"Sudah tidak sakit, 'kan?" Raina menepuk pelan jari telunjuk Ameera yang terluka.
"Iya, terimakasih Raina," ujar Ameera dengan senyumnya.
Belum sempat Raina menjawab kalimat Ameera, dia sudah harus mengumpat nyaring karena lampu kafe yang tiba-tiba mati dan membuat seluruh ruangan gelap tanpa cahaya. Benar-benar mati, Ameera bahkan tidak mengetahui penyebabnya.
"Aahhh kenapa mati lampu siihh? Kamu tidak membayar listriknya, ya?" omel Raina yang histeris dengan situasi.
BRUKK!!
Suara nyaring yang kembali mengejutkan Raina. Suara jatuh yang terdengar dua kali.
"Ah apa itu? Ameera, apa kamu juga mendengarnya? Ameera?" Raina meraba tubuh Ameera yang semula duduk di dekatnya, namun kini tubuh itu terjatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri.
Raina menjadi semakin histeris, terlebih di tempat itu dia hanya seorang diri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com