webnovel

Proposal pernikahan

"Kamu pernah jatuh cinta?"

Pertanyaan bodoh terdengar merdu di telinga gadis berusia 20 tahun. Tatapan matanya membelai seperti buaian seorang ibu terhadap anaknya.

"Mungkin."

Mata memicing untuk menilai namun, tidak di lihatnya tanda jika gadis bernama Gwen Ukraine berbohong.

"Oke, besok pagi kita menikah."

"Menikah? mengapa?"

"Karena aku suka gayamu."

"Oh, kamu orang aneh."

"Aku aneh?"

"Ya, kamu aneh."

Mata itu berubah keras, senyumnya tak lagi terpasang di wajahnya. Aura kegelapan muncul bergantian seluruh ruangan telah berubah.

"Kamu menolak?"

Gwen Ukraine menilai nilai jual pria di depannya sejak mulai membuka mata, tak satupun informasi yang akurat tentang mengapa ia berada disini.

"Kamu boleh menolak tapi kamu mati."

"Oh, apakah semudah itu?"

"Semudah apa?"

"Kamu memutar otak untuk membuatku mati untuk kedua kalinya."

Kepala berpaling ke arah jendela kamar rumah sakit. Tidak ada suara selain suara peralatan penunjang kehidupan di satu sisi.

"Kamu menikah denganku. Aku berikan apapun yang kamu butuhkan."

"Apapun?"

"Ya, apapun."

"Mengapa?"

"Karena kamu adalah Gwen Ukraine."

"Aku-- tidak mengerti."

"Tidak perlu kamu mengerti, kamu cukup menyetujui perkataan dariku."

"Siapa kamu?"

"Apa itu perlu untuk diketahui?"

"Aku tidak ingin menikahi orang aneh tanpa tahu nama."

"Lebih baik kamu tidak mengetahui daripada kamu tersesat."

Mulut yang semula terbuka ingin mengatakan sesuatu, Gwen Ukraine terpaksa menutupnya lemah.

"Tawaran hanya berlaku satu kali."

Gwen Ukraine memandangi wajah tampan bak ukiran patung di museum kota. Sungguh menawan tetapi ada sekilas rasa ingin melarikan diri di sini.

"Apakah kamu mau menerima pernikahan ini?"

"Jika aku menolak?"

"Biaya rumah sakit sampai hari ini mencapai 500juta, ditambah kerugian yang aku derita menjagamu."

Tatapan tak percaya di mata Gwen Ukraine mendapatkan sorotan keluhan yang tajam dari pria dingin ini.

"Baiklah."

"Tidurlah, aku membutuhkan pengantin wanita yang sehat bukan sakit. Jangan mencoba berubah pikiran karena itu sia-sia."

"Siapa namamu?" Gwen Ukraine tidak ingin menyerah untuk tahu tapi pria tersebut bangkit dari duduknya.

"Tidak penting untuk kamu ketahui."

"Benar juga."

Gwen Ukraine mengeluh dalam hatinya, mengapa ia bisa berada disini tanpa ada yang bisa menjelaskan. Kata sial merupakan kata yang sering di katakan dalam hati sejak ia sadar.

Pria itu pergi keluar kamar Gwen Ukraine, wajahnya muram seperti hujan mau turun tapi batal.

"Tuan..."

"Atur posisi orang-orang untuk berjaga. Malam ini akan menjadi malam yang panjang."

"Baik tuan."

Bungkus rokok dikeluarkan dari saku celananya, mata melirik sekilas ke arah dalam kamar. Gwen Ukraine masih memandang dirinya dengan pandangan siapa kamu sebenarnya.

"Lupakan!"

Suara teriakannya sangat enak di telinga semua orang, tetapi di telinga Gwen Ukraine berbeda. Suara teriakan ini lebih mirip suara kematian.

Próximo capítulo