webnovel

Jangan Baper!

Adolescente
Contínuo · 14.4K Modos de exibição
  • 6 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • N/A
    APOIO
Sinopse

"Kalau gue punya pacar gimana kak?" Tanya Heri. "Berarti lo gak jomblo" "Bukan itu, maksud gue kita tetep jalan-jalan bareng?" "Gue akan sedikit jaga jarak dan mengurangi jalan bareng sama lo. Gue nggak mau pacar lo nanti sakit hati karena gue" jawab Ninda. "Kenapa? Kan kita sahabat. Pacar ya pacar, ke sahabat kan nggak pakai cinta, beda kalau ke pacar" kini Heri mengubah posisi duduknya menghadap Ninda. Berbicara dengan mata lebih serius. "Perempuan itu perasa Her, rasa cemburunya besar. Gue juga mungkin akan sakit hati kalau pasangan gue nanti lebih deket sama sahabat perempuannya" "Kalau gitu gue gak akan punya pacar sebelum lo punya pasangan kak" ucap Heri lantang. "Kenapa?" "Kalau gue punya pacar, nanti lo akan jaga jarak demi menjaga hati pacar gue, kan?. Jadi gue akan tetep jadi teman baik lo sampai lo nemuin seseorang yang tepat yang bikin lo nggak kesepian meski tanpa gue" -Heri

Tags
3 tags
Chapter 11

Gadis itu berjalan dengan malas, menuju parkiran dimana sepeda motornya berada.

Ia berhenti sejenak, menarik nafas sebentar dan membuangnya dengan kasar.

"Jam 22.00, ya?" Lirihnya setelah melihat jam tangan berbentuk bulat dengan ukuran kecil yang ia kenakan di tangan kanannya.

Hari ini banyak sekali deadline yang harus ia kerjakan dikantornya yang membuat dirinya lembur dan wajahnya menjadi kusut.

Aninda Nirwana, biasa dipanggil Ninda. Gadis berusia 21 tahun dengan status single. Wajah bulat, bibir mungil, dan hidung yang tidak terlalu mancung. Tak pernah sekalipun selama 21 tahun hidupnya ia mempunyai pacar.

Tidak sedikit temannya yang sudah menikah dan mempunyai anak. Tapi dirinya belum memikirkan hal itu, bukan belum memikirkan, tapi malas memikirkannya. Karena memikirkannya Ninda hanya akan ketakutan.

Kadang ingin juga mempunyai orang special, mendapat perhatian, kasih sayang, tak lagi kesepian. Namun rasa takut itu selalu muncul membuat Ninda kembali berfikir lebih baik sendiri dari pada terluka.

Kejam. Rasa takut memang kejam. Ia selalu memberitahu apa kelemahan kita.

Ninda memasang helm-nya, dan bersiap menghidupkan sepeda motornya. Rasanya ingin pulang dan rebahan, badannya begitu lelah hari ini.

Ninda memang bekerja sebagai admin online shop, terdengar pekerjaan yang biasa saja, namun nyatanya bermain dengan emosional dalam menghadapi customer cukup sulit. Barang yg rusak, telat pengiriman, atau hal lainnya pasti customer komplain padanya. Walau komplain itu hanya lewat sebuah chat, emosional Ninda cukup terkuras. Terlebih jika pikirannya sedang tidak enak.

Kadang Ninda juga membantu bagian finishing untuk mengerjakan barang produksi. Itu cukup menguras tenaga, karena pekerjaan produksi di sebuah tempat percetakan sebenarnya untuk tenaga lelaki. Karena deadline, Owner kadang menyuruh Ninda ikut turun tangan membantu bagian produksi dan lembur.

"Udah malem lho kak Nin, gue temenin pulang, ya?" Ucap seorang lelaki yang usianya lebih muda 1 tahun dari Ninda.

"Eh nggak usah, gue pulang sendiri aja gak apa-apa"

"Yaudah hati-hati ya, tapi lo harus janji besok pagi harus ketemu gue lagi disini"

"Iya gue janji"

Kami pun tertawa bersama.

Heriandra Mahesa, teman dekat Ninda dikantornya. Dia mempunyai hobby yang sama dengan Ninda, suka menonton anime. Mereka sering saling merekomendasi anime yang menurut mereka bagus. Heri mempunyai 1TB anime di hardisk-nya. Lebih banyak anime action dan psychological. Selera mereka sama, jadi saat bertemu mereka suka menghalu dan bergurau layaknya hidup di dalam anime.

Teman yang lain mengira mereka berpacaran, karena mereka memang sangat dekat dan suka menjahili satu sama lain. Namun sebenarnya tidak begitu, baik Ninda ataupun Heri, mereka sama-sama mempunyai rasa friendly yang kuat. Heri sendiri adalah orang yg sulit jatuh cinta walau wajahnya terlihat sangat fake boy.

Ninda berharap pulang dan sampai rumah dengan melihat kedamaian, tapi setelah ia sampai malah melihat pertengkaran.

Bukan sekali atau dua kali, sudah cukup sering Ninda melihat kedua orangtuanya yg bertengkar. Jenuh, itu yg Ninda rasakan.

Perceraian memang menyakitkan bagi anak, melihat orang tua yang tak lagi satu atap memang sakit.

Tapi, melihat orang tua yang masih satu atap hampir setiap hari berkonflik tanpa penyelesaian itu lebih menyakitkan.

Ayah yang egois dan tak kunjung berubah, dan ibu yang kuat yang selalu mencoba memperbaiki semuanya, membuat anak seperti Ninda ketakutan akan itu.

Ayah Ninda selalu pulang malam, dengan bau alkohol. Setelah pulang bekerja ayahnya pergi ke sebuah club malam. Menghamburkan uang, dengan wanita murahan. Padahal mencari uang sangat melelahkan.

Mungkin berdosa, selama ini Ninda membenci ayahnya itu bahkan tidak peduli sama sekali. Sejak Ninda SMP dia selalu berada dalam situasi rumah seperti ini. Pernah ia menyarankan agar ibunya berpisah saja dengan ayahnya, Ninda tidak masalah jika orang tuanya pisah. Tapi ibunya menolak. Memperbaiki lebih baik dari pada berpisah. Begitu katanya.

Kata-katanya yang menyakiti diri, terdengar sangat naif.

Tapi sebenarnya mungkin ibunya tidak ingin melihat anaknya memiliki keluarga baru. Membangun dan menerima keluarga yang baru tidak mudah di banding mempertahankan keluarga yang sudah ada. Karena sejatinya, keluarga dengan ikatan kuatlah yang membuat bertahan sejauh ini.

Ayah Ninda juga tak pernah mau berpisah dengan ibunya, entah apa alasannya. Kalau masih mau bertahan kenapa ayahnya selalu menyakiti? Lebih baik berpisah, bukan?

"Sudah malam, aku juga sudah bosan, bisakah aku tidur dengan nyenyak malam ini?" Ucap Ninda yang membuat ayah dan ibunya berhenti adu mulut.

Ibu, bisakah jangan bertengkar di depanku?

Ayah, bisakah kau menjadi cinta pertama putrimu, walaupun sudah terlambat?

.

.

.

.

To be continue

Você também pode gostar

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · Adolescente
4.9
425 Chs

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Uau! Você seria o primeiro revisor se você deixar seus comentários agora!

APOIO