webnovel

Membantu Desa

Setelah selesai dengan sekolah sementara, anggota BEM pun di ajak kepala desa ke sebuah sungai yang aliran airnya cukup deras. Di sana ada sebuah bendungan yang sengaja di bangun warga untuk mengalirkan airnya ke sawah-sawah mereka, sehingga mempermudah pekerjaan mereka. Secara keseluruhan cara yang warga desa itu gunakan sangat kreatif, bahkan anak-anak BEM sampai kagum melihat sistem pengairan itu.

"Wah pak, keren sekali sistem pengairannya." Puji Putri yang di angguki oleh yang lainnya.

"Iya pak, hebat si bisa terpikirkan cara seperti ini." Sambung Aziz.

"Sebenarnya ide ini teh bukan dari saya, ataupun dari warga dewasa lainnya. Dua tahun lalu ada anak dari desa kami, dia masih sekolah putih abu-abu. Saat itu dia yang mengusulkan hal ini kepada semua warga, tapi sayangnya warga tidak menerima sarannya karna mereka berpikir anak itu masih terlalu kecil untuk memberi saran. Tapi anak itu tetap nekat dan membangun rangka awalnya sendiri, lama kelamaan warga mulai percaya karna anak itu membuktikannya. Dan sekarang usulnya bisa di terima warga, bahkan sangat berguna untuk semua sawah yang ada di desa ini." Jelas kepala desa itu dengan apa adanya.

Semua yang mendengar cerita kepala desa sedikit tidak percaya jika ternyata anak SMA yang membuat saluran irigasi ke arah persawahan itu, bahkan sistem yang di gunakan itu sama seperti rangkaian cara pemanfaat air untuk pembangkit listrik.

"Benarkah? Anak SMA dari desa ini bisa berbuat sehebat itu?" Tanya salah satu anggota BEM yang perempuan.

"Iya, memang seperti itu." Jawab kepala desa dengan sangat yakin.

"Wah, lalu dimana anak itu sekarang pak?" Tanya Fatimah mewakili anggota BEM lainnya yang ingin tau.

"Kalau sekarang anaknya sudah pindah ke kota, karna dapat beasiswa di sana. Kalau tidak salah nama kampusnya teh UI, apa IU? Saya lupa." Jawab kepala desa itu dengan bingung.

"UI, Universitas Indonesia?" Tukas salah seorang anggota BEM yang laki-laki.

"Nah eta, benar sekali. UI, Universitas Indonesia." Jawa kepala desa dengan semangat.

Mendengar jawaban kepala desa, semua anggota BEM semakin di buat speechless.

"Waw, hebat sekali ya?" Puji Putri lagi.

"Iya, memang hebat." Balas Fatimah dengan senyumnya.

"Baiklah, kalau begitu apa yang bisa kita bantu nih pak untuk saluran irigasi ini?" Tanya Ali langsung mengalihkan pembahasan.

"Oh iya saya sampai lupa kalau kalian kesini karna ingin membantu, maaf ya saya terlalu banyak bicara. Jadi kalian tolong bantu saya mengalirkan air lebih banyak ke sawah, karna lusa pembatas irigasi akan di buka untuk memulai masa tanam padi. Tolong bantu geser sedikit bendungan pasirnya, agar air yang masuk bisa lebih banyak." Jawab kepala desa itu menjelaskan.

"Baiklah kalau begitu, berarti kami mohon izin untuk membedah bendungannya sedikit ya?" Balas Ali sambil meminta izin lebih dulu.

"Iya-iya, silahkan." Jawab kepala desa dengan anggukan setuju.

Setelah mendapat izin, Ali pun berbalik menatap semua teman-teman anggota BEM.

"Kalian semua sudah dengar kan? Jadi, ayo kita bedah bendungannya." Ajak Ali pada semua anggota BEM yang laki-laki.

"Siap ketua." Jawab anggota BEM.

