webnovel

anak baru "esty"

Perihal Rei, aku masih belum bisa move on dari cowok tersebut walaupun sudah berbulan-bulan kita mengakhiri hubungan ini, Bahkan sekarang Rei lagi akrab dengan teman sekelas aku yang namanya Esty. Bagi ku Esty adalah murid yang baru pindah dari luar kota. Awalnya Esty cukup akrab dengan aku awal-awal dia masuk ke sekolahan Ku, bahkan keluarga Esty sangat mempercayai  aku untuk bisa berteman dengan baik, bahkan keluarganya meminta aku untuk menjaga Esty di sekolah.

" Aduh Tante.. emang kita ajudan keponakannya Tante ? Rungut Nia

" Ushhh...nggak baik, jawab ku sambil tersenyum ke arah tantenya Esty.

" Boleh minta no Keisha ? Biar Tante bisa hubungi Keisha. lanjut Tante tersebut sambil mengulurkan ponsel nya kepadanku

" Boleh, Tan.. Keisha memasukan no nya ke ponsel Tante tersebut.

"Makasih ya..Tante pulang dulu.

Setelah beberapa Minggu aku mempunyai teman baru dan selalu pulang bareng, Nia kemanakah dia ? Ya.. Nia sibuk dengan pacar barunya yaitu kakak kelas yang sudah lumayan lama di incar oleh Nia, tapi Nia nggak seagresif apa yang kalian pikirkan, karena Nia tau aturan bagaimana cara menggaet cowok idamannya tanpa harus mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu, hanya sesekali Nia dan aku pulang bareng. Bukan berarti hubungan persahabatan kami berakhir begitu saja hanya karena Nia sudah punya cowok.

Aku juga cukup akrab dengan pacar nya nia. Karena juga sering jalan bareng dengan kakak kelas yang lainnya.

Selama berminggu-minggu itulah aku menjadi bodyguard nya Esty, kalau sudah waktunya jam sekolah bubar ponsel aku berdering. Yapp... siapa lagi kalau bukan tantenya Esty, nanyain aku sudah pulang, bareng Esty nggak ? Jangan lupa ya estynya di ingatin ya, kalau pulau harus bareng Keisha terus ya. Bla..bla..bla..begitulah setiap hari dan liburnya hanya di hari libur sekolah aku nggak di ingetin sama tantenya Esty.

" Tuh.. kan apa aku bilang, jadi kek bodyguard anak baru itu kan? Ledek Nia sambil memonyongkan bibirnya yang kurang mengenakkan itu.

'' HM.. iya, aku juga ngerasa gitu akhir-akhir ini. Keluh ku mulai menyadari apa yang sudah di lakukan beberapa Minggu belakangan ini.

Sementara Esty yang sepertinya santai gitu dan tidak merasa bersalah karena sudah membuat repot aku.

Kejadian tersebut tidak berlangsung lama karena aku memilih untuk mengganti no ponsel.

" Maffin..aku ya Tan..bukanya Keisha nggak mau bantu tapi keponakannya Tante nggak anak kecil lagi yang harus di awasi kemana perginya karena dia punya privasi sendiri. Gumam ku di dalam hati karena merasa bersalah sedikit.

Oh..iya, Masalah Nia yang sudah beberapa kali ganti pacar dan mengalahkan aku sahabat nya yang masih stay aja hatinya untuk Rei, yaa.. Nia sudah berpacaran dengan bang Ronal, kakak kelas dengan wajahnya yang tampan, kulitnya putih dan selalu tersenyum di kala bertemu aku, pokoknya pacar yang sangat sempurna untuk cewek seperti Nia.

Aku kenapa tidak cari cowok seperti bang Ronal aja sih ? Aku seolah-olah merutuki diriku sendiri, Menurut ku tipe seperti bang Ronal cukup aku anggap sebagai kakak, karena menurut ku bang Ronal orangnya sangat cocok untuk di jadikan pelindung, dikala hatiku sakit bang Ronal siap untuk menghibur. Nia pun tahu akan hal itu.

Aku tidak hanya punya bang Ronal tapi masih ada lagi bang Johan yang juga aku anggap seperti kakak.

Sementara hubungan Esty dan Rei makin hari makin lengket, kemana-mana selalu berdua dan tidak jarang juga Rei menjemput Esty ke dalam kelas sekedar hanya ke kantin bareng dan itu selalu di saksikan oleh aku dan nia.

" Lebay banget itu si Rei pakai jemput cewek itu segala. Uhh..cibir Nia.

Dan aku hanya terdiam sambil membereskan buku.

" Kei..kamu nggak apa-apa ? tanya Nia yang mulai prihatin dengan Ku

" Nggak apa-apa kok, aku happy. Jawab ku yang harus memaksa tersenyum agar Nia percaya kalau aku baik-baik aja.

