webnovel

bab 3

suara merdu justin bieber menyanyikan what do you mean versi akustik mengalun lembut. itu sebenarnya adalah alarm pagi, tapi bukannya bangun Nesya malah ingin melanjutkan tidurnya dan bermimpi pergi ke hollywood dan pacaran sama Justin bieber. tapi bukannya mimpi indah bersama abang Justin, Nesya justru terbangun. dengan enggan mengambil handphonenya di meja samping tempat tidurnya dan mematikan alarm.

ada yang aneh.. pikir Nesya.

perutnya terasa berat, ada sesuatu yang menimpanya. nesya mengucek matanya dan menyadari ada lengan disana.

APA-APAAN???!!!

Nesya menoleh dan melihat Dipta tidur nyenyak seperti bayi. NGGAK. bayi apaan... nggak nggak.. kenyataan bahwa Dipta sedang memeluknya, di kamarnya, di kasurnya adalah yang terburuk. Nesya mengintip ke bawah selimutnya dan melihat kenyataan yang lebih pahit dengan fakta mereka berdua telanjang di bawah selimut yang sama.

nesya menarik nafas panjang mencoba tenang. lalu mengangkat tangan Dipta perlahan agar tidak membangunkannya. Nesya buru-buru mengambil kaus di lemari dan mengendap-endap masuk ke kamar mandi.

Nesya ingat apa yang terjadi semalam, hanya saja Nesya benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.

apakah dia akan dipecat oleh mas Arman karna menggoda tamu? apa yang harus dia katakan saat Dipta bangun nanti?

apa aku pura-pura mabuk aja dan bilang nggak inget apa-apa?? pikir Nesya.

Nesya memutar otaknya, ini baru hari keempat dia bekerja di penginapan ini dan yang terjadi adalah Nesya tergoda oleh tamu bosnya. apalagi kalau dua tahun? apakah penginapan ini berubah menjadi rumah bordil??? nesya menggeleng kuat-kuat. imajinasinya kadang memang berlebihan.

atau kejadian semalam hanya imajinasi Nesya??? bisa jadi itu hanya mimpi. Nesya mencubit lengannya sendiri.

sakit. nesya meringis.

ini bukan mimpi. dan Nesya tidak bisa membayangkannya. nesya tidak bisa menemukan kalimat yang pantas saat bertemu dengan Dipta nanti. ini memalukan sekali.. keluh Nesya.

apa yang kira-kira dipta pikirkan soal aku setelah ini ya? apa dia akan berpura-pura tidak terjadi apa-apa? atau aku saja yang melakukannya? menggunakan mabuk sebagai alasan adalah yang terbaik. nesya mengepalkan tangannya, memantapkan hatinya.

tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Nesya melonjak kaget, astaga... nesya merasa jantungnya akan mencelot keluar. "i-iya?"

"nggak perlu pura-pura mabuk trus akting kalau lupa apa yang terjadi semalam. aku pengen kencing, buka pintunya.."

######

"jadi apa yang kamu pengen banget lakuin sekarang??" tanya Nesya lalu meminum birnya. nesya bergidik, udara malam itu dingin sekali. tapi Nesya tetap terlihat imut bahkan ketika bibirnya sedikit gemetar ketika angin berhembus. seharusnya dia mengambil hoodienya di kamar..

Dipta tidak mabuk, Dipta hanya merasa suasana mereka romantis sekali. saat melihat Nesya kesal dan bibirnya mengerucut cemberut, Dipta gemas sekali.

Bir sama sekali tidak berpengaruh, Dipta masih sadar 100 persen. Dipta hanya tak bisa melepaskan pandangannya dari Nesya.

sejujurnya Dipta bukan pria yang awam dengan wanita, walaupun bukan playboy.. tapi Dipta beberapa kali pergi ke bar dan menyewa perempuan untuk menemaninya.. Dipta juga pernah tidur dengan model majalah terkenal di Singapura ketika bertemu klien, Dipta sering menghabiskan uangnya untuk karaoke di Jakarta dan menyewa gadis-gadis pemandu untuk menemani dia dan teman-temannya. walau tak pernah ada dalam hubungan serius, tapi Dipta bermain-main dengan banyak wanita. Dipta bukan pria baik, Dipta sadar itu. tapi Nesya berbeda.. Dipta tertarik padanya karna Nesya tak tertarik pada Dipta.

"menciummu.." Dipta mengucapkan itu pelan.

nesya terlihat kaget dan menjawabnya dengan gugup. dia mengalihkan pandangannya karna malu. entah karna mabuk atau benar karna malu,wajah Nesya benar-benar merah padam.

