Selamat membaca :)
°•°•°
"Tapi aku tetap sayang mereka, Bel." Nasya menjawab sebelum roti di genggaman masuk ke mulut sebagian.
"Iyalah. Kalo kamu nggak sayang, kamu udah ngeyel nggak mau dijodohin." Menyerobot satu bungkus jajanan Leni rasa rumput laut. Sambil membuka bungkus dia meneruskan, "itu aja kamu masih mau nerima, kan?"
"Iya, aku berusaha enggak nolak. Kalau nolak, aku takut mami sedih."
Karena warna langit yang cerah, tiga perempuan itu betah di taman. Makan camilan sambil mengutarakan isi hati. Sekuat mungkin Nasya tersenyum, walaupun hatinya takut, kecewa, dan meneriakkan keadilan.
"Terus kak Al?" tanya Leni yang mendadak berhenti mengunyah keripik kentang rasa sapi panggang. "Gak akan ada hubungan yang lebih serius sama kak Al?" timpalnya. Setia mengamati Nasya. Ada perasaan sedih yang kentara ketika dia bertanya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com