webnovel

(1)

Akhir di bulan juni di korea selatan, biasannya mulai memasuki musim penghujan.

Seperti hari ini, hari akhir di bulan juni di Korea Selatan lebih tepatnya di kota Seoul.

Pagi hari ini tidak secerah pagi pada bulan sebelumnya, bulan mei.

Awan-awan hitam mulai tampak berkumpul memenuhi langit biru seoul, mungkin beberapa menit lagi awan-awan hitam itu akan menurunkan bawaannya.

Walaupun cuaca di Seoul sedang tidak mendukung untuk melakukan aktivitas outdoor, tidak membuat para penduduk Seoul untuk berlama-lama di dalam rumah mereka untuk hanya sekedar bergelung di bawah selimut.

Mereka tampak sibuk berlalu lalang di jalan ataupun menunggu di halte kendaraan umun untuk mengantarkan mereka ke tempat mereka memulai aktivitas harian mereka.

Begitu pula dengan para pelajar yang memulai aktivitas mereka untuk menuntut ilmu yang mengharuskan mereka berangkat di pagi hari,

seperti seorang remaja perempuan cantik berponi, mata bulat ini, merupakan murid menengah atas dari salah satu sekolah yang terkenal di Seoul, Hanlim Multi Arts School.

Ia melangkahkan kakinya menuju halte bus sekolah dengan membawa sebuah payung putih transparan di tangannya.Berjaga-jaga jika hujan turun di tengah perjalanannya menuju ke sekolah.

Ia mendudukkan dirinya di bangku halte, menunggu bus yang akan menurunkannya di halte dekat sekolah, sesekali ia melihat jam tangan berwarna putih yang melingkar cantik di pergelangan tangannya.Sampai sebuah bus berhenti di depan sang wanita membuatnya mengalihkan atensi sang wanita dari jam tangannya untuk bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam bus.

Ia menempelkan kartu alat pembayaran bus lalu berjalan menuju ke bangku paling belakang bus dan duduk di samping jendela untuk melihat pemandangan jalan yang dilewati bus.

Bus pun kembali melaju membuat remaja berponi itu memilih mengambil earphone nya yang berada di dalam tas, berniat untuk mendengarkan lagu kesukaannya.

Ia mulai mengambil posisi duduk menyamping ke arah jendela, memasang earphone ke telinganya lalu memandang pemandangan di luar bus melalui jendela yang berada di sampingnya.

Beberapa menit kemudian bus berhenti di halte dekat sekolah si wanita muda itu.

Dia segera saja keluar dari bus lalu berjalan kaki kembali menuju ke sekolahnya yang tinggal beberapa meter dari halte tempat ia turun.

Tes

Tes

Tes

Tes

Tetesan air jatuh tepat mengenai tepat di atas kepala sang perempuan membuat remaja perempuan mendongakkan kepalanya menatap awan-awan hitam yang mulai menurunkan buliran air yang lebih tepatnya di kenal dengan sebutan gerimis.

Ia buru buru membuka payung putih transparan yang di bawanya dan melanjutkan kembali perjalanan ke sekolah yang tinggal beberapa meter lagi walaupun hujan mulai turun dengan deras.

Sekolah

Setelah berusaha menerobos hujan yang lumayan deras dengan payung putih transparannya.Akhirnya dia sampai ke sekolah dengan seragam yang sedikit basah karena terkena percikan air hujan saat tengah melanjutkan perjalanannya ke sekolah.

Ia menutup payungnya lalu melipatnya kembali, sembari melanjutkan langkahnya menuju ke kelasnya.

Tap tap tap

"Lisaaa"panggil seseorang yang berada di belakangnya.

Lisa, gadis berponi bermata bulat itu membalikkan badannya saat suara yang sangat ia kenal memanggilnya.Lisa tersenyum saat melihat orang yang memanggil namanya barusan.

Seorang perempuan berambut pirang dengan perawakan tinggi tengah berlari ke arah Lisa.

"ah Rossiee, ada apa?"tanya Lisa pada gadis berambut pirang yang sudah berada di hadapannya yang tak lain sang sahabat yang berdarah Australia.

Rose, gadis berambut pirang itu mengeleng pelan "tidak....aku hanya ingin mengajak ke kelas bersama"ajaknya sambil menyeret lengan Lisa.

Lisa, gadis itu hanya menurut saja saat rose yang tiba-tiba mengandeng tangannya.

"rose, biasanya kau selalu datang bersama Jaffan?"tanya Lisa saat sudah memasuki kelas mereka.Tampak beberapa murid sudah mulai memenuhi kelas mereka.

Rose menaruh tas di bangkunya lalu mendudukkan dirinya, kemudian membalikkan badannya ke arah Lisa yang memang duduk di belakangnya.

"Jaffan sedang mengantar ibunya ke rumah sakit, menjenguk sepupunya yang sedang di rawat disana.Aku di suruh berangkat duluan padahal aku ingin mengajaknya sarapan bersama di rumah"jawabnya yang sedikit cemberut

Lisa tersenyum melihat tingkah sang sahabat yang sedang kasmaran ini."besok kau ajak saja dia"Rose mengangguk sambil tersenyum tipis.

