webnovel

Harapanku hanya satu: Orang yang Pertama Kamu Lihat adalah Aku

Editor: Wave Literature

Tong Yue tidak percaya bahwa Shen Liunian bisa berbicara seperti itu.

Bukankah Shen Liunian takut kalau sampai ada orang lain yang mengetahui hubungan mereka? 

Kalau tidak, mengapa hanya ada satu saksi ketika mereka menikah di kehidupan sebelumnya? Selain itu, tidak ada tamu yang hadir. 

Kalau tidak, mengapa ketika paparazi memotonya, dia hanya mengatakan bahwa aku adalah pembantu di rumahnya?

Sebelum Tong Yue berbicara, Li Liunian sudah berbicara lebih dulu. 

"Kalau hanya mantan tunangan, berarti itu adalah masa lalu. Sekarang kalian hanya teman biasa. Guru Tong tidak salah."

Tong Yue menatap Li Liunian.

Li Liunian memang tidak bisa melihat tapi memiliki rasa yang tajam.

Shen Liunian menatap Li Liunian selama beberapa saat, lalu pergi seraya berujar, "Aku pergi dulu. Semoga kalian bisa makan dengan bahagia!"

Shen Liunian pergi dengan suasana hati yang buruk, sementara Tong Yue hanya melihat Shen Liunian pergi sambil menghela nafas.

"Guru Tong, Shen Liunian tidak yang seperti Anda katakan. Dia peduli pada Anda." Li Liunian merasa ada yang janggal di sini.

Tong Yue menatap Li Liunian dan tahu apa yang ada di pikiran Li Liunian. Namun, Tong Yue juga memberikan penjelasan, "Kepeduliannya padaku saat ini sudah terlambat."

Tong Yue menatap raut wajah Li Liunian dengan serius. Pada saat yang sama ini, Li Liunian juga masih merasa tidak tenang.

Ada yang ditakutkan Li Luinian saat ini, yaitu selepas pulang dari Amerika Serikat suasana akan berubah, semuanya akan menjadi terlambat. 

"Guru Tong, aku punya satu permintaan," pinta Li Liunian. Li Liunian sedang memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya.

Tong Yue tersenyum, menjawab, "Katakan saja."

"Minggu depan, aku akan berangkat ke Amerika Serikat untuk menjalani pengobatan. AKu akan berada di sana selama enam bulan dan aku harap Anda bisa ikut denganku."

Mengatakan hal itu membuat Jantung Li Liunian berdebar dengan sangat cepat, karena dia takut permintaannya tertolak. Akan tetapi, dia sudah mempersiapkan diri untuk menerima penolakan kalau memang benar akan ditolak. Meski begitu, dia tetap berharap.

Tong Yue terkejut, tapi memilih diam seolah enggan menampakkan reaksi. Sementara Li Liunian sendiri tidak sabar untuk menerima jawaban.

Li Liunian lanjut mengucapkan sesuatu, "Aku akan memberikan uang sebesar 500 ribu untukmu sebagai bayaran menemaniku."

Tong Yue masih terdiam, padahal Li Liunian paling takut dengan suasana yang hening seperti ini. 

Li Liunian sangat ingin melihat raut wajah Tong Yue tapi dia sulit untuk melakukannya.

"Aku bukan bermaksud menyogokmu. Aku hanya… hanya…" katanya tergagap-gagap.

Semakin permintaan itu dijelaskan, justru malah semakin tampak lucu. Li Liunian menjadi panik. Tong Yue belum pernah melihat Li Liunian bersikap seperti ini. 

Sungguh pria yang sangat lucu dan baik hati.

"Aku setuju!" Tong Yue segera membalasnya.

Li Liunian merasa terkejut dan senang dengan jawaban Tong Yue.

Ucapan dari Tong Yue terdengar amat manis.

"Kamu.. Apakah kamu sudah setuju?"

Tong Yue tidak berkata apa-apa, hanya mengangguk dan tersenyum, 

Tak lama setelah itu Tong Yue berkata dan meminta satu hal: "Aku setuju. Tapi harapanku hanya satu: orang yang pertama kamu lihat adalah aku."

Mendengar ucapan itu Li Liunian merasa terharu, senang, sebab cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Sekarang, Tong Yue memberikan harapan dan kesempatan untuk dirinya.

"Aku juga berharap: ketika aku bisa melihat, kamulah orang pertama yang aku peluk," balas Li Liunian dengan lembut dan serius.