Melihat kartu berwarna hitam ditangannya, Kazune tersenyum.
[Black Card : Memberikan uang sebanyak 1 million yen tiap bulan, dapat digunakan untuk menarik uang diseluruh atm didunia, Uang didalam kartu hanya akan berjumlah 1 million yen, tidak kurang, tidak lebih, jadi jika masih ada sisa uang diakhir bulan yang tidak digunakan maka akan ditambahkan hingga jumlahnya kembali menjadi 1 million yen]
'dengan kartu ini, aku tidak perlu khawatir dengan biaya kebutuhanku tiap hari.'
Menyimpan kembali kartu itu ke Inventory, tiba tiba Kazune ingat sesuatu,
'Bagaimana caranya agar aku tahu dimana kelasku...'
Melihat kebelakang, Kazune ragu untuk kembali,
'Setelah membuat keributan semacam itu, tidak mungkin aku akan kembali kesana...'
menghela napas, Kazune lalu berpikir sejenak lalu dia mengambil smartphone miliknya dan mulai menelpon seseorang.
{Kazune!!! kenapa kau mengacau seperti itu dihari pertama!!!}
menjauhkan smartphonenya yang tiba tiba mengeluarkan suara keras, Kazune lalu menjawab,
"Uhhh... Raku... percayalah aku punya alasan melakukan itu..."
{...aku tidak terlalu mengerti... tapi baiklah... sekarang, ada apa kau tiba tiba menelponku? kau tahu keadaan masih sangat kacau disini...}
Raku yang dikelilingi oleh murid murid yang masih heboh karena pernyataan Kazune merasa pusing saat ini, ayah Raku menyuruhnya untuk berteman dengan Kazune disekolah ini karena dia adalah salahsatu orang kepercayaannya, tapi melihat apa yang baru saja Kazune lakukan, Raku jadi bingung harus bagaimana,
'Oyaji... kenapa kau menyuruhku bergaul dengan orang aneh seperti ini...'
Ichijou Raku adalah anak dari, Ichijou Issei, pimpinan dari grup yakuza, Shuueigumi, tapi dia tidak menyukai pekerjaan ayahnya itu dan tidak ingin mewarisi gelarnya sebagai pimpinan Shuueigumi.
Karena dia naksir seorang gadis bernama, Onodera Kosaki, dan takut jika dia tahu hubungannya dengan yakuza maka gadis itu akan menjauhinya, karena itu Raku bertekad untuk lepas dari yakuza dan menjadi pegawai negri sipil.
Raku menghela napas, awalnya dia berpikir Kazune adalah anak laki laki normal sepertinya, tapi ternyata dia salah.
Beberapa hari lalu, sebelum upacara pembukaan murid baru, Raku bertemu dengan Kazune yang sedang berbicara dengan ayahnya.
Kazune tidak banyak bicara dengannya, dia menjawab segala sesuatu dengan singkat.
pada awalnya, Raku tidak tahu sama sekali bagaimana caranya berkomunikasi dengan Kazune, tapi, lama kelamaan dia jadi terbiasa dan menganggap Kazune sebagai teman keduanya setelah Shu.
Semua itu berubah setelah apa yang dilakukan oleh Kazune, 20 menit yang lalu, dia memanggil seluruh murid baru dengan sebutan sampah dan menantang mereka semua sekaligus.
Raku sama sekali tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Kazune saat itu dan bagaimana dia bisa berubah seketika sejak mereka terakhir kali bertemu.
{Raku... kau bisa cari tahu dimana kelasku? aku lupa kalau setelah upacara pembukaan akan ada pembagian kelas jadi aku sudah pulang duluan, haha...}
mendengar permintaan Kazune, Raku tidak bisa berkata kata, dia merasakan kalau masa smanya tidak akan mudah dengan adanya Kazune didekatnya,
"Baiklah..."
{Terima kasih, Raku! aku akan membelikanmu manisan jepang dari tokonya Onodera! bye~}
Mendengar Kazune menutup panggilannya, Raku terdiam ditempat,
"Apa maksudnya dengan memberiku manisan dari tokonya Onodera..."
Raku panik, berpikir kalau tanpa sadar dia mungkin telah memberitahu Kazune kalau dia naksir pada Onodera Kosaki,
"Ahhhhh!!!!"
murid murid lain melihat Raku berteriak mengangguk, berpikir kalau dia mungkin masih emosi dengan kata kata yang diucapkan oleh Kazune sampai sampai dia berteriak seperti ini.
