"Octans, jangan katakan kau masih ...."
"Aku sudah merelakanmu menjadi milik si brengsek itu jika itu yang kau pikirkan menjadi alasanku belum menikah sampai sekarang. Jangan khawatir, aku sudah melapasmu pergi. Hanya saja untuk melupakan perasaan ini ternyata tidak semudah yang aku pikirkan." Mungkin dia memang mengatakannya dengan santai, dia bahkan tertawa sekarang. Namun, aku yang mendengarnya tak bisa menganggap masalah ini sepele, atau menanggapinya sesantai itu.
"Jangan seperti itu. Kalau kau mencari wanita yang mirip denganku apa bedanya itu dengan pelarian? Kau harus menerima pasanganmu apa adanya, Octans. Bukan karena dia mirip denganku karena itu kau memilihnya."
Octans mengembuskan napas pelan, kupikir dia akan tersinggung mendengar ucapanku ini, tapi rupanya tidak karena dia terlihat baik-baik saja. "Iya, aku tahu. Tentu saja aku akan menerimanya jika aku sudah menemukan wanita yang cocok. Hanya saja sekarang aku belum menemukannya."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com