webnovel

I Have To Go

Urbano
Contínuo · 16.7K Modos de exibição
  • 7 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • N/A
    APOIO
Sinopse

Okta yang sudah jatuh hati pada pria yang lebih tua darinya itu harus diam memendam rasanya. Pria yang bernama Teguh harus melakukan hal yang sama memendam rasa cintanya. Okta tau bahwa pria itu juga sama halnya dengan dia. Hingga suatu hari Teguh berpesan pada Okta menyuruhnya untuk pergi dari hidupnya dengan cara yang halus. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Ikuti terus alur ceritanya..

Tags
6 tags
Chapter 1Pertemuan Pertama

Okta berjalan bersama ke-dua temannya yang disertai dengan tertawa. Dengan ekspresi wajah yang masih tersenyum Okta melihat seorang pria yang tengah memandanginya, dengan ragu dia juga tersenyum. Keesokan harinya, Okta berjalan pulang dari toko tempat kerjanya. Di tengah perjalanan, seorang pria yang tersenyum padanya kemarin memanggilnya.

"Hei" kata pria itu yang masih sibuk dengan kertas kertas yang sedang ia jilid.

Okta dengan ramah tersenyum dan menghampiri pria itu.

"Iya om ada apa?" tanya Okta ramah.

"Abis dari mana?" tanyanya dengan tangan yang masih sibuk dengan kertas.

"Pulang kerja om" berdiri dihadapannya yang dibatasi oleh etalase.

"Oh udah lulus ya, kok sendiri biasanya sama temen" menumpukan kertas yang sudah selesai dijilid.

"Mereka lagi pada kuliah" jawab Okta singkat. "Oh ya ada apa manggil om?" tanya Okta.

"Gapapa pengen aja" jawabnya dan memandangi Okta.

"Aku ngantuk, tapi males jalan, capek" ucap Okta sambil mengipas dengan tangannya.

"Ya udah ke dalem aja, tidur di sana, gapapa kok" ucapnya yang kembali mengambil buku dan meng-copy-nya.

"Gak ah, gak enak, nanti kalau ada orang ke sini mikirnya macem-macem lagi" tolaknya.

"Terus mau gimana?" tanyanya.

"Aku pulang aja deh, om juga sibukkan?"

Pria itu mengangguk. Okta pamit padanya dan meninggalkan dia. Okta sampai di rumahnya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Lelah banget hari ini" ucapnya dengan memandang langit langit kamar. "Eh iya om itu siapa ya namanya aku lupa" mengingat dulu bahwa dia pernah bertemu dengannya dan mengetahui nama pria itu. Okta sudah meninggalkan kotanya selama 6 tahun dan tentu saja dia lupa nama pada beberapa orang termasuk nama pria itu. Okta terus meningkat namanya tapi hasilnya nihil, dia masih tetap tak ingat dengan nama pria itu hingga tertidur.

Pagi hari dia bangun seperti biasanya hanya saja hari ini toko tutup dan Okta hanya diam di rumah. Tak ada pekerjaan, Okta teringat dengan ponselnya yang rusak dulu. Setelah mengambil ponsel itu, dia membongkarnya dan memperbaiki. Okta suka dengan hal memperbaiki barang elektronik berupa ponsel. Tak perlu banyak waktu Okta sudah menemukan hal yang membuat ponsel itu mati. Dia pergi ke luar untuk membeli LCD ponsel dan kartu memori untuk ponsel itu. Konternya tak jauh dari rumah Okta, dia tak bisa menjangkaunya dengan berjalan kaki. Tentu saja Okta bertemu dengan pria itu lagi karena konter itu tak jauh dari tempat kerjanya. Pria itu tersenyum dan memanggilnya lagi.

"Hei" kata pria itu.

Okta tanpa ragu menghampirinya.

"Ada apa om?" tanya Okta.

"Mau kemana?" tanya pria itu.

"Mau ke konter beli kartu. Aku ke sana dulu ya, takut tutup" tanpa menunggu jawaban Okta pergi.

Selesai membeli LCD dan kartu memori, Okta kembali ke tempat fotocopy tempat dia bekerja.

"Buat apa beli ini?" tanya pria itu.

"Buat benerin ponsel, ponselku rusak" jawab Okta. "Tumben om gak ada kerjaan, kemaren sibuk" lanjutnya.

"Iya lagi sepi"

Okta hanya mengangguk kecil.

"Mana nomer teleponnya?"tanyanya.

Okta yang mendengar itu merasa bingung. "Buat apa om?" tanyanya heran.

"Ya kalo banyak kerjaan disini, bisakan bantu om" jelasnya singkat.

"Hm iya juga sih, tapi dibayarkan? hehe"

"Iya" jawabnya.

