Mengingat semua itu membuat Fara semakin merasa kalau dokter di depannya ini memang sudah sangat tidak mengenalinya.
"Fara, kamu kenapa melamun?" terus Nani saat dia melihat Fara.
"Heh … Heh … anu …" merasa kepergok Fara tersipu malu.
"Duh cantik-cantik kebanyakan bengong nih." Ujar Nani melirik pada Adam yang sedari tadi memperhatikan Adam.
"Dokter Adam, gimana?" tanya Nani.
"Hah, apanya Sus yang gimana?" seru Adam terkejut, dia langsung mengerjapkan kedua matanya dibalik kacamata tebal miliknya.
"Duh, kalian ya berdua masih muda sukanya bengong aja."
"Ibu, ayo kita masuk." Ajak Fara.
"Kamu udah nggak sabar mau nengokin bansal ya. Kangen sama mereka semua?" tanya Nani dijawab anggukan Fara dengan menggigit bibirnya.
"Lagian siapa yang kangen sama kamu sih." Goda Nani.
"Bu, apa kabarnya Mbak Dewi, pasien yang …"
"Pasien kanker rahim?"
"Hm …"
"Dia … masih belum ada perubahan. Semakin hari semakin nggak banyak bicara."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com