Fania mengangguk mendengar ucapan Naya, dengan lembut ia mengelus pipi putih milik menantunya ini. "Jangan tinggalkan Seno, dan mamamu ini, ya, Naya. Tetaplah bersama kami di sini, selamanya." pinta Fania dengan sangat.
Naya tersenyum, "In syaa Allah, ma. Tapi bagaimana dengan Clara? Eyang pasti tidak akan setuju dengan adanya Naya di sini," hatinya sedikit mengungkapkan keraguannya. Dengan cepat Fania menggeleng, "Tidak, Naya. Eyang pasti akan sangat setuju, kita sedang berjuang. Kamu pun harus tetap sabar dan janji jangan tinggalin mama, ya." pintanya lagi. Naya pun merasa terharu, ia langsung memeluk Fania dengan erat.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com