"Hm om aja deh, mana nomer telpon om? biar aku aja yang chat om, soalnya aku belum hapal nomernya" ucap Okta.

Pria itu memberikan selembar kertas yang sudah ada nomor teleponnya. Okta berpikir bahwa dia masih belum tau namanya dan nama apa yang akan dia tulis nanti di kontak teleponnya.

"Om, nama om siapa? masa tulisannya no name, kan gak asik" tanyanya.

"Terserah mau apa juga" jawabnya tersenyum.

"Ih om" memonyongkan bibirnya "ya udah aku kasih nama no name aja, om gak ngasih tau sih" yang masih cemberut karena pertanyaannya tak di jawab.

Pria itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Okta. Okta yang masih cemberut dibuatnya, emosi dan akan memarahinya tapi niatnya gagal karena ada orang yang datang ke sana. karena kesal Okta pamit dan pulang. sesampainya di rumah, Okta langsung melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda tadi. Selesai memasang LCD, dia mencoba menyalakan ponselnya. Okta bersorak ria karena ponselnya kembali menyala. Dia teringat dengan pria yang dipanggilnya om itu. Dia tak habis pikir dengan kelakuannya tadi yang membuatnya bersikap seperti anak kecil.

"Ih aku kenapa sih tadi kayak gitu ke dia, malu maluin aja" ucapnya sendiri.

Okta mengambil kertas yang bertuliskan nomer pria yang belum tau namanya itu dan menuliskan di ponselnya dan memberi nama no name sesuai ucapannya tadi.

Langit sudah gelap. Okta masih sibuk dengan ponselnya yang baru dia perbaiki itu. Notif pesan dari ponsel lain berbunyi. Okta melihat Reza mantannya itu mengirimkan pesan singkat.

Reza : Okta

Okta : Y

Reza : Lagi apa?

Okta hanya melihat pesan itu tanpa membalasnya. Dia teringat bahwa dia belum menghubungi pria itu. Okta menekan nomor teleponnya dan mengirimkan pesan padanya.

Okta : Om, ini Okta yang tadi, save ya nomor aku siapa tau butuh,, hehe..

No name : Iya

Okta tersenyum mendapat pesan dari pria itu. Senyumnya tak lama karena Reza kembali mengirimkan pesan.

Reza : Ta kok di read doang, atau udah ada baru?

Okta : Aku sibuk jan ganggu aku lagi, aku udah punya pria lain

Balasan pesan Okta sukses membuatnya diam tak mengirimkan pesan lagi. Okta terpaksa berbohong karena tak mau diganggu oleh Reza yang sudah mengkhianatinya.

No name : Tidur udah malem

Okta : Iya om

Okta tersenyum dan mengikuti interupsinya untuk tidur. Okta merebahkan tubuhnya dan mengirimkan pesan lagi.

Okta : good night om

No name : iya

Okta pun tersenyum bahagia dan tertidur.