Kazune yang sama sekali tak tahu kalau kata kata yang dia ucapkan membuat Raku histeris, mulai berjalan sambil melihat sekeliling dengan perasaan yang sangat ceria, karena baru kali ini dia memiliki uang sebesar 3 million yen yang kalau dirupiahkan besarnya sekitar 391 juta.
sambil bersenandung, Kazune berjalan menuju halte bis terdekat, setelah menunggu sekitar 5 menit, sebuah bis datang dan Kazune masuk kedalamnya,
'Saatnya berbelanja~'
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+
-----Sakurasou Dorm-----
Matahari sudah terbenam, diruang makan, Chihiro duduk sambil meneguk sekaleng bir ditangannya, Jin sibuk membersihkan lorong, sedangkan Misaki terlihat bersemangat sambil sesekali mengintip kearah pintu masuk.
*suara pintu pagar diketuk*
Mendengar itu, Misaki dengan cepat melesat kearah pintu,
"KOUHAI-KUN!!!!"
Tapi tak ada jawaban, Misaki membuka matanya, terlihat seorang pria dengan seragam kurir tak bergerak, menatap Misaki.
"Ehh??? kau sudah tua tapi baru masuk sma???"
Misaki bingung dengan apa yang dia lihat, bagaimana kouhainya yang lucu berubah jadi pria paruh baya seperti ini?
Jin dan juga Chihiro yang berada tepat dibelakangnya tertegun melihat pemandangan didepan mereka.
"Misaki!!! itu bukan kouhai kita!!! itu kurir pengantar barang!!!"
menarik Misaki, Jin lalu meminta maaf pada kurir itu.
"Ah~ tidak masalah, mungkin nona ini terlalu bersemangat menyambut kouhainya."
melambaikan tangannya kurir itu lalu pergi ke mobilnya mengambil beberapa kotak,
"Saya, Tanaka Udo, dari Brainiac Electronics ingin mengantar barang belanjaan tuan, Himura Kazune, apakah yang bersangkutan ada?"
Chihiro yang hendak menjawab pertanyaan kurir tersebut lalu melihat sebuah mobil datang menuju arah mereka dan berhenti didekat mobil kurir tersebut.
"Ah, barang itu punyaku."
Seorang pemuda berambut putih mengenakan hoodie abu abu, celana joggers hitam, dan juga sneakers berwarna hitam, keluar dari dalam mobil, lalu seorang pria paruh baya dengan topi fedora, wanita berambut hitam pendek dengan kacamata dan seorang gadis berambut oranye berkacamata dengan jaket hijau, satu per satu ikut turun dari mobil.
"Jadi ini tempatnya."
"Kazune... kau sebaiknya tinggal bersama kami dulu, tempat ini sepertinya perlu diperbaiki..."
"Kazune, rumah ini milikmu?"
mendengar pembicaraan mereka, Chihiro langsung tahu kalau yang datang adalah pemilik asli Sakurasou,
"Selamat malam, namaku, Sengoku Chihiro, penjaga asrama Sakurasou ini."
Chihiro menyodorkan tangannya ke arah Sojiro, Sojiro lalu bersalaman dengannya,
"Ah, namaku Sojiro Sakura, senang berkenalan denganmu, Sengoku-san. kenalkan istriku, Isshiki Sakura dan anakku Futaba Sakura."
Isshiki bersalaman dengan Chihiro, Futaba sepertinya tidak ingin mendekati Chihiro dan hanya mengangguk padanya.
"Himura Kazune."
Pemuda berambut putih hanya mengucapkan hal itu pada Chihiro dan bergegas mengambil barang yang baru dibelinya dari kurir.
Chihiro sedikit kesal karena menurutnya Kazune sangat tidak sopan padanya.
"Sengoku-san, maafkan Kazune, dia hanya terlalu bersemangat ingin mengambil barang barang yang baru saja dia beli..."
Sojiro menjelaskan pada Chihiro sambil tertawa, Isshiki juga tersenyum lalu menambahkan,
"Anak itu, sepertinya baru kali ini membeli barang sebanyak itu, membuatnya sedikit khawatir saat harus menyerahkan barang yang baru dibelinya pada kurir, dia bahkan menyuruh kami untuk mengantarnya karena takut jika dia tidak ada disini saat barangnya sampai."
Futaba lalu mendengus,
"Dia benar benar memalukan, seperti anak kecil."