Setelah itu, mereka semua turun ke sungai dan mulai memindahkan beberapa karung yang berisi pasir. Sangat melelahkan untuk para pemuda itu, karna berat pasir itu bertambah dua kali lipat saat berada di dalam air. Melihat para pria yang sangat kelelahan, akhirnya anggota BEM wanita pun mengambil inisiatif untuk membelikan minuman juga makanan. Sudah pasti mereka akan merasa lapar setelah menyelesaikan pekerjaan dari kepala desa itu, karna perjuangan untuk memindahkan pasir itu memang tidak semudah itu.

1 jam kemudian, para pemuda anggota BEM mulai naik ke darat. Mereka kelihatan begitu lelah, dan kulit kaki mereka berubah menjadi pucat juga keriput. Mungkin karna terlalu lama berada di dalam air, jadinya seperti itu.

Melihat para pria sudah naik ke darat, anggota BEM wanita pun memberikan masing-masing segelas plastik air teh hangat. Lalu ada juga beberapa gorengan yang tadi sempat di beli oleh Putri dan Fatimah, tanpa banyak bicara para pria itu langsung menyantapnya dengan lahap. Bahkan mereka terlihat seperti orang yang sudah tidak makan beberapa hari, karna terlalu semangat makan.

"Kalian pasti kedinginan ya? Setelah ini langsung pulang saja, kalian mandi dulu lalu ganti baju agar tidak masuk angin. Habis itu kita makan siang bersama di rumah saya ya?" Usul kepala desa pada semua anggota BEM.

"Setuju pak." Jawab semua anggota BEM yang laki-laki.

Mendengar hal itu kepala desa pun tersenyum, sedangkan yang perempuan malah terkekeh geli.

"Baiklah kalau gitu, ayo pulang ke rumah masing-masing." Balas kepala desa memberi perintah.

"Siap pak." Jawab semua anggota BEM yang laki-laki.

Setelah itu mereka semua pergi dari tempat itu, dan kembali ke rumah singgah. Sesuai perintah kepala desa, semua anggota langsung membersihkan diri secara bergantian. Lalu mereka mengganti pakaian juga, dan kini terlihat lebih segar dari sebelumnya.

Di saat semua anggota sudah rapi dan terlihat lebih segar, mereka pun sama-sama keluar dari rumah dan melangkah ke rumah kepala desa seperti yang beliau janjikan sebelumnya. Apalagi tepat sekali waktunya menunjukkan jam makan siang, perut semua anggota juga sudah mulai berbunyi karna ingin di isi.

Sesampainya di depan rumah kepala desa, seperti biasa ali dan semua anggota BEM mengucapkan salam terlebih dahulu. Setelah tuan rumah menjawab, dan mempersilahkan mereka untuk masuk barulah mereka akan masuk. Lalu mereka duduk dengan tenang, saling menghargai apalagi di rumah kepala desa.

"Terima kasih pak atas undangannya, maaf kalau kami malah merepotkan." Ucap Ali dengan sopan.

"Tidak apa nak, justru saya yang meminta maaf karna mungkin hidangannya terlihat biasa. Justru seharusnya saya berterima kasih sama kalian, karna kalian sudah membantu saya mengajarkan pada warga tentang pentingnya pendidikan. Dan kalian juga sudah membantu saja memindahkan bendungan, terima kasih sekali ya?." Jawab kepala desa dengan senyumannya.

"Tidak apa pak, itu memang tugas dan tujuan kami datang ke desa ini. Kami senang jika bisa membantu, ya kan teman-teman?" Balas Aziz sambil meminta pendapat pada semua teman BEM nya.

"Tentu." Jawab Semuanya.

Kepala desa kembali tersenyum mendengar jawaban anak-anak BEM, lalu ia pun memerintahkan anak-anak muda itu untuk menyantap makanannya.

"Iya sok atuh di makan, ini sudah di siapkan khusus untuk kalian." Titah kepala desa dengan semangat.

"Iya pak." Jawab semua anak-anak BEM.

Akhirnya mereka semua mengambil masing-masing menu makan siang yang sudah di siapkan oleh kepala desa, tidak lupa mereka berdoa baru setelah itu mereka sama-sama menyantap makan siangnya.

Próximo capítulo