetap fokus mengemudi dan masih tertawa terbahak bahak sedangkan Airin terkekeh dan Alesia hanya menerbitkan senyum sumringah

Bella melangkah ke halaman rumah untuk menyuruh Laura menunggu pacar Coki di dalam jangan di luar saat Bella sampai di halaman rumah Bella tidak menemukan Laura yang sedang duduk di kursi lalu Bella celingak celinguk melihat kanan, kiri, depan, belakang tiba tiba Bella kaget melihat Laura yang sedang berdiri di depan gerbang rumah Laura berdiri di pinggir jalan rumah Bella memanggil Laura dengan berteriak

"Laura" teriak Bella sambil melihat punggung Laura sementara Laura yang merasa di panggil langsung menoleh ke arah suara

"Ada apa mah'' tanya Laura menatap Bella sekilas lalu Laura menatap kendaraan lalu lalang di depannya

"Kamu ngapain di situ" tanya Bella sambil melangkah mendekati Laura sementara Laura tetap fokus ke jalanan

"Lagi nunggu pacar kak Coki datang mah" balas Laura sambil menatap Bella yang ada di sebelahnya

"Laura kamu tunggu pacar Coki di dalam saja jangan disini" tegas Bella sambil memegang lengan Laura lalu Laura menepis tangan Bella

"Mah aku penasaran sama wajah pacar kak Coki makanya aku pengin nunggu di sini" celoteh Laura sambil melototkan mata ke Bella

"Laura mama juga penasaran sama wajah pacar Coki tapi mama tetap menunggu di dalam rumah" cerocos Bella sambil memegang pundak Laura dengan lembut

"Mah aku sangat penasaran sekali karena kak Coki pasti menghamili pacarnya duluan makanya dia minta besok melamar pacar kak Coki dan kak Coki akan menikahi pacarnya dua minggu lagi makanya Laura mau nanya ke pacar kak Coki sudah hamil berapa bulan" sosor Laura sambil memasang wajah cemas dan gusar sementara Bella tertawa terbahak bahak membuat Laura mengernyit menatap Bella heran

"Laura kalau sampai beneran kak Coki sudah menghamili pacarnya duluan mama akan sangat senang karena sebentar lagi mama menimang cucu dari rahim istri Coki" tegas Bella sambil tersenyum sumringah sementara Laura di buat membelalakkan matanya lebar

"Mah itu artinya mama ngga keberatan kalau kak Coki menghamili pacarnya duluan" tanya Laura sambil menatap Bella dengan tatapan penuh tanda tanya sementara Bella menggelengkan kepalanya

"Mama malah senang kalau Coki menghamili pacarnya duluan karena kamu tahu sendiri Laura waktu mama sama papa mengenalkan dan mencoba menjodohkan Coki dengan beberapa teman anak mama dan teman anak papa tapi Coki selalu menolaknya tapi dengan anak Ridwan dia langsung jatuh cinta dan mama ngga keberatan Laura kalau Coki menghamili pacarnya duluan" jelas Bella panjang lebar sambil menampilkan senyuman termanis di wajahnya sementara Laura membulatkan matanya

"Apa orang tua pacar kak Coki ngga marah kalau kak Coki menghamili anaknya sebelum menikah" tanya Laura sambil menatap Bella penuh tatapan tanda tanya

"Itu soal belakangan Laura kalau Coki sudah terlanjur menghamili pacarnya duluan mama yakin pasti orang tua pacar Coki akan menerimanya ibarat kata nasi sudah menjadi bubur tidak akan menjadi bubur lagi" celoteh Bella sambil menampilkan wajah santai dan sumringah sementara Laura menatap sayu Bella

"Tapi Laura harap orang tua pacar kak Coki ngga akan marah ke kak Coki kalau sampai kak Coki menghamili anaknya duluan soalnya walau kak Coki nyebelin seperti itu tapi kak Coki merupakan kakak Laura satu satunya dan dia sering antar jemput Laura" pinta Laura dengan wajah cemas dan gusar lalu Bella menepuk pundak Laura

"Mama yakin orang tua pacar Coki ngga akan marah Laura kalau sampai Coki mengahamili anak mereka karena pacar Coki anak tunggal dan pasti Ridwan dan istrinya akan senang kalau anaknya menikah pasti mereka juga ingin segera menimang cucu dari anak kandungnya sendiri seperti mama dan papa yang sudah pengin menimang cucu dari rahim istri Coki" jelas Bella panjang lebar sambil tersenyum sumringah menatap Laura sementara Laura menganggukkan kepalanya

"Iya mah aku harap orang tua pacar kak Coki tidak memarahi kak Coki" gumam Laura dengan suara lirih tapi masih bisa di dengar Bella

"Laura ayo kita masuk lebih baik kita tunggu pacar Coki di dalam saja karena di sini dingin" pinta Bella sambil memegang lengan Laura

"Iya mah ayo tapi nanti biar Laura yang bukakan pintu buat pacar kak Coki" sahut Laura riang dengan antusias lalu Bella hanya terkekeh

"Terserah kamu Laura" gumam Bella sambil melangkah menuju ke dalam rumah sementara Laura ikut melangahkan kakinya menuju ke dalam rumah dengan senyum sumringah mereka melangkah dengan langkah santai