"Nay...?!" Panggil Ardhan dari seberang jalan yang berlawanan dengan Anaya. Ardhan pun heran karena Anaya tidak mengindahkan panggilannya.
Ardhan mengikuti langkah Anaya dari belakang. Pelan. Ardhan mengikuti Anaya dengan perlahan. Melihat sepertinya Anaya sedang tak baik-baik saja. Ardhan masih diam saja mengikutinya. Sampai Anaya duduk di sebuah kursi putih yang menghadap keluar rumah sakit.
Ternyata malam ini turun hujan. Menambah dinginnya suasana malam. Anaya mengeratkan jaketnya. Dingin ini, rasanya menusuk hingga ke tulang. Anaya bersandar di kursi putih itu. Memandang hujan dan memejamkan mata. Menghela nafas panjang, merasa seolah bebannya sedikit berkurang dari dadanya setelah bercerita pada Ayahnya.
"Haa...."
"Haaahh...."
Belum Anaya selesai mendesah. Ia mendengar suara yang mengikutinya menghela nafas panjang.
Dilihatnya di samping tempat duduknya, terlihat Ardhan sedang bersedekap dada menghalau dinginnya malam.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com