Epik kesal. Sedari tadi dia sudah kesal dan sekarang bertambah kesal berlipat-lipat ganda karena pria itu menurunkannya di sebuah kafe yang letaknya sekitar sepuluh kilometer dari kosnya sedang pria itu sedari tadi membawanya berputar-putar di jalanan utama Surabaya hingga lebih dari sejam.
"Jangan cemberut begitu, cantikmu bisa hilang," kata pria itu sambil tersenyum memandangnya.
"BODOH!!!"
Pria itu tertawa lalu turun dari motornya. Epik menepis tangannya yang hendak meraihnya.
"JANGAN MACAM-MACAM!" ancamnya.
"Kita ngedate, harus berpegangan tangan," katanya memberitahu lalu mengenggam tangannya secara paksa.
Epik mengumpat. Pria itu tersenyum lalu membawanya masuk, menyeretnya masuk.
"Pacar baru?" Sapa seorang pelayan kafe.
"Iya," jawab pria itu sambil tersenyum.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com