Sudah tidak ada lagi ibu Ririe di ruang guru semenjak hari Sabtu, yang baru lalu. Suasana sempat sepi cuma ada terdengar bisikan-bisikan antar mereka yang membicarakan kepergian ibu Ririe kembali ke kotanya di Semarang.
Belakangan Hasann tahu kalo Ririe telah meminta rekan-rekan gurunya untuk merahasiakan rencana kepulangannya, sampai ia sudah benar-benar ada dirumahnya di Semarang .
Hasann pun sempat mengingat kebaikannya dan kedekatan yang terjalin meski cuma sebentar. Pedih sekali rupanya yang dirasakan Ririe ,sampai harus meninggalkan pekerjaannya disini, pikir Hasann
Waktupun terus berjalan, sampai suatu hari Hasann dihubungi oleh Tati, teman kosnya Ririe dulu.
"Hai Hasann...apa kabar?" tanyanya..."aku mau pindah kerja nih ke Jakarta, bisa kita ketemuan San?" tanya Tati agak manja.
"Ooh... tapi aku lagi ngajar nih, sampai nanti sekitar jam 3 an. Ada apa ya?"
"Kita ngobrol-ngobrol aja San...kan sudah lama kita engga ketemuan juga,sejak Ririe pulang ke Semarang. Kita ketemuan di bakmie Gajah Mada aja yuuk, nanti aku yang traktir kamu?" bujuknya.
Hasann berfikir sebentar sebelum memutuskan.
"Okee deh , jam 4 aja yaa kita ketemuan disana?" kata Hasann yang sedikit penasaran, dan langsung disetujui oleh Tati.
Disana mereka ngobrol banyak dan ternyata dari ceritanya, Hasann tahu bahwa Tati ini menjadi anggauta di salah satu Biro Jodoh. Dan memang suka menjodoh-jodohkan teman-temannya. Haduuh... ada lagi yang macam begini, keluh Hasann dalam hatinya. Menyebalkan !
Cukup lama mereka berdua menghabiskan waktunya disana, tapi sampai detik terakhir pun Hasann tidak menunjukan rasa ketertarikannya dengan Tati.
Sebelum berpisah Tati ngomong sendiri , "Yaaah...kenangan nih, sehari bersama Hasann katanya," sepertinya dia tidak mendapatkan apa-apa darinya.
"Hmmm..." Hasann cuma mendehem kurang paham dengan maksudnya.
"Okee deh San...ini telpon kantor aku yang baru nanti yaa? kamu bisa hubungi aku kalau ke Jakarta lagi, aku traktir kamu lagi nanti hehehe," kata Tati sambil berdiri dan tersenyum.
Setelah mereka bersalaman,merekapun berpisah.
.......
Dikamarnya Hasann pun merenungkan sejenak pertemuan dengan Tati tadi, dan bisa menyimpulkan kalau Tati mungkin suka juga dengan Hasann.
Huuuh ...Hasann pun menghembuskan nafasnya agak kasar.
Malamnya terlihat Alis sedang diruang tamu menghitung uang hasil usahanya hari itu, sambil ditemani segelas sirup dingin rasa jeruk.
"Aaah segarnya...panass sekali seharian ini,"kata Ibunya.
Sambil ikut merapikan uang kertasnya, pa Rahmat menjawab, "Iya sudah satu minggu ini engga turun hujan."
"Saan...bagaimana Nak?...sehat-sehat ya Naaak?! Jangan lupa makan ya San," kata ibunya begitu ia melihat Hasann keluar kamar tidurnya.
"Sehat Bu...Ibu bagaimana?" Hasann balik bertanya sambil merangkul bahu ibunya, "wiiih banyak banget uangnya," kata Hasann sambil tersenyum melihat tumpukan uang dimeja.
"Lumayan ramai hari ini...jawab ibunya, besok pasti banyak nih belanjaannya."
"Hasann bantu bagaimana Bu?" Hasann menawarkan diri.
"Aaah kamu kan sibuk San, harus ngajar, engga usah ! tolak ibunya, biar abang kamu saja.
"Si Yeni tuh San, tetangga kita dulu itu... kamu masih ingat engga? Ibu mau jodohkan kamu sama dia. Nanti ibu ketemukan kamu sama dia yaa?" kata ibunya.
"Aaah engga laah Bu..."jawab Hasann malas.
Ibunya Hasann rupanya memikirkan nasib Hasann yang masih melajang meski umur sudah 29 tahun, mau 30 tahun depan.
Kayak zaman Siti Nurbaya aja, main jodoh-jodohin anak,pikir Hasann.
Engga ada lagi wanita yang dekat dihati Hasann sementara ini, dia fokus mengajar saja. Ada kepikiran untuk kembali berlibur ke Jakarta di akhir minggu seperti dulu.