webnovel

Football Pride: The shining star

Autor: Alfari
Esportes
Concluído · 26.4K Modos de exibição
  • 26 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • NO.200+
    APOIO
Sinopse

seorang anak lelaki biasa yang bernama Theo yang hidupnya berubah cuma karena satu permainan sepak bola sekolahnya

Chapter 1Hanya anak biasa

Theo adalah seorang anak muda yang baru menginjak umur 17 tahun yang sedang berada di kelas 11 SMA di sekolah di Tokyo,Jepang ia bekerja paruh waktu di suatu agensi idol, pada suatu hari dia sedang bersantai di kamarnya saat ia teringat bahwa bukunya tertinggal di kelas walaupun dia malas mengambilnya mau tidak mau dia mengambilnya ke sekolah.

Malam itu dia berjalan kesekolah sendirian perasaanya buruk ia ingin kembali tapi dia harus mengambil buku itu sebelum ada orang lain yang menemukannya, sesaat ia sampai di sekolahnya dia langsung berlari sangat kencang ke kelasnya dengan panik takut akan kehilangan bukunya, ia menyimpan rahasia yang sangat besar di dalam buku itu,dia beruntung karena ia menemukan buku itu, di buku itu terdapat gambar gambar yang ia gambar, dia keluar dari sekolah dengan perasaan yang tenang.

Pagi harinya ia bangun dengan terburu-buru karena ia takut akan telat datang ke sekolah ia berlari turun dan hampir terpeleset, Rupanya tidak ada orang di rumah dia melihat ada catatan di meja makan yang bertulisan "Theo kami sudah berangkat duluan maaf kamu tidak kami ajak kali ini, aku membutuhkan mu untuk mengganti kan ku karena hari ini ada rapat" rupanya itu surat dari kisa kakak kelas sekaligus salah satu idol agensi yang dimana Theo bekerja untuk mereka, saat Theo melihat jam ia menyadari ia akan telat jika makan dan berjalan ke sekolah, Theo langsung berlari ke sekolah secepat mungkin yang ia bisa tanpa ia sadari perjalanannya ke sekolah hanya memakan waktu  5 menit yang seharusnya memakan waktu 2 kali lipat.

sesampainya ia di sekolah ia bertemu dengan salah satu temannya yang sedang berjaga di gerbang "Dasar, cepat masuk 1 menit lagi kau akan di catat telat cepat sana masuk" temannya berkata, Theo bertanya kepadanya "iya iya, tapi memangnya hari ini ada rapat?", Lalu Dia menjawab "apa kisa tidak memberitahumu?",  Lalu Theo menjawabnya "Tidak, tapi tadi pagi dia meninggalkan catatan buat ku dia bilang aku harus menggantikannya saat rapat", Lalu temannya menjawab kembali "Bukannya itu memang tugas wakil?", Lalu Theo menjawab "ku kira wakil tidak bekerja apa apa", temannya langsung mendorong Theo masuk ke sekolah dan berkata "CEPAT MASUK SANA!!!", "siap" Theo menjawabnya dan langsung berlari ke dalam sekolahnya.

Pada saat pulang sekolah ia bermain sepak bola kecil di lapangan sekolahnya, dia menyadari ada yang mengawasinya dari kejauhan, siapa kah orang itu.

