Pradita mulai melangkah hati-hati menuju ke arah pintu lobi. Saat kakinya sudah dua langkah lebih jauh dari Arini, tiba-tiba saja sang ratu rubah bergerak dan membalikkan badannya.
Pradita membeku di tempatnya berdiri sambil memandang wajah Arini yang sedang membelalakkan matanya.
"Ngapain lu di sana?" cecarnya. "Lu sengaja ngintipin gua sama Danu ya?"
Hilang semua suara manis mendayu-dayu yang selama ini selalu ia lontarkan pada Danu. Wajahnya menyeringai mengejek seolah bangga jika Pradita mengintilnya sejak tadi. Padahal Pradita tidak bermaksud seperti itu padanya.
Jadi, Pradita menegakkan tubuhnya dan kemudian mengangkat alisnya sebelah. "Lu gak usah ge er ya. Gua gak ngintipin lu. Kebeneran aja tadi gua abis … hmm … abis nyari udara seger."
"Halah, ngaku aja lu. Sebenernya lu lagi merhatiin si Danu sama gua kan. Lu gak rela kalau gua jadian lagi sama dia."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com