Lucunya, sekarang Arini berada di antara teman-teman Danu yang cewek-cewek semua. Ayuna dan Resti langsung mengobrol seru tentang cowok gebetan Ayuna yang sudah bekerja. Ia bertemu dengan cowok itu di tempat PKL-nya di pabrik.
Danu memutar bola matanya, perasaan sejak kemarin Ayuna terus saja membahas tentang cowok tersebut. Danu sampai bosan. Yuda lagi, Yuda lagi, Yuda lagi. Lama-lama Danu bisa muntah.
Ia jadi mengintrospeksi dirinya sendiri. Apakah saat ia berpacaran dengan Arini, ia selalu menyebut nama itu sampai ratusan kali sehari? Sepertinya tidak. Sama halnya dengan Pradita yang tidak selalu menyebut nama Bara.
"Kok nasinya udah mau abis, tapi empalnya masih gede?" tanya Pradita pada Danu. "Lu gak suka ya? Sini buat gua aja."
Pradita hendak mencolok empalnya dengan garpu. "Eeeeeh!" seru Danu. "Diem lu!"
Danu menekan empalnya dengan garpunya supaya tidak sampai diculik oleh Pradita. "Lu ngapain sih? Kan lu juga udah ada empalnya, Acoy!"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com