"nes.." panggil Dipta.

nesya menoleh, menatap Dipta. gadis-gadis biasanya menatap Dipta penuh rayu.. berharap Dipta akan tunduk dan menyerahkan segalanya. tapi apa yang Dipta lihat di mata Nesya adalah ketulusannya.

"menciummu..." sebelum Nesya sempat merespon, Dipta mencium bibir Nesya lembut. dia tak meresponnya awalnya. tapi akhirnya bibir mereka bertaut. Nesya memejamkan matanya menikmati lidah Dipta yang menggerayangi bibirnya.

dipta menarik Nesya untuk duduk di pangkuannya dan membelai punggungnya. Dipta melepaskan ciumannya sesaat, memberi waktu Nesya untuk mengambil nafas. gadis itu terengah-engah dan itu membuat Dipta senang. diciumnya Nesya sekali lagi dan digendongnya, ia menurunkan Nesya di tangga dan mereka turun ke lantai dua.

ketika Nesya membuka pintu kamarnya, Dipta memeluknya dari belakang.. Nesya membalik tubuhnya, menatap Dipta yang ketahuan curang karna menghembuskan nafas dengan sengaja di leher dan telinga Nesya. itu daerah sensitif dan terlarang. Nesya pura-pura marah dan memasang wajah galak.

"sorry..." Dipta tersenyum jahil lalu membungkukan wajahnya, tidak terlihat menyesal sama sekali. ia menyukai bagaimana bibir Nesya mengerucut saat cemberut. dikecupnya lembut bibir nesya sekali lagi. nesya mau tak mau tersenyum, wajah galaknya hilang sudah. Dipta menciumnya lagi dan membawanya ke tempat tidur.

#######

"kamu kan punya kamar sendiri.. ngapain kencing disini?" nesya tak mau membuka pintu.

sayangnya Nesya lupa mengunci pintunya karena terburu-buru tadi.

"anjing!!" Nesya memekik kaget karna pintunya terbuka dan Dipta masuk dengan santainya.

"aku mau kencing.." Dipta mengecup pipi Nesya yang masih melongo, "good morning.." lalu mengangkat Nesya pergi. Nesya yang masih kaget berjalan keluar dari kamar mandi dan duduk di tepi kasurnya.

Nesya mendengar suara air dan buru-buru memasang tampang netral. Nesya harus bisa mengendalikan situasi. Dipta keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggulnya..

"good morning.." Dipta berjalan kearahnya dan mengambil boxer hitam di lantai dan memakainya. nesya mengalihkan pandangannya, tak ingin melihat.

dipta tertawa, "kenapa sih? orang udah lihat semuanya juga.." ucapnya iseng.

nesya tak menjawab. nesya benar-benar bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. tidur dengan tamu adalah kesalahan besar. nesya merasa murahan sekali..

"baiklah ayo bicara.." Dipta akhirnya duduk disamping Nesya.

"hmmm..." nesya mendesah. "aku bakal dipecat kalau mas arman tahu.."

"aku nggak akan bilang arman.."

"aku ngerasa kayak mureh banget semalem.." nesya menundukan wajahnya.

"tapi aku baru pertama ini ketemu cewek kayak kamu.."

nesya mendengus. taktik pria. semua pria akan mengatakan itu setelah one night stand dengan wanita baru.. itu sebabnya kenapa semua pria itu brengsek.

"aku tahu kamu pasti berpikir aku brengsek karna menurutmu semua pria akan mengatakan ini pada wanita yang dia tiduri..."

Nesya menyipitkan matanya. apa pria ini bisa membaca pikiran??? bagaimana dia tahu?

"kamu ahli nuzum ya?" nesya melirik Dipta.

Dipta tertawa terpingkal-pingkal mendengar pertanyaan Nesya.

nesya sama sekali tak merubah raut wajahnya. Dipta menghentikan tawanya dan menyeka air mata yang menetes di ujung matanya. menurutnya Nesya lucu sekali.

"aku tahu aku bukan tipemu.. tapi kalau kamu mengijinkan, aku akan ada disini sampai tiga hari ke depan. dan aku ingin menghabiskan waktuku denganmu.."

kali ini Nesya yang tertawa. pria ini benar-benar brengsek.

"apa ini caramu merayu wanita??" Nesya menatapnya marah. "mari anggap kejadian semalam adalah kekeliruan. kau tahu dimana pintu keluarnya.."