"lalu bagaimana kencan mu semalam?"sambung lisa, sontak membuat Rose tersenyum malu-malu"tentu saja...sangat-sangat menyenangkan Lis.Jaffan sangat romantis.Aku jadi ingin kembali ke momen itu"tungkasnya sambil sesekali mengingat ingat momen dirinya dan Jaffan yang tengah berkencan semalam, tak luput juga sebuah senyuman manis terukir di wajah cantik remaja perempuan berambut pirang tersebut.

Lisa gadis itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah aneh sabatnya ini.

"lalu kak Jenni, kak Jisya dan para kakak kelas?Kau tau dimana mereka?".

"mereka sedang berada di ruang kepala sekolah.Ku dengar mereka di suruh menyiapkan acara besar yang akan di selenggarakan di musim panas"jelas Rose

Lisa mengeryitkan dahinya bingung"apakah acara untuk menyambut liburan di musim panas?"tanyanya.

Rose, gadis itu hanya menggedikkan bahunya"sepertinya iya".

"Rose"panggil seseorang dari arah luar kelas Lisa dan Rose.

Rose dan Lisa refleks mengalihkan pandangannya mencari sumber suara.

Rose tersenyum saat melihat seorang remaja lekaki tampan berjalan menghampiri dirinya dan juga Lisa membuat para siswi yang berada di dalam kelas memekik senang karna bisa melihat si ketua basket tampan memasuki kelas 10.

Sebuah momen langka yang harus di abadikan beberapa siswi yang baru melihat si kapten basket tampan dari dekat, cukup membuat Rose kesal melihatnya, melihat siswi-siswi yang mencari muka di hadapan Jaffan.Namun tak di hiraukan sama sekali oleh Jaffan, cukup membuat Rose tenang setidaknya.

"Rose, mau tidak ke perpustakaan.Aku ingin mencari buku kimia dan fisika...sekalian membantuku untuk belajar disana...Mau kan?"tanya Jaffan, lelaki tampan dengan pipi chubby nya, kekasih Rose.

Rose, gadis itu mengangguk sambil tersenyum.Ia memang senang jika menghabiskan waktunya hanya berdua dengan sang kekasih.

Rose menoleh ke arah Lisa yang sedang menatapnya malas.Gadis berponi itu cukup tau dengan niat sang sahabat.

Rose hanya menampilkan cengirannya"Lis, tolong ijinkan aku ya"pintanya

yang di balas anggukan malas dari Lisa membuat Rose tersenyum dan memeluk sebentar sang sabahat.

Rose pamit kepada Lisa lalu pergi keluar kelas bersama Jaffan menuju ke perpustakaan.

Lisa menghembuskan napas pelan lalu memilih mengalihkan pandangannya, melihat pemandangan luar kelasnya melalui jendela yang berada tepat di sampingnya yang memang, dirinya duduk di pojok dekat jendela kelas yang menghadap langsung ke arah lapangan basket.

Dimana sekarang hujan gerimis yang tidak terlalu deras masih turun membuat kaca yang di sampingnya berembun akibat dinginnya udara.

Lisa mengarahkan jari telunjuknya untuk menulis kata-kata yang ada di dalam pikirannya lalu menuliskannya di kaca jendela kelasnya yang terkena embun dari hujan.

Tanpa ia sadari, seseorang tengah memperhatikan apa yang tengah di lakukannya dengan sebuah senyuman tipis terukir di bibir orang tersebut.

Istirahat

Seluruh murid Hanlim pergi menuju ke kantin sekolah untuk mengisi perut mereka tapi tidak berlaku dengan Lisa gadis berponi ini yang masih sibuk mencatat pelajaran yang di tulis di papan tulis sampai aktivitasnya terhenti karena suara panggilan Rose, sahabatnya"Lis, tidak ke kantin?"tanya Rose yang berada di ambang pintu kelas .

Lisa menoleh ke arah Rose yang tengah berdiri di ambang pintu kelasnya

Ia menggeleng cepat lalu kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda."nanti saja Rose.Aku akan menyusul"jawabnya sambil terus mencatat di bukunya.

Rose sedikit cemberut sambil mengganguk"yasudah... jangan lama-lama Lis...yang lain sudah menunggumu"ujar Rose lalu berjalan menuju ke kantin sekolah.

Lisa hanya berdehem menjawabnya sambil kembali fokus mencatat.

Masuk sekolah

Rose dengan wajah kesalnya menghampiri Lisa yang tengah memakan roti di tangannya.Ia mendudukkan dirinya lalu membalikkan badannya ke arah Lisa yang memang duduk di belakang dirinya.

"kenapa kau tidak ke kantin Lis?"tanya Rose kesal.

Lisa menyengir sambil terus melahap rotinya"maaf...tadi aku di panggil bu Hara untuk menemuinya.Kau kan tahu...aku ketua kelas yang bertanggung jawab"jawabnya enteng sambil terus melahap roti coklat yang tinggal setengah.

Rose menghembuskan napas pelan"apa kau kenyang hanya memakan satu roti?tapi aku yakin, kau tak kenyang kan?Porsi makan kau kan banyak"tutur Rose yang membuat Lisa mencebikkan bibirnya kesal.

