webnovel

ogi

Setelah acara lomba antar sekolah itu selesai dan alhamdulilah sekolah aku mendapat peringkat ke dua se kota tempat aku tinggal, aku dan teman-teman yang lain se angkatan mulai mempersiapkan diri untuk magang sekolah, aku dan Nia harus terpisah tempat magang nya, karena tempat magang tersebut di tentukan oleh mereka sendiri akan tetapi akj dan Nia tidak memilih satu tempat karena Nia memilih tempat magang nya masih milik keluarganya, itupun hanya bisa untuk satu orang, dan aku tidak sendirian, kebetulan berdua dengan lingga teman satu kelas ku juga. Walaupun satu kelas aku tidak terlalu akrab dengan lingga, lingga cewek yang pintar tapi kalau bergaul sepertinya dia pemilih teman, eitss.. bukan Keisha namanya kalau tidak bisa menaklukkan orang seperti lingga, tidak butuh waktu yang lama bagi ku untuk bisa akrab dengan lingga.

Selama 3 bulan aku harus magang di tempat yang sudah di pilih, magang di perusahaan yang lumayan ternama di kota tersebut dan aku menikmati hari-hari sebagai siswa magang, karena aku memiliki pengalaman yang baru di dunia kerja walaupun statusnya anak magang tapi karyawannya memperlakukan anak magang sama saja dengan teman-teman karyawan yang lain.

Setiap hari aku berkutat dengan software dan hardware, tidak jarang tangan ku cidera karena harus merakit PC.

Jarak tempuh rumah ku dengan tempat magang nya memakan waktu 1 jam, setiap hari aku harus menaiki bus dan harus berjalan sekitar 200meter dari tempat halte bus berhenti. Pergi pagi sekitar jam 7 dan pulang jam 6 sore, aku selalu sampai rumah jam 7 malam. Dan begitu lah selama 3 bulan lamanya.

Hari itu aku memiliki janji dengan Nia untuk pulang bareng karena sudah hampir sebulan tidak bertemu dan jalan bareng.

"Kei aku tunggu di dekat halte ya, isi pesan dari Nia

"Ok. .. tidak membutuhkan lama untuk aku membalas pesan tersebut.

Setelah bertemu dengan nia, kami berniat untuk jalan-jalan dulu ke pasar, pasar tersebut tidak terlalu jauh dari tempat magangnya aku, kalau naik angkutan umum hanya memakan waktu 15 menit. Sebenarnya sih bisa jalan kaki, dan kita berdua memutuskan untuk jalan kaki karena ingin menikmati suasana kota tersebut di sore hari, di dalam perjalanan ponsel Ku berbunyi pertanda ada telepon masuk dan ternyata itu dari bang riko.

" Ini Bang riko nia, ujar ku memasang muka bingung karena tumben-tumbennya bang riko nelfon

" Angkat aja Kei.. mana tau ada perlu, tanpa berfikir lama aku mengangkat telpon tersebut.

" Halo.. Keisha ini bang riko, suara bang riko dari seberang telepon

" Iya.. bang ini keisha, ada apa ya ? Jawab ku

"Lagi dimana kei..? Tanya bang riko lagi,

" Ini aku di pasar bang bareng nia, ada apa ya ? Aku memastikannya lagi

" Kesini bisa nggak kei ? Tanya bang riko dengan nada agak panik

" Ini abang dan kakak kamu berantem, maksud bang riko tersebut adalah bang ogi dan kak Nisa.

" Berantem kenapa bang ? Tanya ku penasaran

" Yang penting kesini dulu, abang tunggu ya. Dan langsung menutup telpon

" Ada apa kei ? Tanya Nia

" Tau ah.. bingung, jawab ku singkat

" Soal bang ogi sama si kak Nisa lagi ? Tanya Nia lagi untuk memastikan,

" Iya nih... Bikin aku ribet aja, bang riko malah nyuruh kita kesana, buat apa coba ?? Jawab ku lagi dengan nada masih kesal.

Selama ini aku berusaha untuk tidak berurusan lagi dengan ogi dan Nisa lagi, karena sudah cukup untuk akh memaafkan kelakuan mereka selama ini, memang rasa dendam itu jauh dari sifat ku sebenarnya, namun walaupun kejadian yang membuat aku sakit hati sudah lama berlalu mau tidak mau kenangan itu masih tersimpan rapat-rapat di dalam pikiran dan hati Ku.

Karena cerita cinta yang di buat oleh ogi adalah pengalaman cinta aku yang pertama, awalnya yang sangat indah dan pada akhirnya aku harus menerima kenyataan pahit dalam kisah cinta, mungkin kalau bukan ogi yang mengajarkan aku tentang indahnya cinta, pasti aku tidak akan pernah tahu kalau cinta itu bisa membuat kecewa.

