webnovel

Leo Mengetahui Rahasia

Untuk memastikan bahwa Violet adalah seorang wanita, Leo kembali membenarkan cara menggendongnya. Dan benar saja, Leo merasakan dada wanita di dada Violet. 

"Dia adalah seorang wanita. Kenapa dia menyamar dan sekolah di sini? Apa tujuannya masuk ke sekolah khusus pria?"

"Tidak heran jika pagi tadi dia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang yang normal. Jadi memiliki perasaan kepada salah satu siswa dari sekolah ini maka dia tidak salah, karena dia adalah seorang perempuan!"

Perlahan, Leo merebahkan tubuh Violet di atas ranjang UKS yang ada di sekolah itu. Ketika dokter penjaga yang ada di UKS itu hendak memeriksa Violet, Leo pun menolaknya dan bahkan dirinya sendiri yang hendak memeriksanya. 

"Memangnya kau bisa?" tanya Dokter. 

"Bisa!" jawab Leo singkat. 

"Leo, tapi Ini adalah pekerjaanku. Kenapa kamu ingin memeriksanya?" lanjut Dokter lagi. 

"Terserah aku. Aku hanya ingin memeriksanya. Apa salahnya?" ketus Leo. 

Dokter sampai bingung sendiri. Tapi dokter memang tidak pernah meragukan insting dari seorang Leo. Beliau pun akhirnya mengizinkan Leo untuk memeriksa Violet yang katanya adalah temannya itu. 

Di sisi lain, orang yang sebelumnya memotret Violet secara diam-diam menempelkan foto Leo saat menindih Violet ketika di bawah pohon di malam hari. Membuat seluruh seisi sekolah menjadi ricuh akibat foto tersebut. 

Saat semuanya sedang sibuk di mading,  Leo malah sibuk menangani Violet yang masih pingsan di UKS. Bagas yang selalu menjadi Garda terdepan langsung berlari menuju UKS dan memanggil nama Leo dengan keras. 

"Leo!"

"Leo! Di mana kamu!" teriaknya. 

Mendengar Bagas berteriak memanggil namanya,  Leo pun segera keluar menemui Bagas supaya tidak mengganggu Violet yang saat itu masih istirahat. 

"Kamu apaan, sih? Kamu bisa diam, tidak? Vito sedang istirahat, nih. Dia masih pingsan belum sadarkan diri!" tegur Leo. 

"Leo, ini ada hal yang lebih penting daripada Vito yang masih pingsan. Kita harus ke mading!" tegas Bagas menarik tangan Leo dan berlari ke mading. 

Raut wajah Bagas yang begitu tegang, membuat Leo penasaran dengan apa yang terpajang di Mading. Takutnya, memang ada sesuatu yang berhubungan dengan Violet. 

***

Sesampainya di depan mading, Leo tak terkejut, hanya saja dirinya kesal melihat foto dirinya sedang bersama Violet terpampang jelas di sana. Saat itu, Leo sudah tahu bahwa Violet adalah seorang wanita ataupun perempuan. Maka, ia tidak akan marah akan hal itu. Hanya saja, Violet masih belum sadarkan diri saat itu. Jadi, rahasia itu masih akan ia simpan sampai Violet sendiri yang mengatakannya. 

"Siapa yang memajang foto ini di sini?" tanya Leo masih lembut. 

Tak ada yang menjawab, akhirnya Leo pun marah besar. "Cepat katakan! Siapa yang telah mengambil fotoku bersama dengan Vito dan memajangnya di mading, katakan!" sentaknya.

Akhirnya, hanya ada satu kecurigaan Leo, dan itu adalah benar. Leo menghampiri seorang siswa yang selalu memegang kamera, ia menghampiri pria yang memotret diam-diam ini dengan marah.

Leo juga menanyakan mengapa dia melakukan hal itu. "Aku tahu jika semua ini adalah ulah dirimu. Apa maksud dari semua ini?" tanya Leo masih baik-baik. 

"Kamu mau tahu aja, atau mau tahu banget, Leo?" pria itu masih saja bersantai. 

"Katakan, atau aku akan merusak kameramu, katakan!" 

Seluruh siswa belum pernah melihat sampai Leo se-marah itu. Ya, bagaimana tidak marah? Sebelumnya mereka hanya bersaing dalam berprestasi saja. Namun saat itu, mereka malah bersaing bagaimana menjadi seorang gay yang baik. 