"Futaba, bukannya kau senang sekali sampai melompat lompat saat Kazune membelikanmu Headphone baru?"
Isshiki menggoda Futaba, membuatnya memalingkan wajahnya karena malu.
Chihiro tertawa kecil saat melihat Futaba, Sojiro lalu mendehem,
"Sengoku-san, mohon bantuannya untuk menjaga Kazune selama dia tinggal disini, dia mungkin sedikit sulit dimengerti pertama kali kau berhubungan dengannya, tapi, dia anak baik."
melihat wajah Sojiro yang serius, Chihiro mengangguk,
"Sakura-san, kau bisa dengan tenang menyerahkan Kazune padaku."
"Aku belum bilang kalau aku setuju kalau mereka akan tetap tinggal disini."
Kazune tanpa berpaling mengatakan itu sambil mengecek barang barang yang baru dia beli, Wajah tersenyum Chihiro menjadi kaku, mendengar apa yang baru saja dikatakan Kazune.
"Ehhhh???!!! Kouhai-kun!!! kau ingin mengusir kami????"
Misaki menarik narik lengan Kazune seperti anak kecil sambil terus memandanginya seperti anak anjing.
"Walaupun aku bilang pada sekolah kalau kalian tidak boleh merubah apapun saat aku menitipkan tempat ini, bukan berarti aku menyuruh kalian mengabaikannya, lihatlah kondisinya sekarang, ini bahkan lebih buruk daripada saat aku tinggalkan."
Jin menghela napas, tidak heran Kazune marah saat melihat kondisi Sakurasou,
'Jika saja sekolah memberi kami informasi lebih awal...'
"Kau. penuh dengan bau alkohol. walaupun tahu aku akan datang kau malah minum minum? mana tanggung jawabmu sebagai penjaga asrama? apakah kau sama sekali tak punya malu minum alkohol saat tahu akan ada yang datang? walaupun tahu kondisi tempat ini benar benar buruk kau bahkan tidak tergerak untuk melakukan sesuatu. jadi, apa gunanya kau tetap tinggal disini?"
Chihiro tercengang dan tak tahu harus berkata apa, Jin kaget melihat Kazune memarahi Chihiro, sedangkan Misaki sudah berhenti menarik lengan Kazune saat nada bicaranya sudah mulai tinggi dan pergi sembunyi dibelakang Jin.
"Kau taruh saja semua barang ini kedalam, aku akan mengaturnya sendiri nanti."
Kurir yang membawa barang Kazune seakan dinyatakan bebas dari penjara lalu dengan cepat mulai mengambil barang Kazune dan membawanya masuk.
"Kazune-kun, jangan bicara seperti itu."
Isshiki yang tak menyangka kalau Kazune akan meledak setelah melihat kondisi tempat ini, dia lalu mencoba menenangkan Kazune.
"Kazune, kau tidak boleh bicara kasar seperti itu pada orang yang lebih tua."
Sojiro mengatakan itu dengan tegas, Kazune hanya mendengus lalu berjalan masuk menuju Sakurasou.
*Suara kepala dipukul*
Merasakan sakit dikepalanya, Kazune menoleh kebelakang.
"Beraninya kau bilang aku tidak berguna."
Melihat Chihiro menatapnya dengan ganas, Kazune balik menatapnya,
"Aku salah? Oba-san."
Urat mulai muncul didahi Chihiro, namun sebelum Chihiro berhasil menerjang ke arah Kazune, dia ditahan oleh Jin dan Misaki.
"Chihiro-sensei!!! tenanglah!!!"
"Kau tidak boleh melakukan kekerasan, kau bisa ditangkap polisi."
"JIN!!! MISAKI!!! LEPASKAN AKU!!!"
Melihat semua ini dengan wajah datar, Kazune lalu berjalan masuk.
Sojiro mulai mengusap keningnya, Isshiki menggelengkan kepala, sedangkan Futaba masih tertegun melihat apa yang baru saja terjadi.
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+
"Aku tidak tahu apakah aku harus kesana..."
Seorang kurir terlihat ragu didalam mobil bertulisan 'Babel Music', melihat alamat barang yang harus dia antar, dia lalu menggelengkan kepalanya,
'Jadi kurir itu berat...'
Aplikasi nulis Author error... Chapter yang udah Author tulis ilang semua... pengen nangis... enjoy the chaps... TwT)/ ciao~