Tok … tok …
"Non, ini Bibi. Nona Agnes makan, ya? Dari kemarin Nona Agnes belum makan."
Suara dari pintu kamar Agnes yang terus memanggil namanya dan memintanya makan sama sekali tak diacuhkan olehnya. Justru sebaliknya, Agnes menutup kedua telinganya dan menyembunyikan wajahnya di balik dua bantal besar. Gadis itu mengira semuanya akan biasa-biasa saja dan bahagia setelah Bagas pergi, tapi ternyata …."
"Non … Nona Agnes." Bibi terus mengetuk pintu kamar dara cantik itu.
"Agnes ga laper, Bi. Agnes masih mengantuk," kilahnya.
"Tapi, Nyonya Abigail tadi menelepon Bibi dan mengancam akan memecat Bibi jika Nona tak makan, tolonglah Bibi, Non …" lirih suara pembantuku.
"Mami semakin lama semakin gila!" umpatku, mau tak mau aku menjatuhkan kakiku ke karpet yang ada di bawah tempat tidurku dan beranjak ke pintu.
"Mana makanannya?" Tanyaku langsung menengadahkan tangan.
"Ini, Nona." Wanita berumur tiga puluh tahun memberikan baki berisi sarapanku. "Mau Bibi suapi, Non?" tawarnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com