Seno mengernyit, ini yang ditunggu-tunggu olehnya. Ia sangat menunggu Naya membuka mulutnya untuk membahas permasalahan rumah tangganya. Perlahan Seno melepaskan dekapannya dan menggenggam lembut lengan Naya sambil menatap kedua matanya.
"Istriku, aku benar-benar tidak mencintai siapapun kecuali dirimu. Bianca hanyalah rekan kerjaku, dan itu dulu." ungkap Seno. Tidak cukup sampai di sana, Seno pun melirik ke bawah, tatapannya tepat di perut Naya. "Anakku, Dady tidak sedang berbohong. Dady benar-benar mencintai bundamu, jadi mulai sekarang kamu tidak boleh membiarkan Dady, ya. Tolong sampaikan kepada bundamu juga, jika Dady gak bisa dicuekin gitu aja, Dady rindu perhatiannya. Katanya bunda mau terus mempertahankan pernikahannya dengan Dady meski dalam keadaan apapun, tapi sekarang buktinya bunda malah kabur dan membawamu pergi dari dekapan Dady." ucapnya sambil mengelus perut Naya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com