Kakiku mematung, berdiri terdiam dengan tetap menopang berat badan di pinggir jalan, tepatnya di depan sebuah rumah bercat dominan warna kuning pucat. Di depan pintu utama sudah berdiri seorang lelaki berjambang tebal sambil bersandar di daun pintu yang terbuka.
Kustabilkan napas dan menaikkan sedikit posisi tas jinjing yang kubawa di pundak kiri. Bismillah, semoga Habib tidak marah karena aku pergi keluar rumah tanpa ijin. Aku tahu itu dosa, jikalau memang dia marah, aku siap menerima hukumannya.
"Assalamu'alaikum," ucapku pelan sambil menundukkan kepala.
"Wa'alaikumsalam. Dari mana kamu?" tanya Habib langsung to the point.
Belum sempat aku menjawab, umi sudah menyembul dari belakang Habib dan ikut keluar. "El? Dari mana saja kamu? Ngilang seharian tanpa kabar, membuat seisi rumah khawatir," kata umi.
"Maaf, aku pergi tanpa pamit dan sudah membuat kalian semua khawatir," sesalku.
"Ya, sudah. Ayo masuk, kita bicara di dalam saja," putus umi menarik lenganku masuk.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com