webnovel

PROLOG : WILLY

"Bang! Temenin Kevin yaa.."

"Bang, Kevin janji.. kalo Kevin udah bisa bahagia in Ayah sama Bunda, Kevin bawa Abang ke mereka.."

"Bang.. janji ya gak tinggalin Kevin?"

Pria berusia 25 tahun itu tengah berdiri, sembari terkekeh pelan, menatap sebuah foto berukuran kecil yang terpajang dengan guci mini dihiasi bunga krisan didepannya.

'KEVIN PRAMANA WIJAYA'

Namanya terpampang jelas tertera dibawah pas foto yang terpajang. Iyah.. sudah biza ditebak, pria itu kini tengah berada dirumah abu, dengan pakaian serba hitam, serta membawa beberapa kotak yang ia bawa. pria kecil yang difoto adalah adik kandungnya, yang sudah meninggal 5 tahun yang lalu.

WILLY PRAMANA, nama pria itu.

berusia 25 tahun, yang saat ini masih berdiri didepan adik kandungnya.

"Udah 5 Tahun, rasanya masih sama... Abang kangen kamu kevin" guman Willy pelan, sembari menahan tangis.

5 Tahun bagi Willy, adalah tahun yang hampa. Willy masih ingat saat Kevin dulu sering merengek meminta beli mainan, Kevin berusia 4 tahun yang suka sekali memanja pada Willy.

Sedikit cerita tentang Kevin dan Willy, mereka berdua tinggal di Panti Asuhan, dan mereka tidak tau siapa kedua orangtua mereka, sampai saat ini, itu sebabnya Willy sangat menyayangi adik kandungnya lebih dari apapun, Willy selalu menjaga Kevin dalam hal apapun, alasannya ya karna Willy gak mau Kevin adik satu satunya kenapa kenapa.

Keduanya dipisahkan saat Willy berusia 7 Tahun & Kevin berusia 5 Tahun. saat itu seseorang yang tak dikenal membawa Kevin, dan saat itu juga Kevin mempunyai Orangtua, sementara Willy, rela tidak rela ia harus melepas Kevin dengan orang yang akan menjadi orangtua nya nanti. Willy berharap Kevin dapat tumbuh dengan baik, dan bahagia bersama orang tua barunya.

Namun semuanya hanya palsu, lama mereka terpisah, saat usia 17 tahun Willy dipertemukan lagi dengan Kevin, dengan keadaan yang membuat Willy menyesali seumur hidupnya. Kevin dibesarkan oleh orangtua yang ternyata hanya menjadikan Kevin boneka, Kevin kecil didewasakan oleh keadaan, dimana ia mendapatkan kekerasan fisik dan batin, hingga akhirnya Kevin menderita penyakit Leukimia.

Jika saja waktu bisa diputar lagi, Willy ingin egois saja waktu itu, melarang orang itu membawa Kevin, dan membiarkan Kevin hidup bersamanya saja, Andai saja Willy bisa membujuk Kevin waktu itu, Andai saja Kevin tidak tertarik dengan mainan mobil-mobilan waktu itu, Andai saja dan terus berandai andai. Tidak ada gunanya berandai andai, sekarang semuanya sudah terjadi, yang terjadi sekarang adalah takdir, dan yang harus Willy jalani adalah takdir saat ini, menerima dan mengikuti alur yang Tuhan beri untuknya, meskipun Willy masih sangat berharap bisa kembali ke masa lalu.

Sekarang semuanya sudah membaik, kedua Orangtua angkat Kevin sekarang menjadi Orangtuanya juga, sebelum meninggal Kevin meminta kedua orangtuanya untuk menjaga Willy juga, sebagai perminta maaf keduanya, akhirnya Willy tinggal bersama mereka, yang saat ini Willy tengah fokus memegan perusahaan Ayahnya. Dan Willy juga sudah menikah, dengan perempuan yang ia temui saat bekerja paruh waktu di Bandung.

Selly Sulistia, wanita cantik berusia 23 Tahun, dan hanya berasal dari keluarga yang sederhana, kedekatan Willy dengan Ayahnya membuat mereka menjadi nyaman satu sama lain, dan memutuskan untuk menikah, setelah permintaan Ayahnya sebelum meninggal.

"Mas!"

Panggilan lembut itu membuat Willy menoleh pelan, lalu tersenyum dikala sang istri berjalan mendekat kearahnya.

"Maaf.. kamu jadi nunggu lama," Ucap Willy tersenyum lembut menatap sang istri yang kini sudah ada disampingnya.

"Gak apa apa Mas... lagian aku kesini juga mau ketemu Kevin," balas Selly dengan lembut.

Willy hanya membalas dengan senyuman, lalu kembali beralih tatap menatap pada foto kecil sepersekian detik, tangannya terulur menaruh bunga dan bingkisan yang ia bawa.

"Udah lama gak kesini... Kamu pasti kangen banget sama Kevin ya mas."

"Kevin pasti lagi liat kamu Mas, dia pasti lagi senyum, seneng karna kamu udah lama gak kesini, karna sibuk diJepang," ujar Selly pelan.

Willy tersenyum, "Maafin Abang ya.. Abang gak ada waktu.. Abang baru balik ke Jepang, langsung kesini.. karna kangen.." gumam Willy pelan.

"Kamu baik baik aja kan... kamu bahagia kan?.. Abang seneng kalo kamu juga seneng, Abang sedih karna kamu gak bisa liat abang pake Jas kantoran yang dulu kamu pengen..."

"Oh iya.. Ayah sama Bunda juga kangen kamu katanya.. mereka bakal kesini besok, sama Abang juga, Ayah sama Bunda baik kok, kamu gak perlu khawatir yaa.."

Selly mengelus pundak Willy yang tengah berjongkok, seolah ia tau suaminya itu akan menangis.

"Abang pamit yaa.. Besok abang kesini lagi, sama Ayah sama Bunda juga."

Willy berdiri, lalu merapikan setelannya.. ia tersenyum lalu berpamitan, sembari menaruh bunga yang ia bawa.

Próximo capítulo