" Makan yuk,,lapar aku kei. Rengek nia.

" Tapi makan di kantin luar aja ya, lanjut Nia.

''eh. ..tapi bang Ronal dan bang Johan kan nungguin kita di kantin belakang. Ujar aku lagi

" Udah aku SMS bang Ronal untuk ke kantin depan. Ujar Nia lagi

Pada suatu hari Rei membuat aku menangis untuk kesekian kalinya. Dan hati ku terasa perih tidak tau harus melampiaskan kekesalan hari itu kepada siapa. Rei dan Esty sengaja gabung dengan teman-teman yang ada di kelas ku, hari itu menurut pandangan orang yang kontra dengan Rei, menilai rei sengaja untuk memanas-manasin aku.

Air mata pun makin berseluncuran keluar tanpa henti-hentinya, membuat pipi aku basah dan menghilangkan wajah ku yang menurut orang lembut dan murah senyum. Aku memilih untuk memalingkan wajah ku ke arah Rei dan Esty yang lagi asyik bercanda gurau di depan kelasnya.

" Nia.. Keisha kenapa ? Tanya Rifky teman sekelasnya aku dan Nia

" Ushhh..diam, Nia sambil mensejajarkan telunjuknya di depan mulutnya pertanda menyuruh Rifky untuk tidak bertanya lagi.

" Keisha... Kenapa dek ? Tanya bang Ronal yang tiba-tiba datang ke kelas

Akan tetapi semua bujukan yang diberikan oleh teman-teman ku yang lain tidak membuat hati Ku membaik hari itu juga.

" Udah, jangan dipikirkan lagi yang sudah berlalu itu sudah lah, lanjut bang Ronal yang selalu membujuk ku tanpa henti-hentinya.

" Bang aku nggak butuh hatinya Rei lagi kok, jawab ku sedikit tertahan

" Ya.. kalau sudah nggak mengharap balikan lagi sama dia nggak usah gini kamu dong dek, capek-capekin kamu aja dan sayang loh air matanya ke buang karena hal yang nggak penting, lanjut bang Ronal yang selalu menghibur ku.

" Tapi.. jangan giniin Keisha di depan mata Keisha sendiri, itu si Esty anak yang nggak tau malu, sama saja dua-duanya nggak punya hati kalau mau pacaran silakan jangan di depan aku.

Setelah kejadian hari itu aku mulai berpikir karena apa yang di lakukan selama ini adalah hal yang sangat bodoh, bodoh sekali manangisi orang yang sudah tidak peduli lagi dengan perasaan aku, yang selalu mengharapkan hubungan ini bakal balik lagi seperti semula dan semua itu sia-sia tidak ada hasilnya. Bahkan setelah kejadian itu Rei sudah tidak dekat lagi dengan Esty. Dan aku mendapat kabar kalau Rei sudah memiliki kekasih baru. Kabar tersebut aku mendapatkan informasinya dari kak Tiwi, kak Tiwi yang masih sering ketemu Rei di tempat kerjanya kak Tiwi.

Anehnya lagi Rei masih mendengarkan kabar baik dari aku melalui kak Tiwi, walaupun hanya sekedar tanya apa kabar Keisha kak ? Dan lain-lain. Sepulang kerja kak Tiwi selalu bercerita ke padaku bahwa Rei masih menanyakan keadaan ku.

" Rei.. masih nanyain kamu dek, kak Tiwi memulai membuka pembicaraan malam itu

" Nanyain apa kak ? Jawab ku dengan nada datar dan tidak terlalu bersemangat.

" Kabar kamu, dan dia juga nanya kamu pacaran sama siapa ya..pokoknya banyak lah, kakak bilang aja kamu sudah punya cowok. Lanjut kak Tiwi

" Wah..gitu dong kak panas-panasin aja dia kak, jawab Ku sekenanya

" Tapi hari itu kakak lihat dia bareng cewek, HM...sambil memainkan ponselnya tanpa melihat mimik wajah ku setelah mendengar cerita kak Tiwi tersebut.

" Bodoh ahh.. mau dia punya cewek baru ataupun mau langsung nikah terserah dia kak nggak peduli juga, lanjut ku sambil merebahkan badan di atas kasur

Tidak hanya sampai di hari itu saja permasalahan aku dan Rei masih berlanjut di sekolah, Rei yang selalu membuat aku harus bertemu dia dan bekerja sama, beberapa bulan lagi sekolah mereka bakalan mengikuti lomba antar sekolah. Dan yang masuk lomba adalah dari jurusannya Rei, dan aku harus siap menjadi panitia yang ditunjuk oleh sekolah ku, mau tidak mau aku harus menerima tanggung jawab tersebut, lagi-lagi harus bertemu Rei lagi. Rungut ku pada hari itu.