Setelah Anes pergi, kini Surya dapat bernapas lega. Dia memilih untuk tetap diam diri di bawah pohon mangga sambil menikmati semilir angin di siang hari. Sesekali dia memejamkan mata untuk semakin merasakan betapa nikmatnya angin yang berhembus ke setiap tubuhnya menembus pori-pori. Seakan terik matahari kalah dengan angin tersebut.
"Sur!" Panggil Toni.
Seperti biasa bahwa Toni akan datang secara tiba-tiba sekaligus tanpa diundang. Begitupun ketika dia akan pergi, maka dia akan pergi begitu saja tanpa pamit. Hal itu sudah bukan tindakan asing lagi bagi Surya.
Kini Surya hanya menatap Toni saja sejenak lalu kembali ke aktivitasnya lagi. Dia memejamkan kedua matanya kembali. Seakan kehadiran Toni hanyalah angin lalu saja.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com