"Aku hanya mewakili dirimu, Akazawa-sama. Kau tak berani melakukannya, jadi aku merealisasikan semua keinginanmu. Seharusnya kau berterima kasih padaku, Akazawa-sama."
"Apa termasuk menculik istriku dan membunuh para anggota mafia itu juga, hah? Lalu, apa alasannya, hah?!" bentak Akira.
Dion hanya menanggapi dengan senyuman menjengkelkan seperti sebelumnya.
Akira tak tahan lagi. Ia membenturkan kepala Dion ke arah dinding, hingga terdengar suara 'prak!'.
"Karena aku adalah bayanganmu, Akazawa-sama. Aku juga tidak memberikan Rin kepadamu secara gratis," gumam Dion, lirih.
Akira membawa Dion bangkit. Akira mencengkeram kerah baju Dion dan kali ini ia menubrukkan punggung Dion ke tiang.
"Apa maksudmu, hah? Kau selalu mengungkit bahwa kau adalah bayangaku. Memangnya kau pantas menjadi itu, huh?! Bahkan, kau berada di kasta yang lebih rendah dari pelayanku!!"
Dion tersenyum miring. Ia meremas tangan Akira yang berada di kerah bajunya, dan melemparkan tangan itu begitu saja.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com