webnovel

Apa yang Kamu Lakukan di Sini Tengah Malam Begini?

Editor: Wave Literature

Setelah berenang beberapa putaran, rasa tidak nyaman itu akhirnya mereda.

Sintia mengapung telentang dengan nyaman di kolam renang sambil menatap langit-langit kolam.

Kolam renang ini benar-benar dibangun dengan sepenuh hati. Terlihat seperti putri duyung yang cantik dari luar, desain interiornya juga penuh dengan nuansa romantis layaknya hari valentine yang disukai semua wanita. Kolam renang di lantai dua ini lima kali lipat lebih besar daripada kolam renang pada umumnya, jadi sangat menyenangkan untuk berenang di sini.

Yang paling menakjubkan adalah langit-langit berbintang di atas kolam renang.

Entah teknologi canggih macam apa yang mereka gunakan sehingga bisa membuat langit-langit di atas memancarkan kilauan bintang yang sangat romantis, seperti langit malam yang sesungguhnya.

Di bawah langit-langit kolam, terdapat dua putri duyung dua dimensi yang duduk di atas batu di tepi pantai tengah menyisir rambutnya dengan tangan.

Tidak heran para pelayan mengatakan jika Julian Yazeed menyukai Yana Xila, si dewi aset nasional. Dia bahkan bersusah payah untuk membangun kolam renang untuk wanita itu. 'Bukankah selera pria brengsek itu terlalu buruk?'

Tammy Zega baru pulang tengah malam dia pun ingin berenang di kolam. 'Lagi pula, kolam renang yang di bangun oleh Kak Julian juga kosong….'

Ketika Sintia mendengar suara langkah kaki, Tammy sudah sampai di lantai dua.

Tammy yang agak mabuk karena pengaruh alkohol pun menendang pintu kolam renang.

'Brakk" 

Terdengar suara gebrakan keras.

Sintia terlonjak kaget.

Siapa yang mengira bahwa ada seseorang yang akan berenang di tengah malam sepertinya?

Karena panik otaknya tidak bisa berpikir jernih sama sekali. Diikuti suara percikan air, akhirnya ia terjun ke ke dalam air.

Ekor putri duyungnya yang indah tampak menyerap esensi ribuan warna di bawah cahaya bintang dan bulan di langit-langit malam, memancarkan kilau seperti mutiara yang memantul indah di udara.

"Brengsek!"

Tammy membeku!

Di sedang berbicara dengan Cikal Judith di telepon. Mendengarnya mengumpat, Cikal pun marah dan balas mengumpatinya, "Brengsek pantatmu! Bukankah aku sudah memanggil sopir pengganti untukmu? Kamu pulang dengan selamat, kan?"

Tammy tertegun sesaat sebelum melompat dengan penuh semangat, "Aku tidak mengumpatimu! Sial! Kawan, aku melihat putri duyung!"

"Apa kamu melihat Yana Xila?"

"Tidak. Putri duyung yang ini lebih cantik dari Yana Xila. Sial, warnanya unik sekali. Aku tidak tahu bagaimana cara menggambarkannya. Sangat cantik, aaaaaaaa. Kawan, akhirnya aku jatuh cinta!"

Tammy tidak sabar untuk langsung terjun ke dalam air, tapi sebelum dia melakukannya, sebuah suara rendah dan penuh wibawa lebih dulu terdengar dari arah belakangnya, "Apa yang kamu lakukan di sini tengah malam begini?"

Tammy terdiam lalu menoleh ke belakang, "Kak Julian?"

"Hm."

Julian datang dengan memakai setelan piyama. Dia menaiki tangga dengan langkah pelan.

Tammy sudah tidak sabar untuk berlari mendekati putri duyung yang membuat jantungnya berdebar. Dia ingin mendesak Julian untuk berjalan lebih cepat, tapi dia tidak punya keberanian untuk melakukan itu. Akhirnya, dia hanya bisa bicara dengan harap-harap cemas, "Kak Julian, kenapa kamu masih belum tidur?"

Julian tidak menjawabnya dan justru balik bertanya, "Kamu bau alkohol. Kamu pergi ke mana lagi?"

"Cikal ingin melamar kekasihnya, jadi dia mengajakku minum bersamanya kemudian membantunya mencari ide."

Panggilan Tammy masih terhubung. Saat mendengar Tammy mengkambing hitamkan dirinya, Cikal langsung marah dan berteriak di telepon, "Tammy bajingan. Jelas-jelas kamu yang bilang jika reputasi pimpinan keluarga Lewis--Cello telah jatuh dan kehilangan pamornya. Oleh karena itu, kamu bersikeras menyeretku ke bar untuk menonton keseruan itu. Kamu bahkan mengatakan akan membayarnya dan membuatnya merendahkan dirinya dengan menjadikannya sebagai bawahanmu. Itu sebabnya aku pergi ke bar bersamamu sampai tengah malam."