" Ya udah kita kesana aja dulu, kita cari tahu ada apa sebenarnya kei. Jawab Nia

" Lagian kan kita udah lama juga nggak silaturahmi sama mereka, lanjut nia lagi.

" Ya deh.. kali ini aja ya Nia, pinta ku

" Iya,,, kita bawain apa ya ? Tanya Nia lagi, sambil melihat-lihat sekeliling nya

" Buahan sama gorengan aja gimana kei ? Tanya Nia

" Terserah deh aku nurut aja, seenggaknya buat bang riko aja dulu. Jawab ku yang mulai bersemangat

Setelah selesai membeli yang di perlukan untuk di bawa ke kontrakan nya ogi, aku dan Nia menuju halte bus, jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, tidak membutuhkan waktu yang  lama bus yang ditunggu pun datang. Perjalanan menuju kontrakannya ogi hanya memakan waktu 30 menit, tidak begitu lama untukku dan Nia sampai di kontrakan tersebut. Dan berjalan kira-kira 100 meter dari persimpangan tempat bus itu berhenti menurunkan aku dan Nia.

Sesampai di kontrakan aku hanya mendapati bang riko yang duduk sendirian, terlihat pintu kontrakannya ogi tertutup rapat pertanda tidak ada orang di dalamnya, dan hanya kendaraan bang riko yang terparkir di tempat parkiran tersebut.

" Mana itu orang bang ? Tanya ku dengan nada rada sinis, karena merasa di bohongi oleh makhluk yang sudah membuatnya kesal

" Kok gitu tanya nya kei .. ? Jawab bang riko sambil ketawa karena melihat mimik wajah ku yang rada kesal

" Iya bang mana bang ogi ? Nia juga ikut bertanya

" Duduk dulu dong dek, tawar bang riko dan masih belum mau memberi pernyataan kemana orang yang aku tanya dan nia

Aku dan Nia pun duduk di saung yang di sediakan tepat di pekarangan kontrakan tersebut, kontrakannya nyaman sekali karena lingkungannya hijau penuh dengan tanaman yang membuat sejuk udara di sekitar kontrakan tersebut, suasananya santai sekali dan cocok untuk tempat melepas lelah.

" Ogi dan Nisa barusan pergi 10 menit sebelum kalian sampai disini, bang riko memulai pembicaraan

" Lah.. katanya berantem ? Tanya ku,

" Iya tadi emang berantem hebat, seperti orang mau perang, semua di lempari keluar mulai piring, gelas, sendok sampai pisau. Tau lah Abang kamu yang satu itu gimana, Abang aja diluar sampai takut lihat cara mereka berantem takutnya ntar pada megang pisau.

" Habis itu mereka kemana ? Tanya Nia lanjut

" Nggak tau, sehabis berantem mereka mesra lagi ketawa-ketawa lagi dan kayak nggak habis berantem, tuh.. semua barang yang dilempar keluar tadi Abang kumpulin. Bang riko menunjuk ke arah sudut kontrakan. Ekspresi wajah ku dan Nia pun mulai berubah karena tidak percaya dengan apa yang sudah barusan di lihat dan ceritakan Bang riko. Aku pun tidak pernah tahu dengan sikap ogi yang begitu emosi ke seorang cewek yang sudah di pacarinya bertahun-tahun, aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau dia berada di posisi Nisa,

"ahh... Jangan sampai seperti itu "

Aku menggelengkan kepala tanpa sadar. Menurut ku ogi adalah cowok yang baik dan perhatian sama ceweknya apalagi kalau dia sudah dekat sama cewek itu, baik itu teman, atau yang sudah di anggapnya adik seperti dia ke aku saat ini. Sulit untuk dipercaya kalau ogi bisa Semarah itu kalau tidak ada penyebabnya yang membuat dia kecewa.

" Kalian bawa apaan ? Kebetulan Abang lapar nih, kan kunci kontrakan di bawa sama pasangan aneh itu, ujar bang riko dengan nada sedikit kesal dan sambil mengelus perutnya.

" Oh.. iya sampai lupa bang, ini Nia bawain buah sama gorengan, jawab Nia sambil membukakan bungkusan gorengan yang sudah di bawanya. Dan aku pun masih asyik dalam lamunan ku sendiri

" Woii.. kei,, Nia membuyarkan lamunan ku.

" Ehh.. iya ada apa ?

" Piringnya ngga ada, jawab Nia

" Iya bang piringnya mana ? Tanya ku lagi dan di sambut tawa oleh Nia dan bang riko, merasa ada yang lucu dari mimik wajahnya ku.

" Dek.. dek, piring apaan ? Itu sudah pecah semua di lempari Abang kamu. Cibir bang riko ke arah pecahan piring yang berserakan yang belum di bersihkan.