"Aku melakukan ini hanya untuk bersenang-senang saja. Kenapa Leo? Apakah semua ini sebuah kenyataan?" ujar pria pemotret tersebut. 

Bug! 

Huh! 

Leo memberinya sebuah tinjuan. Leo juga mengecam untuk tidak macam-macam lagi dengannya maupun dengan Violet. 

"Memangnya kenapa jika aku akan macam-macam kepada Violet? Apakah Violet itu adalah pacarmu, Leo?" pria itu masih terus mengejek Leo. 

Segera Bagas melepaskan foto tersebut dari mading dan menyusul Leo pergi. Kekacauan itu memang membuat reputasi Leo sedikit tercemar. Apalagi Bagas yang sebelumnya menyadari bahwa Violet adalah seorang wanita. Ia pun mulai meragukan sikap Leo yang melunak kepada Violet. 

"Leo, kenapa kamu harus se-marah Ini? Bukankah ini hanya sebuah lelucon saja! Lagipula, Violet itu anak baru. Kenapa juga kau membelanya sampai seperti ini? Apakah gosip itu benar, jika kau menyukai Violet?" Bagas mulai memancing. 

Langkah kaki Leo terhenti. "Jika kau katakan itu lagi, maka jangan menyesal jika besok kau tidak bisa bicara lagi!" dengusnya. 

***

Sejak kejadian mading Leo dan Bagas tidak lagi sama seperti dulu. Jia mereka dulu sangat akrab, maka saat ini mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.

Violet belum mengetahui tentang masalah Mading siang itu, karena semua bukti juga sudah di hilangkan kan oleh Leo dan Bagas sendiri. Mereka juga meminta pihak sekolah jangan pernah membahasnya lagi meskipun itu dengan Violet. 

Selama itu, Violet merasa jika Leo menghindari dirinya. " Leo, kenapa kamu dari tadi diam saja? Apakah kamu sedang ada masalah?"

"Aku dengar dari beberapa teman sekelas, kalau kamu yang membawaku ke UKS saat aku pingsan. Bener begitu, Leo?"

"Leo, kenapa kamu diam saja? Apakah aku berat, jadi membuatmu marah padaku?" 

Sudah beberapa kali Violet mencoba bicara dengan Leo. Tapi tetap saja Leo masih diam dan terus diam, mengacuhkan Violet sama seperti sejak awal Violet datang. 

"Leo ini kenapa, sih? Kata dokter, dia orang yang paling panik saat aku mau diperiksa. Bahkan dia sendiri yang memeriksa aku, kenapa mala begini, sih?" gumam Violet. 

Pusing dengan pikiran Leo, Violet pun meminta pendapat dengan Bagas. Saat itu, Violet menarik tangan Bagas dan mulai meminta pendapatnya. Saat Violet menarik tangannya, Bagas menyadari jika jantungnya berdetak cepat.

"Bagas, Bagas! Kenapa sih, kamu lihatin aku sampai segitunya? Risih tau! Ntar dikira kita ini Gay, lagi!" cetus Violet menyadarkan lamunan Bagas.

"Iya, ada apa? Aku cuma kaget saja. Kenapa kamu tiba-tiba menarik tangan aku dan bawa aku ke--" ucapan Bagas belum selesai, langsung di tutup mulutnya oleh tangan Violet. 

Hal itu malah semakin membuat jantung Bagas berdegup kencang. "Itu bukannya Leo, ya? Siapa perempuan itu, ih sama perempuan loh!" tunjuk Violet. 

Tanpa sengaja mereka berdua melihat Leo sedang berbicara dengan seorang gadis cantik. Violet pun mengajak Bagas untuk menguping pembicaraan kedua orang itu. Ternyata, gadis ini adalah gadis yang pernah ditolong oleh Leo hingga kaki Leo terluka.

"Siapa perempuan itu?" bisik Violet. 

"Jika kamu pengen tahu ... Aha! Um, sudah sana. Sebaiknya, kau tanya langsung saja dengan Leo-nya. Kenapa kau bertanya kepadaku!" ketus Bagas. 

"Astaga, ya kau kan temennya. Kau sahabatnya, pasti kau tahu lah siapa itu perempuan!" 

Violet malah ribet sendiri, itu membuatnya semakin terlihat seperti perempuan yang sedang cemburu melihat kekasihnya bersama dengan wanita lain.