Apa ini saatnya? Bukankah jika terlalu lama bisa-bisa Ezra akan direbut darinya?
"Ezra, sebenernya gue su—arghhh!" erangnya saat ada bola voli yang tiba-tiba terlempar ke kepalanya. Merusak momen saja, batinnya.
Dari kejauhan, Davira dan Delvin memantau mereka. Lebih tepatnya dari dalam kedai es kelapa. Mereka duduk tepat di samping jendela yang mengarah ke Karina dan Ezra. Seru sekali mengintip mereka dari sini.
"Gimana, Dav? Ada kemajuan?" tanya Delvin penasaran, karena yang memantau adalah Davira karena Delvin memiliki rabun jauh.
"Kepala nya Karina kena bola. Inti nya, ga ada apa-apa, jelas nya."
Delvin tertawa mendengar nya. Teman-teman Davira sangat lucu-lucu. Ada-ada saja kelakuannya.
"Yeah, poor Karina."
"Delvin, lo tau Karina suka sama Ezra?" Padahal, Davira tidak pernah menceritakan hal ini sama sekali kepada Delvin. Tapi cowok itu sangatlah peka, bahkan melebihi kepekaan cewek.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com