" Udah gini aja, tapi kurangnya nggak ada kopi atau teh, pintu di kunci.

" Aku beliin keluar gimana bang ? Mau ? Tawar ku

" Emang mau ? Tanya bang riko balik

" Mau lah buat Abang sendiri masa nggak mau, lalu aku beranjak duduk dan langsung menuju ke persimpangan jalan.

Aku pun datang membawakan 2 minuman untuk bang riko dan Nia,

" Untuk kamu mana ? Tanya Nia

" Sudah tadi beli air mineral aja, jawab ku datar

Setelah sekitar 2 jam duduk di saung tersebut dan jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, suara motor terdengar masuk dari arah simpang kontrakan tersebut. Dan ternyata ogi tapi kok dia sendirian Nisa nya mana ? Tanya ku di dalam hati.

" Assalamualaikum, ucapan salam dari ogi yang baru mematikan mesin motornya

" Walaikumssalam, jawab ku serentak dengan Nia dan bang riko.

" Bang, maff ya atas kejadian yang tadi, ujar ogi sambil duduk di sebelahnya aku

" Iya nggak apa-apa udah biasa he he he, jawab bang riko sambil ketawa kecil

" Dek, apa kabar kapan sampainya ? Tanya ogi kepada ku.

" Dua jam yang lalu bang, jawab Nia, dan aku masih terdiam tidak tau apa yang di pikirkan

" Kenapa dek ? Kok diam Abang tanya, lanjut ogi sambil menepuk tangan ku

Dan aku kaget,

" Maff bang lagi melamun, jawab ku

" Kenapa ? Bang riko cerita apa aja tadi ? Tanya ogi.

" Eh.. nggak ada cerita yang aneh-aneh ya bro sama adik lu, jawab bang riko dengan gayanya dia.

" Nggak ada bang, kami cerita soal magang aja kok.

" Oh... Kalau gitu Abang ke dalam dulu ya, mau mandi dan beres-beres, ntar Abang yang anterin pulang. Ok ? Aku hanya manggut-manggut dan tidak bisa menolak tawaran ogi tersebut

" Nia bareng Abang ya pulangnya, goda bang riko ke Nia

" Iya dong, kita nggak mau kalah dong bang sama Adek kakak yang romantis itu ha ha ha ha.... Goda Nia yang mulai ikut-ikutan.

Sembari menunggu ogi, aku membantu bang riko beres-beres kontrakan yang sudah seperti kapal pecah

" Bikin repot aja nih orang, rungut bang riko

" Ushhh... Ntar kedengaran bang sama ogi, jawab ku memperingati

" Habis Abang kamu tuh bikin rusuh aja, udah tau punya cewek yang sensitif  dan cemburuan masih aja cuek sama ceweknya.

" Cemburu kenapa lagi bang ? Tanya ku penasaran

" Tanya sendiri sama Abang kamu,, jawab bang riko sambil berlalu keluar

" Nia, mau balik sekarang ? Ujar bang riko dari luar

" Iya bang, tapi Keisha gimana bang ?ujar Nia dari dalam

" Udah tinggalin aja kan ada Abang nya tuh,,

" Tapi Nia ?? Jawab ku ke pada Nia yang mulai takut di tinggal sendirian

" Ya udah nggak apa-apa deh kamu duluan aja pulang Nia, lagian aku ada yang mau di tanyain sama bang ogi, jawab ku lagi

" Beneran nggak apa-apa kei ? Tanya Nia lagi untuk memastikan

" Aku menjawab dengan senyum khas ku, pertanda aku akan baik-baik aja.

Sudah beberapa menit yang lalu Nia di antar bang riko pulang, sementara aku masih menunggu ogi untuk keluar dari kontrakannya, aku asyik sendiri dengan ponsel ku, tapi hampir setengah jam aku menunggu ogi tapi belum juga menampakkan dirinya,

" Apa dia ketiduran atau ?? Pikiran buruk Ku mulai muncul, karena dia tau ogi orangnya bagaimana dan bisa saja nekad.

Tidak lama kemudian ponselnya aku berbunyi pertanda ada pesan masuk,

" Kei... Maff ya udah nungguin Abang lama, isi pesan tersebut yang membuat aku kesal,

" Cepatan dong bang, keburu malam ini, kok nggak keluar aja sih bang, ngapain harus kirim SMS ? Balas ku

Setelah itu ogi keluar dengan wajah yang tidak beraturan, aku hanya memandanginya dengan heran, sementara itu ogi berjalan menuju saung dimana aku menunggu dirinya setengah jam yang lalu.

" Yuk pulang, ujar ogi ke aku tanpa menyadari kesalahannya yang membuat ku menunggu

Lalu aku beranjak dari tempat duduk.

