"Katakan padaku jika nenek sihir itu menjahatimu!" ucapnya pada semua kambing-kambingnya. Hanya suara menggembe yang menjadi jawaban atas obrolan Keysha.
"Apa kau bilang, nenek sihir?!" Oh, astaga!" Kanaya berteriak sangat keras.
"Lihatlah, dia seperti nenek sihir!" cibir Keysha.
"Keysha!" Kanya berteriak. Tetapi, Keysha hanya tertawa mengejek. "Berhentilah, memanggilku nenek sihir!" geramnya dengan mengepalkan kedua tangan dan nafas yang naik turun menahan amarah.
"Aku pamit, ya. Jaga diri kalian baik-baik," Keysha berjalan menjauh dari kandang dengan tawa karena puas meledek Kanaya. Tetapi, jauh di dalam hatinya dia begitu berat meninggalkan semua kenangan yang terukir ditempat ini.
"Apa sebaiknya cuci tanganmu dulu, Key!" Ferdi berkata sebelum menginjak pedal gas untuk melajukan mobilnya.
"Tidak perlu," sahutnya dengan memasang seatbelt.
Keysha mengeluarkan wajahnya. Melambaikan tangan pada semua. Juga pada kenangan dan semua cintanya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com