Você também pode gostar

AOZORA

/Di larang post. Buku ini tidak terkontrak oleh platform manapun./ "Wah, apa yang telah terjadi? Bola berhasil di hentikan. Siapakah dia?" Salah satu komentar berbicara. Suasana berubah ramai. "Berhasil. Kita harus dapat mencetak angka." Teriakan keras dari kapten tim Teiko. Setter kemudian memberikan umpan cepat kepada Ace mereka. Dua middle blocker lawan mencoba untuk menghadang. Tetapi sayang sekali mereka terlambat saat melompat. Bola akhirnya berhasil jatuh ke bawah daerah lawan. "Dia adalah Shuichi Takao. Libero dari tim voli putra sekolah Teiko." Teman komentarnya kemudian menjawab. "Sungguh hebat bisa menghentikan servis mematikan milik Heiji. Ace dari tim voli putra sekolah Teitan." Komentator di pertandingan voli memberikan pujian kepada Takao. Pertandingan berakhir. Skor 2-1. Tim voli putra dari sekolah Teiko berhasil mempertahankan juara pertama untuk ke lima belas kalinya. Satu minggu setelah turnamen winter cup. Para pemain mendapatkan gelar dengan posisi mereka. Shuichi Takao mendapatkan gelar sebagai Libero terbaik di Jepang tingkat SMP. Musim telah berganti. Shuichi Takao berdiri di depan bangunan sekolah. Setelah lulus dari SMP, Teiko kemudian melanjutkan sekolahnya. "Ini dia." Takao kemudian berjalan masuk. SMA Howaitoiguru. Sekolah itu yang akan menjadi tempat belajarnya di SMA. Setelah meninggalkan kelas kemudian Takao melangkahkan kakinya menuju gedung olahraga voli. Saat tiba di sana, betapa terkejutnya Takao melihat gedung olahraga voli putra yang kotor dan tidak terurus. Tetapi berbeda dengan yang berada di samping. Ruangan tim voli putri terlihat bersih bahkan lantai papannya mengkilap. "Selamat siang." Takao menyapa murid putri yang sedang berlatih dan melambaikan tangannya. "Siapa kamu?" Seorang gadis yang berambut pendek serta wajah yang menakutkan bertanya dan menghampiri Takao. Dia berjalan dengan membawa bola voli. "Aku adalah murid kelas satu yang ingin menjadi anggota tim voli." "Kamu ingin menjadi anggota tim voli di sekolah ini?" "Benar. Apakah kalian tahu di mana para anggota lainnya?" Takao menganggukkan kepala perlahan. Semua gadis yang berada di sana kemudian tertawa. Takao tidak mengerti kenapa mereka mentertawakan pertanyaannya. Seorang guru yang melihatnya kemudian mendekati Takao. "Sekolah kita tidak memiliki anggota tim voli putra. Selain murid kelas tiga lolos dan tidak ada lagi yang menjadi anggota voli putra. Bahkan anggaran untuk tim voli putra akan dialihkan untuk tim voli putri." Takao sangat terkejut setelah mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau tim voli putra sekolah Howaitoiguru akan di bubarkan. Seorang guru menatap Takao. Dia sudah mengetahui dan mendengar mengenai Takao saat masih SMP. Firasatnya mengatakan kalau tim voli putra akan mengalami kejayaan kembali. "Tolong jangan ambil uangku." Anak itu memohon agar uangnya di kembalikan. Tetapi mereka tidak mengembalikan tapi justru tertawa. Takao kemudian berjalan menghampiri mereka. "Apa yang sedang kalian lakukan?" "Siapa kamu? Jangan ikut campur dengan urusanku." "Hei tunggu. Bukankah kamu yang duduk di belakangku?" Seorang dari mereka mengatakannya. Takao kemudian teringat saat pertama kali duduk di bangkunya. Dia melihat ada beberapa orang yang berwajah menakutkan duduk di depan, belakang, sisi kanan, dan kiri. "Kamu?" Takao menunjukkan pemuda itu dengan jari telunjuknya. "Akhirnya kamu sudah ingat. Jangan ikut campur dengan urusan kami kalau tidak ingin badanmu menjadi terluka." Pemuda itu mengancam. Sebuah senyuman menghiasi wajah Takao. Dia kemudian mengambil handphonenya yang tersimpan sebuah video perbuatan sekelompok teman kelasnya. Seperti sudah menemukan berita yang baik. Takao menyukai voli. Dia akan melakukan apapun asal bisa bermain voli kembali. Anggota tim voli putra yang terdiri dari anak nakal paling di takuti seluruh siswa. Bukankah ini akan menjadi tantangan tersendiri.

NESCPL · Esportes
Classificações insuficientes
22 Chs

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Uau! Você seria o primeiro revisor se você deixar seus comentários agora!

APOIO