"jujur saja tidak, tapi cukup untuk membuat perutku tidak terlalu kosong...ini saja roti Bambam yang kebetulan dia sedang membawa roti dan aku berpapasan dengannya di depan kelas...dan karna aku malas ke kantin, aku langsung memintanya"jelas Lisa sambil terus melahap rotinya.

Rose mengambil tasnya yang berada di atas meja.Membuka tas tersebut lalu mengambil 2 buah roti dan air mineral yang berada di dalam tasnya yang kemudian dia sodorkan kehadapan Lisa.

"makanlah ini, aku tahu kau masih lapar"tuturnya yang membuat Lisa menatapnya dengan pandangan berbinar.

Lisa mengambilnya dengan senang hati, tak luput sebuah senyuman terpapar di wajah cantiknya"terimakasih Rossie-ya".

Rose mengangguk sedangkan Lisa sudah kesenangan karna mendapatkan roti gratis dari sang sahabat jadi dengan semangat dia membuka bungkus roti.

Lisa sungguh senang mempunyai sahabat seperti Rose yang selalu perhatian padanya walaupun Rose sedang marah sekalipun dengan dirinya.

"Lis kau tahu? kak Satya dan kak Jisya akan mentraktir kita sehababis pulang sekolah"tuturu Rose.

Lisa mengerutkan keningnya karna tidak mengerti"tidak biasanya, memang ada apa?"tanya Lisa penasaran sambil terus melahap rotinya.

"karna mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih".

Lisa membulatkan matanya dan hampir tersedak jika saja Rose tidak segera menyodorkan air mineral kehadapan Lisa.

Lisa mengambil napas pelan lalu menghembuskannya secara perlahan, menetralkan keterkejutannya.

"kapan Rose? kenapa aku tidak tahu?".

"barusan, pas di kantin.Kau tidak lihat sih secara langsung.Bagaimana kak Satya menyatakan cintanya pada kak Jisya, uuhhh...Sungguh sangat romantis"jelas Rose sambil tersenyum, membayangkan momen saat Satya menembak Jisya di kantin.

"pantas saja tadi semua orang buru-buru pergi ke kantin"Lisa mempoutkan bibirnya.Ia kesal tidak bisa melihat kedua kakak kelasnya jadian.

"tapi aku tidak bisa ikut Ros.Aku harus latihan untuk lomba dance minggu depan.Aku tidak bisa menundanya, sudah di jadwal"jelasnya pasrah.

Rose menatap Lisa prihatin lalu menepuk pundak sang sahabat pelan"tidak papa...akan aku kabari kak Satya dan kak Jisya".

Rose langsung mengambil handphonenya yang berada di dalam tasnya untuk mengabari dua sahabatnya yang lebih tua satu tahun darinya.

Lisa mengangguk malas lalu kembali memakan rotinya yang tinggal setengah dengan sangat malas.

Pulang sekolah

Bel pulang berbunyi menandakan pelajaran untuk hari ini sudah selesai.Seluruh murid Hanlim sedang membereskan alat tulis mereka sebelum keluar kelas menuju ke rumah masing-masing.

Seperti Lisa dan Rose yang masih sibuk memasukkan alat-alat tulis mereka ke dalam tas contohnya.

"Lis, kak Satya bilang, dia akan memesankan makanan untukmu.Katanya jika kau pulang, makanannya pasti sudah ada di dalam rumahmu...jadi kau tenang saja"jelas Rose sambil membaca pesan dari Satya.

Lisa tersenyum senang"benarkah?"tanyanya yang di balas anggukan dari Rose.

"kalo begitu, aku titip pesan pada kak Satya kalo aku sangat berterima kasih padanya dan untuk kak Jisya selamat...dan satu lagi, tolong sampaikan perminta maafku pada yang lain.Aku tak bisa berkumpul untuk hari ini"jelas Lisa.

Rose mengangguk"ya tenang saja".

Rose menoleh ke arah jendela sehingga ia bisa melihat pemandangan sore yang mulai mengelap."Lis, kau yakin akan latihan dance?Lihatlah, diluar mulai mendung.Aku yakin nanti malam akan turun hujan".

Lisa mengendong tasnya lalu ikut melihat ke arah luar jendela, dimana ia bisa melihat jika awan-awan hitam mulai berkumpul di langit sore Seoul yang masih sedikit terang membuat langit menjadi sedikit gelap.

"kau ini Rose.Ingat pribahasa ini...mendung belum tentu hujan.Lagipula, aku membawa payung dan aku bisa menyuruh kakakku untuk menjemput ku"tuturnya.

Rose mengangguk lucu lalu kembali mengecek handphonenya yang berbunyi.

"Lis, aku duluan ya, Jaffan sudah menungguku"pamit Rose saat melihat notifikasi pesan dari sang kekasih.

Lisa mengangguk sambil melambaikan tangan, membalas lambaian tangan Rose yang mulai menjauhi Lisa.

Lisa menghela napas pelan dan berlalu pergi menuju ke ruang latihan dance yang ada di sekolahnya.

SUMMER RAIN