"Terimakasih, Tuhan." ucap Mika penuh rasa syukur. Inggrid terkekeh dibuatnya. Wajah Bos sucinya terlihat koyak karena keringat. Inggrid menarik sapu tangan dari saku jas pria itu kemudian menyapukannya ke wajah si empunya.
Ternyata peribahasa berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian itu ada benarnya juga. Setelah mendapat ketidak adilan di toko baju, ia kemudian diberi kesenangan yang sebegini besarnya. Bahkan ia ingin berteriak kencang karena perlakuan langka wanita di depannya itu. Masih fokus membersihkan peluh di wajahnya.
Nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan?
"Sepertinya, nenek sihir itu, tidak mengejar kita." kata Inggrid terputus-putus. Sesekali ia menoleh ke belakang hanya untuk memastikan bahwa Rima benar-benar tidak mengejar mereka berdua.
"Ya, sepertinya memang begitu."
Inggrid terkekeh, "Kau tidak mempunyai pembendaharaan kata yang banyak ya? Menyendiri selama bertahun-tahun membuat fungsi bahasamu menurun, hm?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com