" Biar aku aja pulang sendirian bang, ujar ku sambil berlalu meninggalkan ogi yang menuju mengambil sepeda motornya yang terparkir

" Tapi kei.. biar Abang yang antar, aku tidak menghiraukan ogi

" Stop Keisha... Nada suara ogi mulai meninggi setengah berteriak.

Aku lalu menghentikan langkahnya.

" Udah cukup kei, giniin Abang, ujar ogi

Dan aku langsung membalikkan badan, lalu berjalan lagi ke arah ogi

" Giniin Abang ? Maksudnya apa bang ? Aku punya salah apa sama abang ? Tanya ku sekaligus

" Kak Nisa masih suka cemburu sama kamu dek, jadi Abang bingung harus gimana ? Dia minta Abang untuk tidak lagi berhubungan sama kamu, tapi yg lebih bingungnya lagi dia dulu yang memutuskan kalau kamu tetap menjadi Adek kita. Dan sekarang apa coba marah-marah nggak jelas masih bahas tentang kamu dek, Abang nggak bisa harus jauh juga dari kamu karena Abang udah sayang, kamu udah Abang anggap seperti Adek Abang sendiri.

Begitu panjang lebar ogi menjelaskan apa yang membuat dia kalut hari itu,

" Jadi kalian berantem lagi gara-gara aku bang ? Tanya ku lagi

" Ya udah, gampang aja kok bang. Aku bisa kok jauhin Abang dan nggak bakal muncul lagi di hadapan kalian, lagian kita juga nggak setiap hari ketemu bang ngpain juga kakak tuh harus curiga lagi sama abang.

" Tapi dek,,, ucapan ogi terhenti

" Tapi kenapa ? Jalan satu-satunya emang harus seperti itu bang.

" Abang nggak bisa jauh juga sama kamu dek ? Abang tau siapa kamu dek.

Memang benar apa yang di khawatir kan ogi terhadap aku sangat lah beralasan, karena ogi tau aku orangnya sangat rapuh dalam hal perasaan dan masih sangat polos dengan persoalan asmara, karena ogi merasa sangat bertanggung jawab terhadap ku. Ogi tau banyak tentang aku setelah mereka mengakhiri hubungannya dan memutuskan untuk menjadi adik kakak, aku selalu menangis di kala dia di sakiti oleh seseorang dan ogi juga tau cerita aku dan Rei. Kalau lagi sakit orang yang di cari terlebih dahulu adalah ogi. Ogi menjadi penyelamat ku, di kala sakit aku kambuh. Ogi yang selalu mewanti-wanti ke Nia untuk cepat memberitahu dia kalau terjadi apa-apa dengan adik kesayangannya ini. Itu lah alasannya ogi untuk tidak bisa jauh dari ku, walaupun sebenarnya di hati ogi masih ada tempat untuk Keisha di hatinya. Akan tetapi ogi tidak mau aku tersakiti lebih dalam lagi.

Di malam itu mereka berdua menghabiskan sedikit air matanya untuk mencurahkan perasaan mereka masing-masing dengan masalah yang membuat mereka tidak sanggup untuk di hadapinya, di sisi lain aku ingin lepas dari genggamannya ogi walaupun dia hanya mengganggap ogi adalah kakak, di sisi lain ogi adalah dia tidak tau harus memilih siapa karena dia sayang kepada  kedua perempuan yang sudah mengisi hatinya. Dan dia tertekan dengan sikap pacarnya yang terlalu berlebihan terhadap aku yang sudah terlebih dahulu mengalah dan dengan besar hati ku meminta ogi untuk tetap bersama Nisa, ogi melihat betapa tulusnya sayang aku ke dia, dan ogi tau akan hal itu. Tapi untuk kembali ke aku, ada hal yang menghalang dan tidak bisa untuk ogi memindahkan penghalang tersebut.

Dan ogi percaya suatu saat aku pasti mendapat kan orang yang pas untuk menjaganya.

Malam itu aku melihat ketulusan sayangnya ogi terhadap diriku, aku melihat dari cara ogi menatap mataku, baru hari itu aku melihat ogi mengeluarkan air matanya untuk orang seperti diriku. Aku sadar ketulusan yang ogi berikan tidak lebih dari ketulusan seorang kakak ke adiknya, ogi mungkin tidak mau kehilangan adiknya yang sangat dia sayangi dan aku menyadari itu.

Dan Malam itu mereka akhiri dengan senyuman yang mengembang di bibir keduanya dan memutuskan untuk menjaga jarak demi kelangsungan hubungan ogi dan nisa.

Sesampai dirumah aku memutuskan untuk menghapus nomor telpon ogi dan membuang semua pikiran tentang ogi.

Maff agak lebay sedikit ya.. abaikan typo_nya