Você também pode gostar

Menikah dengan Saudara Tiriku yang Miliarder

``` Pada hari pernikahannya dengan kekasih masa kecilnya, Natalie Ford menerima hadiah yang tidak terduga: sebuah sertifikat pernikahan. Ternyata ia sudah menikah dengan seorang yang sama sekali tak dikenal—Aiden Handrix. Sementara para tamu pernikahan terus mengejek dan menghina, kekasihnya Ivan memutuskan untuk meninggalkannya, memilih untuk menikah dengan saudara tirinya Briena. Untuk menambah cobaan, ia diusir dari rumahnya sendiri. Untuk membuktikan kepolosannya, Natalie Ford hanya bisa mengambil satu tindakan - ia harus menemukan Aiden Handrix yang misterius ini dan menuntaskan semua ini! Keesokan harinya, ada berita yang trending di TV. Justine Harper, ahli waris keluarga terkaya di Bayford kembali ke rumah. Mata Natalie menyipit ke layar TV. 'Mengapa pria ini tampak persis seperti pria di foto sertifikat pernikahan saya?' Dalam usahanya menguak misteri pernikahan yang dikatakan itu, ia memutuskan untuk mengikutinya dan bertanya secara langsung. “Apakah kamu sudah menikah?” “Tidak.” “Apakah kamu punya saudara kembar?” “Tidak?” “Kebetulan kamu pernah mendengar nama Aiden Handrix?” “Tidak.” “Lalu, siapa sebenarnya kamu ini?’ “Adikmu.” “Tunggu, apa?” “Ya. Sekarang kemas barang-barangmu dan pulang bersamaku.” Pertama-tama mendapatkan suami secara tiba-tiba dan sekarang seorang saudara dengan wajah yang sama? Apakah tuhan menciptakan klon dan menawarkannya pada dia dengan hubungan yang berbeda? ```

Sera_b17 · Urbano
Classificações insuficientes
349 Chs

Satu Malam Liar

Lucinda Perry, seorang penyendiri sosial dan pekerja keras, berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menggila di ulang tahunnya yang ke-25 dan bahkan mencetak one night stand jika ia mendapatkan promosi yang sudah lama ditunggu di pekerjaannya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan tidak hanya itu, tapi ke kantor pusat di kota yang berbeda. Harus menghabiskan malam ulang tahunnya di kota baru, dia pergi ke klub di mana dia bertemu dengan orang asing tampan, Thomas Hank, yang menawarkan diri untuk menjadi one night stand-nya setelah melihat daftar berani-melakukannya, yang termasuk memiliki satu malam berdiri. Thomas Hank, setelah digunakan oleh beberapa wanita di masa lalu, bertekad untuk mendapatkan wanita impiannya yang akan mencintainya untuk dirinya sendiri dan bukan karena kekayaannya. Jadi ketika dia bertemu Lucinda Perry yang imut dan polos di klub, dia memutuskan untuk menjaga identitas aslinya dari dia dan mencari tahu apakah dia layak untuk dia pertahankan. ***Excerpt*** Apa yang lebih menghibur daripada sisi karakter yang gila? Katakan halo pada Sonia dan Bryan. Jantung Sonia berhenti berdetak sebentar, lalu berbagai pemikiran mulai berterbangan di kepalanya pada saat yang sama. Bryan Hank? Idola selebriti yang dia naksir sedang berlutut tepat di depannya dan memintanya untuk menjadi istrinya? Apakah dia salah mengira dia dengan orang lain? Apakah mungkin ini adalah lelucon, atau mungkin ini seperti salah satu lelucon selebriti dan ada kamera-kamera di sekitar, menunggu untuk merekam dia membuat dirinya tampak bodoh? Atau mungkin dia sedang bermimpi? Sonia bertanya-tanya sambil melihat-lihat sekitar mereka, tetapi yang dia lihat hanyalah penonton yang penasaran. "Tolong! Jadilah istriku dan buat aku menjadi pria paling bahagia di Bumi," katanya dengan suara keras yang menarik perhatian semua orang. Editornya yang telah ditunggunya selama lebih dari satu jam karena dia mencoba menandatangani kesepakatan dengan produser film yang tertarik dengan salah satu ceritanya, muncul saat itu juga, "Sonia, kamu kenal Bryan Hank?" Tanyanya dengan heran saat melihat adegan di depannya. Sepertinya sudah berjam-jam sejak Bryan berlutut, tapi ternyata baru satu menit. Bryan tahu tidak ada wanita yang cukup gila untuk menerima proposal gila seperti itu, dan bahkan jika ada yang mau menerima, membayarnya dan membatalkan keseluruhan hal tersebut akan mudah karena yang dia inginkan hanyalah skandal yang bisa terjadi dari situ. Judul beritanya mendatang akan tentang proposal pernikahan yang ditolak atau pertunangannya yang dikatakan, yang cukup membuat Sophia lepas dari kaitannya. "Ya!" Jawab Sonia dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya dan mengulurkan jarinya agar dia memakaikan cincin pertunangan. "Ya?" Tanya Bryan dengan bingung saat mendengar jawabannya. "Ya! Aku akan menjadi istrimu dan membuatmu menjadi pria paling bahagia di dunia!" Sonia berkata dengan tertawa dan menggerakkan jarinya hingga Bryan memasukkan cincin itu ke jarinya. Secara mengejutkan cincin itu adalah ukuran yang tepat untuknya, dan duduk di jarinya seolah-olah dibuat khusus untuknya. Suara tepuk tangan meledak di sekitar mereka saat Sonia berdiri dengan senyum lebar di wajahnya dan memeluk Bryan sebelum menciumnya tepat di bibir. Bryan sedikit terkejut dengan keberaniannya tapi cepat pulih karena ini adalah permainannya, dan dia harus ikut serta. Dia lah yang mendekatinya terlebih dahulu, bagaimanapun juga. Jadi ketika dia mencoba memutuskan ciuman, dia memegang dagunya dan perlahan menggigit bibir bawahnya sebelum membuka bibirnya dengan lidahnya dan mengisapnya dengan cara yang menggoda, mengeluarkan desahan dari Sonia. Sonia merasa pusing. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Itu haruslah mimpi. Bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bahwa pada suatu saat dia duduk di lobi hotel menunggu editornya, dan pada saat berikutnya dia bertunangan dengan idola selebriti yang dia naksir dan menciumnya di sini di depan umum?

Miss_Behaviour · Urbano
Classificações insuficientes
1016 Chs

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Gostava
Mais recente

APOIO