######

setelah itu, Nesya sama sekali tidak keluar kamar. Dipta menunggu di dapur sepanjang sore tapi Nesya sama sekali tak muncul. Dipta tidak mengerti mengapa Nesya semarah itu. baginya kejadian semalam adalah consent dan bukan kekeliruan. sangat klise jika Dipta mengatakan ia jatuh cinta pada Nesya. Dipta akui Dipta menyukainya. gadis itu sangat menarik. Dipta terus menerus teringat wajah marah Nesya. Biasanya Dipta tak peduli, Dipta tidak suka terikat dengan gadis manapun karena itu akan membebaninya. terlalu banyak aturan dalam hubungan, terlalu banyak energi dan emosi yang terkuras ketika menjalin suatu hubungan. itu sebabnya Dipta selalu menghindar dari deretan gadis yang ibunya coba jodohkan.

ia ingin menikah dengan gadis yang ia cintai dan ia yakini untuk dilihatnya setiap pagi saat membuka mata. hanya saja Dipta belum menemukannya selama ini. sangat sulit menemukan perempuan yang tidak mendekatinya karna uang. Dipta hanya menginginkan seseorang yang tulus dan mencintainya.

dan entah mengapa, Dipta melihat sosok itu di dalam diri Nesya.

Dipta merasa akan terlalu cepat jika mengatakan ini, Dipta hanya ingin mengenal Nesya lebih jauh.. Dipta tak bisa melepaskan Nesya dari pikirannya. kemarahan Nesya sangat mengganggunya, karna itu Dipta uring-uringan seharian. naik turun dari lantai 1 ke lantai 2 hanya untuk melihat apakah Nesya keluar dari kamarnya atau tidak.

akhirnya Dipta menyerah, memutuskan mengetuk pintu kamar Nesya malam harinya tetapi tidak ada jawaban. Dipta tidak memiliki nomor ponsel Nesya karna mereka bahkan belum sempat bertukar nomor ponsel atau sosial media. jadi sepanjang malam dipta hanya menunggu di kursi kayu di lantai dua.

Dipta kelaparan. memesan beberapa makanan melalui delivery order malam itu. ini sebabnya aku benci berada dalam hubungan, Dipta selalu berpikir bahwa wanita adalah pihak yang ingin diperjuangkan terus-terusan. bagi Dipta tak masalah selama apa yang dia perjuangkan layak untuknya. masalahnya adalah kali ini Dipta merasa Nesya layak atas effort yang Dipta lakukan seharian.

"nes... aku pesenin chinese food buat kamu dimakan ya.. kamu belum makan apa-apa seharian.." jam 10malam Dipta meletakkan kantong makanan di gagang pintu kamar Nesya. gadis itu belum makan apapun, Dipta khawatir.

Dipta membuka laptopnya dan menemukan sekretarisnya mengirimkan banyak dokumen untuk dipelajari. ada beberapa hal mendesak di kantor tapi masih bisa ditangani dari jauh.

sekretarisnya bertanya kapan Dipta kembali dari Indonesia tapi Dipta benar-benar ragu.

awalnya Dipta hanya ingin menghabiskan waktunya sendirian. tapi dia tak menyangka akan bertemu Nesya disini.

mungkin ini sebabnya banyak orang mengatakan Jogja adalah kota romantis.

Dipta sedang melamun ketika ponselnya bergetar. Dipta tersenyum melihat nama Felin ada di layar..Felin adalah adiknya satu-satunya. ibunya melahirkan Felin ketika umurnya 16tahun.. umur mereka terpaut cukup jauh tapi dipta sangat menyayangi adiknya. karena itu apapun yang Felin inginkan Dipta akan berusaha mewujudkannya.

"kak.. lagi dimana??" tanya Felin ceria.

"di Jogja. kenapa Felinku sayang? kamu pengen apa?" Dipta tahu pasti adiknya ini menelponnya untuk meminta sesuatu. Felin sangat manja padanya, karna itu Dipta memanjakan dia melebihi apapun. dan Felin tidak akan berbasa-basi seperti ini kecuali dia menginginkan sesuatu.

"hahahah tau aja.. serius nih kalau aku minta bakal dikabulin??" Felin bertanya dengan nada sedikit menantang.

Dipta menutup laptopnya dan berjalan kembali kekamarnya.

"I'll give you everything honey... what do you want??" tanya Dipta tepat sebelum ia memasuki pintu kamarnya, tidak menyadari ada sepasang mata yang mengawasinya sedari tadi.

"dasar cowok brengsek..." desis Nesya di depan pintu kamarnya yang setengah terbuka. diambilnya kantong makanan di pintu dan dibuangnya ketempat sampah.